Minggu, 27 April 2014

Hidup Itu Ujian

Hidup ini adalah ujian.
Di dalam surat al Mulk tertulis bahwa Allah menciptakan mati dan hidup untuk menguji manusia siapa yang paling baik amalnya.

Musti disadari bahwa setiap peristiwa dalam hidup ini merupakan ujian dari Allah yang berarti bahwa dibalik semua peristiwa itu ada Allah sebagai penggeraknya. Tidak ada yang salah secuilpun dari peristiwa yang terjadi, semua terjadi menurut ukuranNya yang Maha Adil dan Bijaksana. Manusia diperintahkan untuk bisa menghadapinya dengan sikap terbaik.

Jadi, ketika kalian merasa amat jengkel atau marah pada seseorang,  sadarilah bahwa orang itu sebenarnya sedang menjalankan perannya yang digerakkan oleh Allah.  Terima dengan ikhlas dan jangan salahkan dia , tapi hadapi dengan sikap terbaik, yaitu memaafkan hingga ke relung hati (di hati tidak ada rasa jengkel/marah) dan tetap menjaga kasih sayang.  Niscaya Allah bukakan pemahaman yang indah akan segala yang terjadi yang nilainya amat tinggi.

Di dalam al quran juga tertulis di banyak surat, bahwa ujian itu datang dari :
- orang-orang terdekat :  anak, pasangan hidup, orang tua, kerabat , karyawan, teman dll
- harta benda
- segala sesuatu yang kita cintai selain Allah

Target ujiannya adalah membuat kita lalai dari Allah, dari mengingatNya, dari aturanNya , dari perintah dan laranganNya.

Coba menyelam ke dalam diri sendiri lalu temukan apa dan siapa saja yang amat kita cintai, apakah semua itu telah  melalaikan kita dari Allah ? dari aturanNya dan dari perintahNya ?

Allah menguji kita dengan sesuatu yang kita cintai dan tanpa sadar kita telah melanggar aturanNya. Misalnya kecintaan anda akan mobil.  Suatu hari balita anda menggoreskan mainannya hingga cat mobil mengelupas, lalu anda memarahinya habis-habisan.  Saat inilah anda sedang tidak lulus ujian, anda telah lalai dari perintahNya untuk menahan amarah, apalagi yang dimarahi seorang balita yang belum mengerti , yang mustinya diajari dengan kasih sayang.  Apakah mobil lebih berarti bagi anda dibanding mengajari balita anda berlaku lembut penuh kasih sayang ? apakah mobil lebih berarti bagi anda dibanding perintah Allah ?

Pernah juga aku lihat dua orang bersitegang gara-gara mobilnya terserempet mobil lain hingga penyok dan yang menyerempet tidak merasa bersalah, malah menuduh balik.  Padahal Allah melarang  bertengkar apalagi sampai berkelahi.  Syetan sudah berada disini, mengadu domba, sedang manusia merasa telah membela kebenaran.

Kecintaan yang berlebihan akan sesuatu selain Allah, telah menipu kita sedemikian halusnya.  Ambillah contoh kecintaan  pada binatang peliharaan, kucing.  Suatu hari ibu anda  memberi makan kucing dengan ikan asin, padahal biasanya diberi makan dengan makanan pabrikan khusus untuk kucing.  Akibatnya kucing anda mencret dan anda begitu jengkel dan marah kepada ibu anda.  Inipun termasuk lalai dari mengingat Allah, dari ajaran Allah bahwa seorang anak musti menempatkan seorang ibu dibawah Allah dan rasulNya.  Sungguh tidak layak memelihara kejengkelan hati dan kemarahan pada seorang ibu yang telah mengandung dan merawat, dan mendoakan anda siang dan malam untuk kesuksesan putra putrinya.  Seekor kucing hanyalah alat Allah untuk menguji anda, dan anda tidak menyadarinya, dan anda lebih nyaman menimpakan kesalahan pada orang lain (ibu anda), padahal sumber masalahnya ada di hati anda berupa kecintaan  yang berlebihan akan sesuatu selain Allah.

 Setiap detik kehidupan ini mengandung ujian, menyikapinya adalah dengan sikap terbaik dan mencari 'bocoran' jawabannya di dalam al quran.  Jadi musti tiap hari membaca al quran berikut terjemahannya , disitulah tersedia kunci jawaban dari segala ujian yang kita hadapi setiap detiknya.

Kunci jawabannya bisa ikhlas, sabar, takwa, tawakal, menahan marah, memaafkan,  bersedekah, berlapang dada, tidak sedih dengan apa yang mereka ucapkan, berkasih sayang, dll dll.

Sikap kita terhadap  semua yang kita cintai di dunia ini adalah membawanya kepada Allah, kepada ridha Allah dan ampunanNya.  Semua kita ajak bergerak ke satu tujuan, Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar