Kamis, 10 April 2014

Mengelola Sakit Dengan Perbuatan baik

Biasanya, kalau lagi sakit begini, suamiku akan bilang ; "Pikirannya itu loh disetting".  Maksudnya, aku disuruh berpikir sehat, biar tubuhpun ikutan sehat mengikuti pikiran.  Dengan kata lain dia bilang, pikiranmu itu lebih kuat daripada jazadmu.

Kadang dia bilang begini :"Coba dialihkan dengan berbuat baik". Dan biasanya pula aku menurut.  Sampai akupun sering bilang kepada pembacaku yang sakit berat untuk mengalihkan perhatian kepada perbuatan baik sebanyak banyaknya.  Dan memang resep suamiku ini dia buktikan pada dirinya sendiri yang jarang sekali sakit.

Tapi untuk sakitku kali ini, aku dibiarkannya saja semauku sendiri, sudah dua malam aku tidak nyenyak tidur gara gara pusing dan hidung mampet, badan meriang gak karuan, tubuhku hangat dan paginya mimisan.  Akupun tersadar untuk mencoba sembuh dengan metoda suamiku, mengalihkan perhatian dan berbuat baik sebanyaknya.

Kemarin pagi ceritanya badanku masih oleng dipakai jalan, tapi ngotot ikut suamiku ke kebun.  Aku berniat mengelola pikiranku dengan rasa gembira dan berbuat baik sebanyaknya di hari itu.

2 jam perjalanan ke kebun, beberapa kali berhenti untuk makan, membeli makanan ikan dan ketika berhenti di sebuah selep beras untuk  membeli 3 karung beras untuk dibagi-bagi, aku tersadar betapa Allah telah memberi kami percepatan rejeki yang luar biasa.

Saat masa-masa sulit dulu, aku berusaha 'menjimpit' beras satu plastik kemasan 5 kg sehari, aku beli di toko sebelah butik, aku membeli setiap hari 1 plastik, aku kumpulkan untuk dibagi-bagi kepada yang membutuhkan.  Aku bertahan dengan kebiasaan itu dalam keadaan lapang atau sempit.  Saat dalam kesempitan, pikiran memang harus disetting tanpa rasa khawatir sama sekali, murni karena Allah.

Sampai sekarang kebiasaan itu masih aku lakukan, tapi rupanya Allah memberiku percepatan rejeki yang tidak aku sadari.  Buktinya, sekarang aku bisa membeli beras bukan cuma 5 kg sehari, hari ini malah bisa membeli 3 karung beras (75 kg) dan hal seperti ini sering sekali kami lakukan. Itu berarti uang yang sedang beredar di tanganku ini lebih banyak saja dari hari ke hari.

Aku yakin, hikmah dari berbagi beras bukan cuma dalam hal keuangan melainkan juga  rumah tangga yang bahagia, kemudahan dalam setiap kesulitan, dan banyak nikmat Allah yang tidak terhitung.

Akan halnya sakitku itu, aku ajak tubuhku berbuat baik dengan ngajarin mbak Yayuk bikin pola rok sampai praktek motong roknya, setelahnya aku jalan - jalan  mengitari kebun sampai berkeringat.  Pulangnya tubuhku lebih ringan, sudah bisa murottal lagi padahal pas berangkat tadi lebih banyak diam dan menggigil kedinginan.  Nafsu makanku mulai ada lagi, kami mampir ke warteg bebek lalapan dan makanku lahap sekali padahal tadi siang gak enak makan.

Sebelum tidur, aku minum madu sambil berdoa mohon diberi sembuh oleh Allah, karena hanya Allahlah penyembuh.

Ini merupakan salah satu cara cerdas dalam menyelesaikan sakit, dengan mengalihkan perhatian dan berbuat baik sambil dalam hati yakin bahwa Allahlah penyembuh.

Mungkin ada yang bertanya dalam hati ;" Kan sakitnya mbak Indah cuma flu ? Kalau sakitnya parah ?".

Aku punya teman yang sakit kanker, dan dia berburu perbuatan baik karena merasa usianya tidak lama lagi, makanya di sisa usianya dia ingin bermanfaat buat orang banyak.  Beliau malah sembuh hingga sekarang dan tetap aktif dengan proyek proyek kebaikannya.  Beliau adalah mbak Andri yang sering aku ceritakan.   
Ada yang tertarik melakukan 'jimpitan' beras juga sepertiku ? Berikut ini tips dariku :

- niatnya musti murni karena menjalankan perintah Allah di al quran untuk memberi makan fakir miskin
- lakukan di atas kemampuan, misalnya gini, kemampuan menjimpitnya 1/4 kg sehari, maka sisihkan di atas 1/4 kg sehari, boleh 1/2 kg sehari , sisihkan dan kumpulkan sampai dirasa mencukupi untuk dibagi.
- lakukan tanpa rasa khawatir, yakinlah bahwa Allahlah yang akan mencukupi kita.
- saat sedang menerima rejeki lebih, lebihkan juga jimpitannya.
- usahakan jumlah jimpitan meningkat pelan-pelan tapi pasti dan lakukan dengan konsisten
- nikmati aktifitas jimpit menjimpit ini dengan rasa syukur dan bahagia, bahagia bisa melaksanakan perintah Allah dan bahagia karena  bisa berbagi dengan orang-orang papa.


2 komentar:

  1. siip... baru sekali bulan kemarin.. kmd terkoneksi ke tulisan mbk indah bulan ini... jd makin ingin...

    syukron...

    BalasHapus
    Balasan
    1. pas banget dong ya mbak sari ... alhamdulillah

      Hapus