Sehubungan dengan tulisanku kemarin Mengelola Sakit Dengan Menjimpit ada beberapa pertanyaan ditujukan padaku, yang coba aku jawab disini.
Oh , sebelumnya aku mau jujur saja tulisan itu aku tulis masih dalam keadaan pusing dan mbeler, tulisannya jadi ikutan pusing, temanya jadi campur aduk antara memenage sakit dan membuat jimpitan beras ..... ..... hehehe. Tapi justru saat dalam keadaan pusing itulah aku bisa menemukan hal yang tak kusadari berlaku pada diriku, bahwa Allah memberiku keberkahan dan percepatan rejeki sejak rajin menjimpit beras.
Jimpitan beras itu adalah istilah bahasa Jawa, yang maksudnya menyisihkan sedikit beras yang diambil dari beras yang mau kita masak hari itu, mungkin segenggam dua genggam. Itu pengertian aslinya.

Tapi pertama menjimpit beras aku menjimpitnya langsung 5 kg sehari, mestinya istilahnya mencomot yaaa .... Tapi aku tetap mengistilahkannya dengan menjimpit saja, biar tetap imyut .....hehehe.
Berikut ini beberapa pertanyaan yang masuk ke meja redaksi :
DIBAGIKAN KEMANA ?
Simak ayat-ayat ini :
1. QS. Al-Baqarah [2] : ayat 177
[2:177] Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah
timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan
itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat;
dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan
orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka
itulah orang-orang yang bertakwa.
2. QS. Al-Anfaal (Al-Anfal) [8] : ayat 41
[8:41] Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang
dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima
untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin
dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami
turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari
bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
3. QS. At-Taubah [9] : ayat 60
[9:60] Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah
untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat,
para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang
sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
4. QS. Al-Israa' (Al-Isra') [17] : ayat 26
[17:26] Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga
yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam
perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros.
BERAPA KG PER ORANG ?
Tidak ada patokan di dalam al quran dan hadist dalam jumlah memberi, tapi kalau merujuk pada zakat fitrah, 2,5 kg per orang sudah layak. Atau melihat kondisi mereka dan berdasarkan kira-kira.
Kalau aku membaginya 5 kg/ KK , dan untuk orang yang tidak mampu sekali misalnya orang-orang tua yang tidak bisa bekerja , aku tambahkan dengan uang belanja. Kadangkala aku tambahkan juga dengan mie, kecap, minyak goreng.
MENGAPA MBAK INDAH MENGANJURKAN LEBIH DARI KEMAMPUAN ?
Ini pertanyaan susah dijawab, soalnya jawabannya ada di relung hati , susah menerjemahkannya.
Begini sahabat, ceritanya dulu pas aku mencanangkan menjimpit 5 kg sehari itu, sebenarnya secara itung itungan matematis, pendapatanku tidak mencukupi untuk itu, tapi kulakukan saja tanpa merasa khawatir.
Terlalu banyak orang yang membutuhkan sehingga mendorongku melakukannya, jadi awalnya niat karena Allah dan dengan berlandaskan kasih sayang ke banyak orang. Allahlah yang akan mencukupi aku sekeluarga, itu sudah menjadi keyakinan. Inilah prinsip bismillah yang sering aku bilang.
Jadi mengapa aku menganjurkan lebih dari kemampuan ? karena Allahlah yang akan melebihkan kemampuanmu sahabat !!!
UNTUK PEGAWAI DENGAN GAJI TETAP APA BISA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ?
Seorang pegawai dengan pendapatan yang sama setiap bulannya, tentu yang disisihkan juga sama jumlahnya, kalau ditingkatkan , berarti mengganggu pos pengeluaran yang lain. Bagaimana solusinya?
Tata mind setnya dulu, dimanapun kalian bekerja, di pemerintah atau swasta, atau bekerja sendiripun, dalam hati musti bekerja kepada Allah. Allahlah pimpinan tertinggi dimanapun kita berada, dan Allahlah yang menggaji kalian walau secara lahiriahnya kalian digaji oleh pemerintah atau boss kalian.
Bekerja kepada Allah, membuka cakrawala pandang kita, karena Allah Maha kuasa memberi pendapatan lebih dengan caraNya. Jadi ..... Allahlah yang akan memampukanmu sahabat !!!
Ada pertanyaan lain ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar