Rabu, 10 Oktober 2012

Pernah Tersandung Batu?

Aku sudah kembali ke rumah setelah memberi pelatihan Desain Batik di desa Banyubiru Ngawi selama dua hari.  Pulang dari pelatihan mampir ke rumah ibu mertua di Karangjati, maksudnya mau pamitan,  eh ... ibu malah kebawa ke Malang .....

Desa Banyubiru merupakan daerah sentra batik di kabupaten Ngawi, lebih dari seratus wanita di desa ini punya pekerjaan nyanting batik. Pemasaran batik mereka ke Solo, makanya desain mereka cenderung Solo-isme (apa tuh soloisme?.... hehehe )

Indah disini memberi pelatihan Desain Batik. 
"Kalau soal nyanting batik, mereka sudah jago semua. Kelemahan mereka pada desain dan pewarnaan.  Mereka tidak bisa menciptakan motif sendiri, warna-warnanya juga kurang bagus dan ada yang luntur", begitu kata pak Joko dari dinas perindustrian.

Ada seorang ibu yang sudah tua duduk di kursi peserta, ternyata beliau punya usaha pencelupan batik.  Penampilan beliau sederhana tapi penuh semangat mengikuti pelatihan.  Kuajak beliau ngobrol saat istirahat shalat.

"Rumah ibu dekat sini?", tanyaku.
"Bukan rumah jeng, tapi gubug .... Saya ini orang gak punya.  Beli pewarna aja minta di timbang satu ons satu ons, soalnya di rumah tidak ada timbangan, lah penjualnya ya nurut sama aku .... (dia tertawa)... mungkin kasihan lihat orang tua memelas begini", katanya mendiskripsikan dirinya sendiri ....... coba sekarang bagaimana anda mendiskripsikan diri anda?

"Saya ini orang gak punya (kalimat yang ini sudah diulang dua kali), saya mau usaha tidak punya modal", katanya...... Aku tertawa lalu menunjuk hidungnya :"Lah itu apa bu?".

"Hidung", katanya.
"Boleh aku beli satu milyar?", tanyaku.
"Ya gak boleh lah jeng.....".
"Ya berarti ibu kaya dong...... kan dibeli satu milyar aja gak boleh".  Dia tertawa.
"Maksudnya bu Indah, kita harus bersyukur", kata ibu di sebelahnya.

Gitu deh manusia, suka mengecilkan pemberian Allah, jadi merasa miskin terus .... kalau si ibu usianya 60 tahun, usia baligh 15 tahun, merasa miskinnya kira-kira ya sudah 45 tahun ..... kok tahan tuh selama puluhan tahun merasa miskin.

Merasa kaya kan hak azasi manusia, biarpun rumah gubug tapi hati merasa kaya.... memang masalah buat lo?

Merasa kaya itu wajib kukira, karena karunia Allah dalam kehidupan ini sungguh luar biasa,  melimpah ruah.  Merasa miskin itu yang salah, seperti mengingkari karunia Allah yang amat besar berupa kehidupan yang indah, tubuh sehat, pikiran juga gak miring miring amat ...... hihihi.... maksudku kita diciptakan jadi orang normal lahir batin......, negara merdeka, gak ada perang , gak ada bencana alam.....

Nikmat Allah itu sungguh kita tak akan sanggup menghitungnya.

Perasaan miskin dan kekurangan modal itulah yang melahirkan kenyataan seperti itu dalam hidupnya. Berarti kalau kita miskin yang salah bukan siapa-siapa, la wong diri kita sendiri gak mau sedikit saja merasakan jadi orang kaya ...... ya padahal merasa kaya kan tidak butuh harta , ya kan? Merasa kaya atau merasa miskin itu pilihan.

Saat akhir pelatihan, kami buka dialog seputar usaha batik, ternyata bukan hanya ibu itu seorang yang merasa tidak punya modal, sampai pak Hary instruktur batiknya (suamiku loh ini...) bilang :"Kalau ibu tersandung batu apa yang ibu lakukan?  Berhenti?".

Tersandung batu dengan tersandung modal, bedanya cuma tipis saja .....

Ya, kalau kita berjalan tersandung batu, pilihan kita banyak sekali :  
- kita berhenti berjalan, yang jelas tidak akan menyampaikan kita ke tujuan 
- kita terus berjalan tapi dengan mengucap sumpah serapah
- menyingkirkan batu itu
- melompati batu itu
- menggunakan batu itu sebagai batu loncatan
- menyimpan batu itu biar bisa digunakan mengusir anjing

 Banyak sekali bukan pilihan dalam hidup ini? Lah jelas saja, kita kan manusia sempurna, dikasih akal pikiran dan hati nurani .....

Pernah tersandung batu?
Indah pernah kejeglong (kaki masuk ke lubang) sampai keseleo lalu digendong suami pijat ke pak Putut, habis itu lubang yang bikin aku kejeglong ditutup biar gak kejeglong lagi ..... Ini adalah bukti bahwa aku manusia, punya akal pikiran.

Kejeglong lubang di halaman rumah dengan kejeglong saat menjalankan usaha, itu sih bedanya tipis banget .... Persamaannya kejeglong pasti sakit. Persamaan lainnya, kita manusia dikaruniai akal pikiran dan hati, itu adalah modal besar dari Allah dalam mengarungi kehidupan yang penuh tantangan. 

Lihat kan? Allah itu penuh tanggung jawab dalam menciptakan makhlukNya, merendahkan kemampuan diri sendiri sama saja dengan merendahkan yang menciptakan diri kita ..... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar