Jumat, 05 Oktober 2012

Kecil Itu Indah

Saat aku kecil, pernah kubaca di sebuah buku bacaan anak-anak, judulnya "Rumah Makan Mak Minah".  Disitu diceritakan dengan bahasa gambar, ada seorang ibu-ibu gemuk dengan 'kostum' kebaya dan kain batik sedang duduk menunggu dagangannya yang berupa makanan di sebuah bakul besar di pinggir jalan raya.

Hanya sebuah bakul besar yang berisi nasi dan lauk pauk, kubayangkan saat dia membawa dagangannya  pergi atau pulang mestinya ditaruh di atas kepala atau mungkin digendong.

Di halaman berikutnya diceritakan si mbok yang bernama mak Minah itu akhirnya bisa membuka warung permanen yang kecil dan sederhana, berarti dia tak perlu mengangkat dagangan yang berat itu di atas kepalanya.  Sebuah kemajuan yang begitu berarti.

Akhir cerita ada gambar sebuah restoran besar dengan mobil-mobil pembeli yang berjejer di halaman restoran yang luas, terpampang papan nama besar di atas restoran itu "Rumah Makan Mak Minah".

Cerita yang manis bukan? walaupun itu cuma kisah fiksi untuk memotivasi anak-anak, di dunia nyata ini pun banyak sekali hal besar yang dimulai dari sesuatu yang kecil.

Kalau pernah pergi ke Bali lalu mampir di pusat oleh-oleh khas Bali 'Krisna' , itu pusat oleh-oleh yang besarnya bikin kita bilang, "wow!!!".  Pemiliknya orang Bali, tapi muslim.  Rasanya seluruh penduduk Denpasar tahu bagaimana beliau memulai usahanya,  ingin tahu juga? ..... hmmm .... ya dari berjualan souvenir Bali  yang dijajakan dengan di gendong .

Nah kan? Jangan lagi meremehkan sesuatu yang kecil, karena sunatullahnya sesuatu yang besar itu berawal dari yang kecil.  Kalau langsung gede itu pasti karena 'dientup tawon'  (disengat lebah) ........hehehe. Maksudku sesuatu yang langsung besar itu  biasanya karena suatu sebab yang 'diluar prosedur', bisa berakhir menyakitkan  dan biasanya juga sifatnya labil, gampang ambruk lagi. Aku bisa ngomong begini karena pernah mengalami sih.

Pokoknya kata Indah jangan meremehkan sesuatu yang kecil, atau memandang kecil orang-orang kecil, atau meremehkan pekerjaan kecil atau enggan memulai dari sesuatu yang kecil atau ...... duh gak ah, sudah kebanyakan ataunya ....hihihi.


foto : Flower story

Kadang aku jumpai diantara teman-teman yang usahanya bangkrut, mereka susah bangkit lagi karena tidak bisa memandang 'kecil itu indah'.  Mungkin sudah terbiasa dengan keuntungan yang besar dan uang yang besar, dia jadi enggan memulai dari yang kecil, maunya sih langsung besar.Yaah.... kulihat orang seperti ini seringkali melewatkan banyak peluang karena itu tadi ..... mereka memandang kecil sebuah peluang, 'under estimated' gitu loh.

Busana muslim Safira itu dimulai dari sebuah mesin jahit di kamar kost-kostan.  Indah Setyaku dimulai dari aku kerjakan sendiri bersama suami.  Masih kuingat suamiku yang saat itu bangkrut tak malu membantuku menyoder kebaya bordir, padahal dia itu dulunya boss.  Di mata suamiku setiap peluang walau hanya memberi keuntungan kecil merupakan peluang besar.

Hmmm..... bukankah setiap peluang besar atau kecil adalah pemberian Allah yang musti diterima dengan rasa syukur? Walau munculnya terlihat kecil dan seolah tak berarti, dengan kehendakNya dia bisa menjelma menjadi hal besar yang akhirnya mengatasi segala permasahan kita. 

Biarlah dulu bergelimang dengan uang puluhan juta, tapi jangan pandang kecil peluang puluhan ribu ...... karena puluhan juta tersusun dari puluhan ribu, apalagi bila puluhan jutanya hanya kejadian di masa lalu .... buat apa coba?

Siapapun yang ingin bangkit dari keterpurukan atau yang ingin memulai sebuah usaha, jangan segan memulainya dari kecil.  Ingat, sesuatu yang langsung besar biasanya karena ....... dientup tawon..... hahahaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar