Jumat, 12 Oktober 2012

Berguru Langsung Kepada Allah (2)

TAHANUTS

Pada saat sebelum dan sesudah diwisuda menjadi nabi, Nabi Muhammmad saw sering melakukan tahanuts di gua hira, meninggalkan urusan dunia dan masyarakatnya. Dulu di bangku sekolah, kita diajarkan Nabi melakukan tahanuts yang berarti memikirkan masyarakatnya, jadi yang kita fahami nabi melakukan proses 'berpikir' atau aktifasi otak.

Setelah bertemu bapak Syamsul'alam, baru kutahu bahwa yang dilakukan Nabi bukanlah proses berpikir, kalau berfikir bukan tahanuts istilahnya, melainkan 'tafakur'.

Tahanuts  merupakan proses 'olah batin',  yaitu menonaktifkan pancaindra dan pikiran (memori, angan-angan, logika), setelah semua hal itu non aktif, hatilah yang kemudian diaktifkan.  Dalam praktek yang kulakukan, kadang prosesnya bisa terbalik, mengaktifkan hati dulu, baru secara otomatis panca indra dan otak menjadi non aktif.  Semua itu tergantung kondisi masing-masing orang kukira.

Karena panca indra non aktif, otomatis kita tak akan mendengar apapun walau kita sedang berada dalam suasana bising gak karuan.  Kalau menonaktifkan mata, mudah, caranya ya dengan memejamkan mata.  Sedangkan menonaktifkan indra perasa kadang membuat tubuh kita berasa 'melayang', seperti tidak punya tubuh.  Tapi semua itu sifatnya individual banget kukira, yang penting hati bisa aktif.

Yang agak sulit ya menonaktifkan pikiran.  Kadang pikiran masih 'hiruk pikuk' walau kita berada di keheningan dan kesunyian malam.  Salah satu cara agar pikiran kita segera hening adalah dengan membiasakan diri memasrahkan segala persoalan kepada Allah.  Latihan memasrahkan segala persoalan besar atau kecil ini  kita lakukan setiap hari, setiap kesempatan.  Hikmahnya pikiran lebih tenang dan lebih mudah hening.

Hati adalah salah satu saluran yang digunakan Allah untuk berkomunikasi dengan makhlukNya, dengan demikian wahyu yang diterima Nabi Muhammad juga melalui hati, bukan melalui otak.  Begitupun petunjuk yang diberikan Allah kepada kita makhlukNya, melalui hati. Makanya orang yang sesat/tidak mendapat petunjuk disebut di al qur'an sebagai orang yang buta mata hatinya, ada penyakit di hatinya, Allah kunci mati hatinya, hatinya keras seperti batu, hatinya tertutup.

Belakangan ini kita tahu, menurut penelitian para ahli 88% keberhasilan manusia ditentukan oleh kekuatan hatinya, sedangkan 12% nya oleh kekuatan pikiran/otaknya.  Ini membuat kita faham mengapa para nabi dan para sahabat adalah orang-orang yang sukses dunia dan akhirat mereka, mereka kaya raya dalam harta dan kuat dalam pengaruh, 1/4 dunia tunduk pada Islam dalam kurun waktu yang begitu singkat (23 tahun).  Al qur'an sebagai pedoman hidup mereka, menyebut kata hati (380 kali) jauh melebihi kata pikiran (8 kali).

Tahanuts punya makna yang hampir sama dengan meditasi dan semedi (jawa), yang membedakan adalah arah perhatian/tujuan kita dalam mengarahkan 'antena' hati kita.  Musti ditujukan ke Allah tentu saja, hanya Allah !!!

Dalam tahanuts, aktifnya hati akan membuat aktif juga pendengaran hati, penglihatan hati dan kesimpulan hati.  Yaaa, dengan ijin Allah hati bisa mendengar, bisa melihat, bisa merasakan dan bisa menyimpulkan.  Ini sebuah 'petualangan' ke alam hati yang luas dan indahnya tak terperi.

Saat tahanuts, hati kita seperti 'bertemu' dengan Allah, nikmati saja saat itu karena keindahannya luar biasa. Bila ditengah-tengah tahanuts muncul gangguan pikiran, sampaikan saja kepada Allah, lalu kembali konsentrasi ke hati.  Bila muncul gangguan lagi, kembalikan lagi posisi ke hati.  Itu merupakan sebuah latihan yang bila kita lakukan terus akan membuat kita semakin terampil dalam mengaktifkan hati.

Tahanuts yang berhasil minimal akan membuat perasaan hati kita menjadi tenteram, merasa selalu dalam 'timangan' dan kasih sayang Allah, memberi kebahagiaan tiada tara.

Tingkatan selanjutnya kadang Allah memperlihatkan kita 'sesuatu', seperti sebuah film (biasanya menjadi nyata) atau huruf-huruf yang bisa kita baca, ini bila penglihatan hati yang aktif.  Bila yang aktif pendengaran hati, maka hati akan mendengar suara (Indah gak pernah mengalami yang ini), atau kadang langsung kesimpulan-kesimpulan dan kalimat-kalimat yang jelas seperti 'tercetak' di hati kita.

Sering juga petunjuk Allah datangnya lewat mimpi dalam tidur setelah tahanuts.  Nikmati saja semua itu sebagai sebuah perjalanan kita menuju Allah dengan segala keindahannya.

Melalui saluran apapun, baik penglihatan hati, pendengaran hati, mimpi atau kesimpulan hati, bila petunjuk itu benar-benar dari Allah, rasanya amat sejuk dan mendamaikan diri, keluarga dan lingkungan.

Kadang memang syetan sering masuk memberi 'petunjuk', untuk mengetahui bila itu dari syetan, rasakan efeknya, pasti ke arah yang membingungkan, menyedihkan dan ujungnya adalah kehancuran walaupun caranya halus sekali dalam membawa kita ke kehancuran.  Posisi bisikan syetan inipun berada di 'dinding hati', sedangkan petunjuk Allah berada di kedalaman hati. Ya kita memang musti hati-hati dan waspada.

Alhamdulillah di masa sekarang, ada cara yang lebih mudah untuk mengaktifasi hati, dengan bantuan audio, judulnya 'audio cd brainwave management' (kalau gak salah). Pertama kali ketemu audio cd ini dari buku Quantum Ikhlasnya Erbe Sentanu.  Bisa juga nyari di youtube.  Silahkan mencoba.

Bila kita sudah faham bahwa hati memegang peranan penting dalam komunikasi kita dengan Allah, kita menjadi lebih faham lagi sekarang betapa pentingnya menjaga hati tetap suci.  Dengan kesucian hati inilah kita mendapat petunjuk, dan hanya dengan petunjukNya kita bisa sukses dunia dan akhirat. 

Beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya, dan merugilah orang yang mengotori jiwanya , ini dijelaskan dalam al qur'an surat As Syams. Mau beruntung atau mau merugi adalah pilihan kita.

Kapan sebaiknya melakukan tahanuts?

Kapan saja dan dalam posisi apa saja, sedang duduk, berdiri, tidur, berjalan, berbaring ..... 

Paling bagus kita sengaja bertahanuts tiap kali sesudah shalat wajib.  Paling afdhol memang di malam hari, suasana sunyi amat mendukung hati untuk lebih cepat masuk dalam khusyu'.  Sambil membaca dzikir boleh juga.

Agama adalah rasa, itu kata eyang Virien.  Rasanya adalah bahagia tak terkata, itu kata Indah.

(bersambung) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar