Bila suatu waktu kalian merasakan kehidupan yang seolah-olah buntu, atau merasa banyak gagalnya dan tidak ada maju majunya dalam kehidupan ini. Jangan buru-buru menyalahkan Tuhan, menyalahkan keadaan atau menyalahkan orang lain.
Karena sebenarnya orang yang paling rajin menghalangi terwujudnya impian kita adalah diri kita sendiri !!! Kenapa ? karena kita sering mengatakan tidak mungkin untuk impian kita tanpa kita sadari. Kata 'tidak mungkin' itu bersembunyi dalam kalimat-kalimat yang sering kita ucapkan dengan lisan kita atau hanya di hati, ini sekedar contoh :
- Saat memasuki pensiun, anak masih sekolah, bisa nggak ya nanti melanjutkan kuliah ?
- Kapan ya bisa bebas hutang, sedangkan untuk menutup beban bulanan saja sudah mati matian.
- Anak kok nakalnya gak karuan, nanti jadi apa dia ?
Silahkan diperpanjang sendiri contohnya, boleh dengan ucapan-ucapan anda sendiri .... hehehe dan mari kita pelajari sama-sama.
Ucapan-ucapan yang dihayati dengan penuh perasaan, bisa jadi afirmasi negatif untuk alam bawah sadar kita, jadi hati-hati, musti dipikirin lagi dalam membuat 'statement'. Jangan-jangan itulah yang menjegal langkah kita sendiri, membuat hidup kita gak maju-maju, keadaan tidak kunjung membaik, stagnant, bahkan malah mundur bebas ke belakang. Nggak enak banget.
Agama mengajarkan untuk 'menghapus' ucapan negatif dengan ucapan yang baik, dan musti diiringi dengan keyakinan yang diperbaiki juga, bukan cuma ucapan manis di bibir merah merekah .....
Itulah gunanya khusyu' dalam shalat, karena bacaan-bacaan shalat yang dihayati, akan menghapus keburukan yang terlanjur direkam oleh alam bawah sadar kita. Setelah menghapusnya, kedalaman makna bacaan-bacaan itu akan membangun afirmasi di alam bawah sadar kita, yang mensetting kesuksesan di dunia dan akhirat.
Dengan kata lain, bacaan-bacaan shalat yang dihayati dengan khusyu itu akan membongkar semua referensi negatif yang terjanjur menghunjam di alam bawah sadar kita, mengeluarkannya dan menggantinya dengan paradigma baru yang lebih dasyat untuk kehidupan kita di dunia dan di akhirat, komplit dan sempurna. Dimulai dari shalat yang khusyu' , dengan ridha dan ijinNya, kehidupan kita akan disempurnakanNya.
Keberhasilah shalat akan terasakan dalam kedamaian dan kebahagiaan hidup, akan memperbaiki ucapan-ucapan kita yang sebelumnya bernada pesimis dan negatif , berubah menjadi lebih baik.
Itu adalah salah satu makna dari sebuah hadits yang mengatakan bahwa di akhirat nanti yang pertama dihisab adalah shalatnya, bila shalatnya baik maka lolos semua test masuk syurga. Ternyata sebelum sempat masuk syurga beneran, bila shalat kita baik, kehidupan kita di dunia inipun indah laksana syurga.
Seperti aku bilang dalam tulisanku sebelumnya, apapun persoalan yang sedang kita hadapi, jangan ragu untuk membawanya dalam shalat, bukankah shalat adalah tempat kita berbicara dengan Allah ? Bukan berarti, saat shalat lalu mikirin persoalan-persoalan dunia lalu jadi tidak sempat menghayati bacaannya, sampai lupa rekaat (... pernah kan ? hehehe).
Apapun persoalan yang kita bawa saat shalat, selalu ada jawabannya dalam bacaan-bacaan shalat. Rasakanlah itu sebagai jawaban dari Allah , maka semua persoalan itu akan tereliminasi sehingga pikiran dan hati kita akan hening, tak lagi terbebani , kemudian di level selanjutnya , makna bacaan shalat itulah yang akan mendominasi pikiran dan hati kita menggantikan buramnya persoalan. Bila ini yang kita lakukan, maka setelah shalat kita menjadi pribadi yang baru, yang bebas dari tekanan , seperti metamorfosis kupu-kupu, terbang bebas dengan sayap yang indah.
Coba sekarang kita renungkan arti doa iftitah :
“Allah Maha Besar lagi sempurna kebesarannya, segala puji bagi Allah dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Ku hadapkan muka dan hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan berserah diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah karena Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya, demikianlah aku diperintah dan aku termasuk golongan orang-orang muslim.”
Renungkanlah sahabat, kepada siapa kita menghadap minimal 5 kali dalam sehari. Kita berdiri di hadapan Allah Yang menciptakan bumi dan seisinya ! Adakah yang tidak mungkin bagi Dia ?
Doa iftitah juga merupakan ikrar bahwa kita hidup dan mati hanya untuk Allah, segala aktifitas dan ibadah kita adalah untuk Allah. Dan bila demikian perintahNya, kita pasti sudah disediakan segala fasiitas dan jaminan untuk menjalankan semua itu. Jaga perasaan SUDAH diberi segala fasilitas, maka hati akan ringan dalam mengabdi kepadaNya. Dan inilah kekuatan dasyat itu !
Bila dibalik, segala fasilitas yang kita punya hanyalah ALAT untuk mengabdi kepadaNya, yang namanya alat berarti itu bukan tujuan. Yang namanya alat juga pasti MUDAH diperoleh, dengan meminta kepadaNya. Mind set seperti ini membuat persoalan-persoalan kita jadi terlihat kecil dan mudah, karena tujuan terbesarnya adalah meraih keridhaan Allah.
Salam manis !
Karena sebenarnya orang yang paling rajin menghalangi terwujudnya impian kita adalah diri kita sendiri !!! Kenapa ? karena kita sering mengatakan tidak mungkin untuk impian kita tanpa kita sadari. Kata 'tidak mungkin' itu bersembunyi dalam kalimat-kalimat yang sering kita ucapkan dengan lisan kita atau hanya di hati, ini sekedar contoh :
- Saat memasuki pensiun, anak masih sekolah, bisa nggak ya nanti melanjutkan kuliah ?
- Kapan ya bisa bebas hutang, sedangkan untuk menutup beban bulanan saja sudah mati matian.
- Anak kok nakalnya gak karuan, nanti jadi apa dia ?
Silahkan diperpanjang sendiri contohnya, boleh dengan ucapan-ucapan anda sendiri .... hehehe dan mari kita pelajari sama-sama.
Ucapan-ucapan yang dihayati dengan penuh perasaan, bisa jadi afirmasi negatif untuk alam bawah sadar kita, jadi hati-hati, musti dipikirin lagi dalam membuat 'statement'. Jangan-jangan itulah yang menjegal langkah kita sendiri, membuat hidup kita gak maju-maju, keadaan tidak kunjung membaik, stagnant, bahkan malah mundur bebas ke belakang. Nggak enak banget.
Agama mengajarkan untuk 'menghapus' ucapan negatif dengan ucapan yang baik, dan musti diiringi dengan keyakinan yang diperbaiki juga, bukan cuma ucapan manis di bibir merah merekah .....
Itulah gunanya khusyu' dalam shalat, karena bacaan-bacaan shalat yang dihayati, akan menghapus keburukan yang terlanjur direkam oleh alam bawah sadar kita. Setelah menghapusnya, kedalaman makna bacaan-bacaan itu akan membangun afirmasi di alam bawah sadar kita, yang mensetting kesuksesan di dunia dan akhirat.
Dengan kata lain, bacaan-bacaan shalat yang dihayati dengan khusyu itu akan membongkar semua referensi negatif yang terjanjur menghunjam di alam bawah sadar kita, mengeluarkannya dan menggantinya dengan paradigma baru yang lebih dasyat untuk kehidupan kita di dunia dan di akhirat, komplit dan sempurna. Dimulai dari shalat yang khusyu' , dengan ridha dan ijinNya, kehidupan kita akan disempurnakanNya.
Keberhasilah shalat akan terasakan dalam kedamaian dan kebahagiaan hidup, akan memperbaiki ucapan-ucapan kita yang sebelumnya bernada pesimis dan negatif , berubah menjadi lebih baik.
Itu adalah salah satu makna dari sebuah hadits yang mengatakan bahwa di akhirat nanti yang pertama dihisab adalah shalatnya, bila shalatnya baik maka lolos semua test masuk syurga. Ternyata sebelum sempat masuk syurga beneran, bila shalat kita baik, kehidupan kita di dunia inipun indah laksana syurga.
Seperti aku bilang dalam tulisanku sebelumnya, apapun persoalan yang sedang kita hadapi, jangan ragu untuk membawanya dalam shalat, bukankah shalat adalah tempat kita berbicara dengan Allah ? Bukan berarti, saat shalat lalu mikirin persoalan-persoalan dunia lalu jadi tidak sempat menghayati bacaannya, sampai lupa rekaat (... pernah kan ? hehehe).
Apapun persoalan yang kita bawa saat shalat, selalu ada jawabannya dalam bacaan-bacaan shalat. Rasakanlah itu sebagai jawaban dari Allah , maka semua persoalan itu akan tereliminasi sehingga pikiran dan hati kita akan hening, tak lagi terbebani , kemudian di level selanjutnya , makna bacaan shalat itulah yang akan mendominasi pikiran dan hati kita menggantikan buramnya persoalan. Bila ini yang kita lakukan, maka setelah shalat kita menjadi pribadi yang baru, yang bebas dari tekanan , seperti metamorfosis kupu-kupu, terbang bebas dengan sayap yang indah.
Coba sekarang kita renungkan arti doa iftitah :
“Allah Maha Besar lagi sempurna kebesarannya, segala puji bagi Allah dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Ku hadapkan muka dan hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan berserah diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah karena Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya, demikianlah aku diperintah dan aku termasuk golongan orang-orang muslim.”
Renungkanlah sahabat, kepada siapa kita menghadap minimal 5 kali dalam sehari. Kita berdiri di hadapan Allah Yang menciptakan bumi dan seisinya ! Adakah yang tidak mungkin bagi Dia ?
Doa iftitah juga merupakan ikrar bahwa kita hidup dan mati hanya untuk Allah, segala aktifitas dan ibadah kita adalah untuk Allah. Dan bila demikian perintahNya, kita pasti sudah disediakan segala fasiitas dan jaminan untuk menjalankan semua itu. Jaga perasaan SUDAH diberi segala fasilitas, maka hati akan ringan dalam mengabdi kepadaNya. Dan inilah kekuatan dasyat itu !
Bila dibalik, segala fasilitas yang kita punya hanyalah ALAT untuk mengabdi kepadaNya, yang namanya alat berarti itu bukan tujuan. Yang namanya alat juga pasti MUDAH diperoleh, dengan meminta kepadaNya. Mind set seperti ini membuat persoalan-persoalan kita jadi terlihat kecil dan mudah, karena tujuan terbesarnya adalah meraih keridhaan Allah.
Salam manis !
Subhanallah..
BalasHapus