Selasa, 06 Agustus 2013

Cerita Ramadhanku

Ramadhan tinggal hari ini, ucapan selamat hari raya dan mohon maaf lahir batin sudah bertebaran lewat sms dan lewat fb. 

Seorang sahabat bercerita bahwa pada malam ke 24 dia merasa dadanya anget pas shalat , lalu sejak itu hatinya lebih tenang, tidak mudah terpancing emosi.  Seorang sahabatku yang lain merasakan 'sesuatu' pada kemarin malam, aku sendiri merasakan 'sesuatu' pada kemarin lusa malam.  Hmmm .... hmmm .....tidak sama yaaa, apa malam lailatul qadar itu berbeda untuk tiap orang ? bagiku sih tidak penting kapan datangnya, yang penting adalah kedatangannya itu sendiri, lalu sejak itu kita menjadi pribadi yang qur'ani dan menjadi lebih baik saja dari ramadhan ke ramadhan.

'Sesuatu' nya juga berbeda tiap orang, adakalanya berupa perasaan yang amat indah, ada yang seperti sahabatku yang merasa  emosinya lebih terkendali dan stabil.  Aku sendiri merasakan sesuatu yang berbeda di tiap ramadhan, dan untuk ramadhan kali ini ..... sayang aku tidak bisa menceritakannya ...

Yang bisa kuceritakan, ramadhan ini aku lebih merasakan keindahan ruku dan sujud.  Ruku adalah simbol kepatuhan dan penghormatan kita kepada Allah, saat bisa ruku' dengan perasaan yang ikut ruku' , saat itu terjalin keindahan yang tak terlukiskan.  Sedangkan sujud bagiku melambangkan kepasrahan diri.  Jadi, saat sujud, hati, pikiran dan seluruh kehidupan kita dipasrahkan pada Allah.  Saat itulah Allah menyambut kita dengan penuh kasih sayang dan diangkatNya seluruh beban kehidupan yang terpikul di punggung kita.  Tak terlukiskan betapa indahnya.

Urutan ritual shalat merupakan urutan yang sistematis , diawali niat, doa doa saat kita berdiri merupakan doa yang mempersiapkan hati menuju kepasrahan saat ruku dan sujud.  Puncaknya adalah sujud, saat kita memasrahkan diri sepenuhnya kepada Allah, lalu posisi duduk yang merupakan simbol kesiapan kita menerima segala petunjukNya dalam mengarungi kehidupan.  Diakhiri dengan salam ke kanan kiri yang merupakan simbol hablun minan nas (hubungan antar manusia).

Shalat tanpa kehadiran hati, tidak ada artinya selain menggugurkan kewajiban saja, bahkan  Nabi pernah menyuruh orang mengulangi shalat hingga tiga kali.

Ada satu hal lagi yang aku peroleh di bulan ramadhan kali ini.  Ceritanya pas memasuki sepuluh hari terakhir , aku merasa hatiku kok datar saja, dan aku merasa amat terganggu dengan hal ini. Aku mulai bertanya-tanya, apa Allah tidak berkenan menurunkan sesuatu padaku ? Lalu aku memohon petunjuk Allah dan ternyata .....

 Hati manusia itu ada stelannya yang bisa dikendalikan oleh dirinya sendiri, mirip stelan frekwensi di radio, mau kita putar kemana arah hati, itu tergantung kita sendiri.  Dan canggihnya lagi, hati manusia bisa auto search .  Manusia tinggal menuliskan frekwensi yang dituju, lalu hati akan search sendiri dan menemukan apa yang kita maksud.

Saat itu aku kepingin bisa merasakan kasih sayang Allah, dan kubiarkan hatiku search sendiri , aku hanya diam dan berdzikir.  Hasilnya, akupun tak lama tersambung dengan frekwensi kasih sayang Allah, hatiku rasanya jadi 'hidup' dan nyaman, merasakan kasih sayang Allah yang luar biasa.

Sejak malam itu, bila aku merasakan hati terasa hampa, aku langsung menyalakan auto search dalam hatiku dan hasilnya tak pernah mengecewakan.  Canggihnya ciptaan Allah yang berjudul manusia ini.

Sudah dulu ya berbagi angpaonya .... , eh ... berbagi cerita ramadhan.  Bagaimana cerita ramadhan kalian ?

Tak lupa aku sekeluarga mengucapkan Selamat Hari Raya Iedul Fitri , Mohon Maaf Lahir dan Batin kepada seluruh umat manusia yang merayakannya.


1 komentar:

  1. you are actually a just right webmaster. The site loading speed is incredible.
    It seems that you're doing any unique trick. In addition, The contents are masterwork. you have done a wonderful task on this topic!

    my page :: brooklyn escorts

    BalasHapus