Dear Allah lovers,
Beberapa waktu lalu aku mengeshare ulang ke fb-ku dua tulisan ini :
- Afirmasi Terdasyat 1
- Afirmasi Terdasyat 2
Aku lakukan karena seorang pembacaku mendapat pengalaman menakjubkan setelah menjalankan apa yang aku tulis di kedua judul tersebut. Padahal dia sedang terjebak dalam masalah yang berat.
"Mengena sekali istilah yang dipakai mbak Innuri, shalat adalah tempat kita membicarakan segala mimpi dan harapan kita dengan Dzat yang tepat yaitu Allah", katanya.
"Aku jadi tidak melihat masalah sebagai masalah, aku melihat dari sudut pandang mimpiku, mimpiku untuk bisa melompati masalah masalah ini. Itulah yang aku bicarakan dengan Allah, dan hanya Allah sebaik-baik teman bicara. Hanya Allah yang aku punya, dan .... ajaib !!!", tulisnya. Dia bilang kurang dari tiga hari dia mendapat solusi dari permasalahannya, dan semuanya diluar pikirannya.
Membicarakan mimpi kita dengan seseorang, mungkin kita akan mendapat petunjuk bagaimana cara mewujudkannya, tapi membicarakan mimpi dan harapan kita kepada Allah, maka kita akan diberiNya / dikabulkanNya.
Ada yang hendak aku tambahkan mengenai pembahasanku tentang shalat. Selain sebagai tempat kita membicarakan mimpi dan harapan kita kepada Allah, shalat juga tempat kita mengajak seluruh mimpi, harapan , permasalahan dll untuk tunduk bersujud ke hadapan Allah. Semua yang aku sebut tadi adalah bagian dari diri kita, jadi saat shalatpun mereka perlu kita ajak bersujud. Hasilnya setelah shalat hati kita jadi ringan dan pasrah, tidak lagi terbebani dengan semua itu.
Dari waktu ke waktu, shalat kita akan lebih diwarnai dengan membicarakan rasa syukur dengan Allah, sampai tak mampu manahan jatuhnya air mata. Tidak ada lagi permasalahan yang berat yang perlu kita bicarakan dengan Allah, karena rasa yakin dan syukur lebih mendominasi.
Bila pernah merasakan mimpi dan harapan yang tidak kunjung mendapat solusi, padahal sudah shalat sunah macam-macam. Aku sarankan untuk menyepi dan merenung sejenak, coba dianalisa dengan kehalusan hati, apakah mimpi dan harapan itu menghamba pada hawa nafsu ataukah kepada Allah ?
Itulah perlunya mengajak mimpi dan harapan kita untuk turut bersujud kepadaNya, agar Allah menyucikanNya dan menyatukan dengan kehendakNya.
Saat tangan terangkat dan mulut mengucapkan takbir, hadapkanlah ke hadirat Allah segenap diri kita, jiwa raga lengkap dengan permasalahan , mimpi dan harapan kita. Katakan kepada Allah dengan bahasa hati, Ya Allah, ini aku dengan segenap diriku bersujud kepadaMu, bersujud , memasrahkan dan memohonkan kebaikan bagi segenap diriku.
Tandanya bila kita sudah bisa melaksanakan shalat seperti yang aku uraikan pada tulisan-tulisanku terdahulu, selain perasaan ringan setelah shalat, kita juga akan merasakan rindu menantikan saat-saat shalat. Hidup menjadi lebih tenang dan bahagia. Mungkin inilah salah satu makna dari hadits bahwa orang yang baik shalatnya dia pasti masuk syurga.
Beberapa waktu lalu aku mengeshare ulang ke fb-ku dua tulisan ini :
- Afirmasi Terdasyat 1
- Afirmasi Terdasyat 2
Aku lakukan karena seorang pembacaku mendapat pengalaman menakjubkan setelah menjalankan apa yang aku tulis di kedua judul tersebut. Padahal dia sedang terjebak dalam masalah yang berat.
"Mengena sekali istilah yang dipakai mbak Innuri, shalat adalah tempat kita membicarakan segala mimpi dan harapan kita dengan Dzat yang tepat yaitu Allah", katanya.
"Aku jadi tidak melihat masalah sebagai masalah, aku melihat dari sudut pandang mimpiku, mimpiku untuk bisa melompati masalah masalah ini. Itulah yang aku bicarakan dengan Allah, dan hanya Allah sebaik-baik teman bicara. Hanya Allah yang aku punya, dan .... ajaib !!!", tulisnya. Dia bilang kurang dari tiga hari dia mendapat solusi dari permasalahannya, dan semuanya diluar pikirannya.
Membicarakan mimpi kita dengan seseorang, mungkin kita akan mendapat petunjuk bagaimana cara mewujudkannya, tapi membicarakan mimpi dan harapan kita kepada Allah, maka kita akan diberiNya / dikabulkanNya.
Ada yang hendak aku tambahkan mengenai pembahasanku tentang shalat. Selain sebagai tempat kita membicarakan mimpi dan harapan kita kepada Allah, shalat juga tempat kita mengajak seluruh mimpi, harapan , permasalahan dll untuk tunduk bersujud ke hadapan Allah. Semua yang aku sebut tadi adalah bagian dari diri kita, jadi saat shalatpun mereka perlu kita ajak bersujud. Hasilnya setelah shalat hati kita jadi ringan dan pasrah, tidak lagi terbebani dengan semua itu.
Dari waktu ke waktu, shalat kita akan lebih diwarnai dengan membicarakan rasa syukur dengan Allah, sampai tak mampu manahan jatuhnya air mata. Tidak ada lagi permasalahan yang berat yang perlu kita bicarakan dengan Allah, karena rasa yakin dan syukur lebih mendominasi.
Bila pernah merasakan mimpi dan harapan yang tidak kunjung mendapat solusi, padahal sudah shalat sunah macam-macam. Aku sarankan untuk menyepi dan merenung sejenak, coba dianalisa dengan kehalusan hati, apakah mimpi dan harapan itu menghamba pada hawa nafsu ataukah kepada Allah ?
Itulah perlunya mengajak mimpi dan harapan kita untuk turut bersujud kepadaNya, agar Allah menyucikanNya dan menyatukan dengan kehendakNya.
Saat tangan terangkat dan mulut mengucapkan takbir, hadapkanlah ke hadirat Allah segenap diri kita, jiwa raga lengkap dengan permasalahan , mimpi dan harapan kita. Katakan kepada Allah dengan bahasa hati, Ya Allah, ini aku dengan segenap diriku bersujud kepadaMu, bersujud , memasrahkan dan memohonkan kebaikan bagi segenap diriku.
Tandanya bila kita sudah bisa melaksanakan shalat seperti yang aku uraikan pada tulisan-tulisanku terdahulu, selain perasaan ringan setelah shalat, kita juga akan merasakan rindu menantikan saat-saat shalat. Hidup menjadi lebih tenang dan bahagia. Mungkin inilah salah satu makna dari hadits bahwa orang yang baik shalatnya dia pasti masuk syurga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar