Kemarin malam anak-anak Gubug diundang buka puasa bareng komunitas pemilik mobil mercy di salah satu rumah makan di Karanglo Singosari Malang.
Mas Hary ikut 'ngangkut' santri santri kecil, sementara santri-santri gedenya berdesakan naik mobil pick up....... perasaan jadi gimanaaaa gitu lihat orang diangkut kayak kambing..... Tapi melihat kegembiraan mereka, rasanya jadi ikut seneng juga. Katanya kalau naik mobil tertutup malah mabuk...... ealah!!! wong gunung yang jarang bepergian sihhh.....
Kukira kami disana cuma buka puasa doang, ternyata acaranya dikemas bagus dan meriah, anak-anak pada gembira dan mendapat pengalaman seru.
Sehabis buka dan shalat maghrib, ada acara kuis untuk anak-anak dengan hadiah uang 50 ribu, beberapa anak 'memenangkan' kuis ini. Untuk remajanya hadiahnya lebih gede yaitu 100 ribu.....
Masih ada acara lagi yaitu pembagian 'angpau' dan bingkisan kue untuk anak-anak, yang ini Alni ikut maju kedepan ..... hehehe.
Kukira acaranya sudah selesai, eh.... masih ada acara lagi yaitu penyerahan sumbangan mesin jahit untuk pesantren gubug..... Yang ini bener-bener sesuatu yang aku butuhkan. Sebelumnya aku memang mau beli satu mesin jahit untuk menambah mesin jahit di Gubug yang cuma 2 (itupun yang satu suka ngadat), rencananya sih santri putrinya mau tak ajarin menjahit.
Kami benar-benar 'mandi' bingkisan malam itu. Pas pulangnya, dapat puluhan paket bingkisan lebaran yang berisi biscuit, susu bubuk, sirup, gula dan mie instant, masih ditambah beras, mukena, sarung dan dua kardus besar baju bekas layak pakai. Di mobil kami rasanya berebut tempat duduk dengan bingkisan-bingkisan itu, hingga rasanya tidak ada tempat lowong untuk udara masuk. Diatas kakiku ada 3 bingkisan, dipangkuanku ada dua, di punggung Alni ada 3...... belum di kursi tengah dan belakang...... Mas Hary sampai susah lihat kaca spion !!!
Jam setengah sepuluh baru sampai ke Gubug, terharu melihat mereka pulang ke rumah masing-masing membawa seabreg bingkisan..... Saking banyaknya paket lebaran, bahkan masyarakat sekitar Gubug kecipratan semua .....
Alhamdulillah ya Allah !!! Kesabaran dan ketelatenan ustadz Virien 'bertapa' di daerah miskin dan terisolir ini berbuah manis. Allah juga yang mempertemukan ustadz Virien dengan salah satu komunitas orang kaya di Malang ini.
Lagi-lagi ketulusan hati mengundang banyak dermawan ikut membantu mikirin kaum dhuafa.
Ingat dulu di awal mendirikan pesantren dengan dana seadanya dan dengan gotong royong masyarakat sekitar. Dulu belum banyak donatur seperti sekarang, sedang aku dan ustadz Virien sepakat untuk tidak meminta- minta sumbangan, apalagi membuat proposal dan membawa map berisi proposal itu kemana-mana. Kalau ada yang mau membantu ya silahkan, kalau nggak ya aku sendiri ama ustadz yang mikirin.....
Rasanya sekarang aku banyak teman yang ikut mikir pesantren Gubug.
"Kita kan bersaudara", ucap salah seorang dari mereka saat acara ramah tamah. Kurasakan betapa sejuknya kata-kata itu, membuatku merasa banyak 'teman seperjuangan'. Betul sekali ucapannya, kalau kita bersaudara, kita memang tak perlu meminta, karena sesama saudara pasti tahu kebutuan saudaranya, merekalah yang datang mengulurkan tangan.
Alamdulillah, terimakasih ya Allah, terimakasih mas-mas dan mbak mbak pemilik mobil mercy yang baik hati, semoga Allah membalas kebaikan kalian semua dan memberi kebahagiaan seperti kalian telah berusaha membahagiakan kami.
Mas Hary ikut 'ngangkut' santri santri kecil, sementara santri-santri gedenya berdesakan naik mobil pick up....... perasaan jadi gimanaaaa gitu lihat orang diangkut kayak kambing..... Tapi melihat kegembiraan mereka, rasanya jadi ikut seneng juga. Katanya kalau naik mobil tertutup malah mabuk...... ealah!!! wong gunung yang jarang bepergian sihhh.....
Kukira kami disana cuma buka puasa doang, ternyata acaranya dikemas bagus dan meriah, anak-anak pada gembira dan mendapat pengalaman seru.
Sehabis buka dan shalat maghrib, ada acara kuis untuk anak-anak dengan hadiah uang 50 ribu, beberapa anak 'memenangkan' kuis ini. Untuk remajanya hadiahnya lebih gede yaitu 100 ribu.....
Masih ada acara lagi yaitu pembagian 'angpau' dan bingkisan kue untuk anak-anak, yang ini Alni ikut maju kedepan ..... hehehe.
Kukira acaranya sudah selesai, eh.... masih ada acara lagi yaitu penyerahan sumbangan mesin jahit untuk pesantren gubug..... Yang ini bener-bener sesuatu yang aku butuhkan. Sebelumnya aku memang mau beli satu mesin jahit untuk menambah mesin jahit di Gubug yang cuma 2 (itupun yang satu suka ngadat), rencananya sih santri putrinya mau tak ajarin menjahit.
Kami benar-benar 'mandi' bingkisan malam itu. Pas pulangnya, dapat puluhan paket bingkisan lebaran yang berisi biscuit, susu bubuk, sirup, gula dan mie instant, masih ditambah beras, mukena, sarung dan dua kardus besar baju bekas layak pakai. Di mobil kami rasanya berebut tempat duduk dengan bingkisan-bingkisan itu, hingga rasanya tidak ada tempat lowong untuk udara masuk. Diatas kakiku ada 3 bingkisan, dipangkuanku ada dua, di punggung Alni ada 3...... belum di kursi tengah dan belakang...... Mas Hary sampai susah lihat kaca spion !!!
Jam setengah sepuluh baru sampai ke Gubug, terharu melihat mereka pulang ke rumah masing-masing membawa seabreg bingkisan..... Saking banyaknya paket lebaran, bahkan masyarakat sekitar Gubug kecipratan semua .....
Alhamdulillah ya Allah !!! Kesabaran dan ketelatenan ustadz Virien 'bertapa' di daerah miskin dan terisolir ini berbuah manis. Allah juga yang mempertemukan ustadz Virien dengan salah satu komunitas orang kaya di Malang ini.
Lagi-lagi ketulusan hati mengundang banyak dermawan ikut membantu mikirin kaum dhuafa.
Ingat dulu di awal mendirikan pesantren dengan dana seadanya dan dengan gotong royong masyarakat sekitar. Dulu belum banyak donatur seperti sekarang, sedang aku dan ustadz Virien sepakat untuk tidak meminta- minta sumbangan, apalagi membuat proposal dan membawa map berisi proposal itu kemana-mana. Kalau ada yang mau membantu ya silahkan, kalau nggak ya aku sendiri ama ustadz yang mikirin.....
Rasanya sekarang aku banyak teman yang ikut mikir pesantren Gubug.
"Kita kan bersaudara", ucap salah seorang dari mereka saat acara ramah tamah. Kurasakan betapa sejuknya kata-kata itu, membuatku merasa banyak 'teman seperjuangan'. Betul sekali ucapannya, kalau kita bersaudara, kita memang tak perlu meminta, karena sesama saudara pasti tahu kebutuan saudaranya, merekalah yang datang mengulurkan tangan.
Alamdulillah, terimakasih ya Allah, terimakasih mas-mas dan mbak mbak pemilik mobil mercy yang baik hati, semoga Allah membalas kebaikan kalian semua dan memberi kebahagiaan seperti kalian telah berusaha membahagiakan kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar