Minggu, 16 September 2012

Harga Sebuah Dosa

Gemesku pada seorang sahabat yang hidupnya dalam beberapa bulan terakhir begitu terpuruk, sempat membuatku heran dan sekaligus iba .....

Dia salah seorang pembaca blogku yang sedang terlilit masalah keuangan yang bertubi-tubi, mulai dari ditipu orang, terjerat hutang sampai usaha yang merugi.  Diapun sudah menjalankan semua hal yang aku tulis di blog agar segera bangkit lagi, eh .... lha kok buntutnya usahanya malah tutup karena sepi, ..... gak habis pikir aku.

Heranku, biasanya orang yang sudah bisa ikhlas, bersyukur, mau membersihkan hatinya dan juga bisa memasrahkan persoalannya pada Allah .... biasanya sih pertolongan Allah akan berjatuhan dengan penuh keajaiban. Lah ini kok malah terpuruk.

Maka sesuai permintaannya, akupun mendoakannya di suatu malam selepas shalat tahajud.  Saat itulah baru kufahami mengapa hidupnya begitu susah bangkit,  kusadari ada doa-doa yang masih terhalang karena dalam tubuhnya masih ada sesuatu yang haram.

Akupun bertanya padanya apakah dia pernah makan babi, minum minuman keras atau narkoba? Dia jawab bahwa itulah masa lalunya, kasarnya dia dulu tukang mabuk.  Sudah lama sih kebiasaannya itu dia tinggalkan, dia sudah bertobat.

Namun rupanya sebuah dosa membutuhkan proses, cara dan waktu untuk bisa terampuni semuanya, semua tergantung kebijaksanaan Allah. Ada dosa yang bisa segera terhapus dengan sekali istighfar, ada yang bertahun-tahun baru mendapat ampunan Allah.

Seorang muslim dengan satu kali mabuk, maka ibadahnya (termasuk doa doanya) tidak akan diterima Allah selama 40 hari (al hadits).  Kalikan saja bila dia selama setahun jadi pemabuk? Berapa tahun ibadah dan doanya tidak diterima Allah?  ..... Itulah harga yang harus dibayar demi sebuah dosa.

Untungnya malam itu aku mendapat petunjuk, ada cara untuk "membakar" endapan barang haram di tubuh sahabatku itu, yaitu dengan berpuasa, baik puasa wajib atau sunah.  Puasapun sudah diteliti secara medis bisa membantu proses detoksifikasi atau pengeluaran racun-racun tubuh, jadi alasannya komplit, ada alasan religius dan alasan medis.

Allah memang mengikat kehidupan di alam ini dengan hukum hukumNya yang pasti dan tetap.  Minyak tak akan bisa tercampur dengan air, timur akan selalu berseberangan dengan barat, malam tak akan bertemu siang ...... sebuah dosa yang kelam tak akan bisa bersatu dengan doa yang putih.

Doa yang kita panjatkan ke hadirat Allah sifatnya putih suci, bila ingin doa berjawab, kita musti mempersiapkan diri untuk putih suci.  Jangan memanjatkan doa dalam keadaan marah, atau dengan hati yang dipenuhi rasa iri dengki dan perasaan negatif lainnya.  Banyak mengucap istighfar dan bila berbuat kesalahan segera mohon ampun kepada Allah dan memperbaiki diri.

Pengalaman ini juga membuatku semakin 'melek', bahwa kebaikan itu datangnya dari sisi Allah dan keburukan itu datangnya karena kesalahan kita sendiri.  Tak ada alasan untuk menyalahkan siapapun bila hidup kita begitu menderita atau terpuruk.  Bukankah Allah adalah Tuhan Yang Maha Adil?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar