Rabu, 26 September 2012

Anak Cerdas Dimulai Dari ......

Kemarin sore gadis kecilku Alni membeli snack di toko sebelah butik lalu bermain dengan Dafa, teman seusianya.  Akupun tenggelam dalam pekerjaanku, nyanting selendang batik.

Tak lama dua anak imut itu datang, akupun menemani mereka menonton televisi.  Belum lagi hangat tempat duduknya, Dafa keluar tanpa ba bi bu lalu dia datang lagi dengan snack seperti punya Alni.

"Aku minta ya ..... tadi kan kamu minta punyaku tiga, sekarang aku ambil tiga juga ya", kata Alni sambil memasukkan tangannya ke kantong snack di tangan Dafa, padahal snack punya dia sendiri masih banyak.

"Wah ..... kok gitu ya anak ibuk.  Kalau memberi ke teman ya gak boleh mengharap dikembalikan, itu namanya ikhlas.  Allah suka sama anak-anak yang suka memberi dan baik sama teman", kataku menceramahi Alni, Alni sendiri asyik menonton televisi ..... cuek bebek ..... hehehe.

Begitulah anak-anak, tingkah lakunya kadang nggemesin ..... mesti sabar, terutama dalam mengajari anak-anak berbuat baik, yang tidak pelit dan menjadi anak yang murah hati.

Sejak anak-anak mengenal dunia luar selain keluarganya, saat itulah pengaruh lingkungan mulai bekerja pada dirinya.  Pengaruh guru, teman di sekolah dan di kampung menjadi bagian yang musti diperhitungkan dalam perkembangan kepribadian mereka.

Bagi Indah nih, hal pertama yang harus ditanamkan pada anak-anak adalah agar mereka menjadi anak yang senang berbuat baik.  Perbuatan baik yang bermakna luas, mulai dari suka memberi dan berbagi, menyayangi saudara, teman, dhuafa, menyayangi alam dan makhluk Allah, suka menolong ...... dll.

Simak ayat ini :

QS. Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 84
[6:84] Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

Ayat tersebut mempunyai hubungan sebab akibat yaitu Allah memberi petunjuk/hikmah sebagai balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.  Petunjuk Allah merupakan hal yang amat besar yang mutlak kita perlukan dalam mengarungi kehidupan ini dan juga di akhirat nanti, itulah bekal yang kita persiapkan untuk anak-anak kita.

Sekarang orang tua lebih cenderung membekali anak-anak mereka dengan bersekolah di sekolah favorit, mengikuti les ini itu sampai kadang mereka kehilangan waktu bermainnya. Coba tanya anak-anak, bahagiakah mereka dengan aktifitas belajar yang super padat itu?

Indah sendiri suka ditanya sama ibu-ibu: "Gimana ya jeng caranya punya anak pinter kayak anak njenengan?" Belum kujawab pertanyaan itu, mereka sudah jawab sendiri gini :"Kalau itu sih faktor keturunan ". Lha gimana mereka mau belajar padaku kalau sudah main tebak sak penake dhewe.

Kujawab di blog saja deh.
Anak-anakku itu gak pernah ikut les di luar sekolah karena aku kasihan bila mereka terlalu lelah, tapi mereka bisa masuk PTN, Aden bisa masuk ITB lewat jalur test.  Alhamdulillah semuanya pinter pinter, padahal sekolahnya ya di SD ndeso, SMP ndeso, cuma SMAnya saja yang aku tekankan agar masuk SMA terbaik di Malang, SMA 1.

Cara mendidiki mereka ya pakai cara yang tersirat di al qur'an yaitu mengajari mereka berbuat baik, cara ini membangun kecerdasan dari hatinya. InsyaAllah Allah akan memeri mereka hikmah/petunjuk yang membuat mereka cerdas hati dan otaknya. Tidak repot kan? juga irit ..... betul-betul irit.


2 komentar:

  1. intinya kepedulian orang tua sangat berpengaruh pada pendidikan anak...kalo semua pendidikan diserahkan pada orang lain ya ilmu orang itulah yang terekam diotak anak-anak kita..

    BalasHapus