Senin, 15 Juli 2024

Hal Indah dari Surat Al Maidah Ayat 105

 Dear Allah lovers.

Ada suatu peristiwa yang membuatku tertuntun untuk merenungkan satu ayat al quran yang muatannya ternyata begitu dalam, pemahaman ini begitu beda dari pemahaman yang biasa dipahami orang banyak.  Maka aku perlu menuliskannya di sini, karena ini penting untuk memahami betapa Maha Kasih SayangNya Allah.

Tiga hari yang lalu Mas Hary bercerita, bila dalam mimpinya dia mendapat petunjuk untuk membuka Al quran Surat Al Maidah ayat 105.  Isinya ini :

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu.  Orang-orang yang sesat itu tidak akan membahayakanmu apabila kamu telah mendapat petunjuk.  Hanya kepada Allah kamu semua akan kembali, kemudian Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Berikut ini poin-poin yang aku pahami yang semakin lama semakin mendalam.

Jagalah dirimu.

Menjaga dari apa ?  Menjaga untuk selalu berada di dalam petunjuk Allah.  

Bagaimana agar selalu berada di dalam petunjuk Allah?  Ya selalu ingat / dikir / eling , selalu menautkan hati dengan Allah.  Jangan terbawa arus pikiran perasaan dan emosi atau manasmu.  Pandangi manasmu, tonton manasmu, rajin-rajin menonton keinginan / kehendak / karep / hawa nafsumu.  Dengan menonton kamu akan melampaui manasmu dan batinmu akan auto terhubung dengan Allah.

Orang-orang yang mendapat petunjuk itulah orang yang kembali kepada Allah.

Ayat ini adalah rangkaian kalimat yang terhubung.  

Perhatikan kalimat ini : hanya kepada Allah kamu semua akan kembali.  "Kamu semua" di ayat ini menunjuk pada 'orang-orang yang mendapat petunjuk' di kalimat sebelumnya tetapi masih satu ayat, yaitu ayat 105.  

Berarti apa ?

Berarti tidak semua orang kembali kepada Allah, karena orang-orang yang tidak mendapat petunjuk tidak termasuk di dalamnya.  

Nah kemana dong kembalinya orang-orang yang tidak mendapat petunjuk? Ya bisa dihidupkan lagi di dunia entah sebagai apa alias mengalami reinkarnasi (aku pernah menulis soal reinkarnasi dan ayatnya di tulisan sebelumnya, cari sendiri ya).  Atau 'dicuci' di neraka/penderitaan atau ke mana lagi Innuri nggak tahu lah, 

Menerima rapot dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya hingga kembali kepada Allah.

Setelah kembali kepada Allah, lalu apa?  

Masih di ayat yang sama, kalimat terakhirnya adalah 'kemudian Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan'.

Tahukah kalian saudara-saudara?  Allah akan menerangkan kepadamu dengan penuh kasih sayang (seolah mengucapkan selamat) apa yang telah kamu kerjakan dari kehidupan satu ke kehidupan berikutnya, entah sampai berapa kehidupan , entah sampai berapa reinkarnasi sampai  kembali kepada Allah (bahasa Sansekertanya moksa).

Catat ya, Allah akan menerangkan dengan KASIH SAYANG dan penyambutan, melebihi sambutan seorang ayah yang menyambut pulang anaknya yang bertahun-tahun di perantauan.

Bayangkan nanti bila kita telah pulang kepada Allah, indahnya pertemuan itu, setelah itu Allah akan bercerita tentang kehidupan yang telah kita lalui dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya, ke kehidupan berikutnya lagi sampai kehidupan terakhir yang mengantarkan kita kembali kepadaNya.

Semoga tulisan ini mencerahkan hatimu. 

Bila kalian punya pendapat yang berbeda dengan penafsiran Innuri, dipersilakan saja, masing-masing orang mendapat pemahaman sesuai dengan perjalanan spiritualnya masing-masing.  Mari tetap saling menyayangi dan berbagi kebahagiaan yang mendamaikan hati.


***




Membaca Kematian

 Dear Allah lovers.

Innuri pernah mendengar cerita teman, tentang ayahnya yang sudah tahu kapan hari meninggalnya, sampai beliau sudah menyiapkan segalanya termasuk uang untuk selamatan setelah beliau meninggal.

Kisah seperti itu bukan hanya sekali aku dengar, tetapi beberapa kali, bahkan di channelnya Pak Hans, Eling lan Awas, ada video seorang guru Budhis yang meninggal dalam keadaan segar bugar dikelilingi oleh para muridnya.  Itu video keren banget, orang meninggal 'mapan' sendiri dan menunggu beberapa menit kemudian nyawanya diambil Tuhan, disaksikan orang banyak pula.  Itu upacara kematian terindah yang sempat didokumentasikan kukira.

Nah, pertanyaannya adalah, bagaimana sih orang-orang itu bisa tahu kapan hari kematiannya tiba?  Bahkan tahu persih tanggal hingga jamnya loh!  Rasanya ngiri gitu loh, kepingin juga mati kayak gitu, mapan sendiri.

Btw, dulu Innuri pernah mengalami mau mati dengan mapan sendiri, sudah baca kalimat syahadat, sudah menangkupkan tangan ke dada, nyawa sudah mulai berjalan meninggalkan tubuh dari kaki naik ke atas dan naik terus, eeh, dia mentog berhenti di dada (saat itu dadaku bergetar hebat kata suamiku), setelah itu nyawaku dikembalikan.  Aku kembali bisa merasakan punya kaki padahal sebelumnya aku merasa kakiku kehilangan energinya dan kayak nggak punya kaki.

Kayaknya waktu itu Innuri lagi dikasih 'percobaan mati' sama Allah.  Tugas hidup masih menantiku, wong saat itu Aden dan Zeli masih balita.  Allah yang Maha Kasih Sayang masih menghendaki aku membesarkan anak-anakku dulu, bahkan nambah anak jadi 4, Insan dan Alni lahir kemudian.

Ceritanya saat aku 'percobaan mati' itu dulu, aku tahunya dadakan, mendadak kayak ada malaikat maut datang dan tiba-tiba aku mengerti bila itu waktuku.  Lalu aku bilang Mas Hary, suamiku, kalau aku udah waktunya mati.  Eh doi malah bilang, "Dek, tunggu aku panggil tetangga dulu." ... Hahaha, aku bilang, "Nggak bisa Mas, ini sudah waktunya."

Pertanyaannya sekarang, kenapa ada orang yang tahunya dari jauh-jauh hari, nggak dadakan?

Jadi jawabannya yang aku pahami begini.

Setiap kejadian di alam semesta itu sudah tertulis di lauhul mahfudz 'kan?

Bayanganku dulu lauhul mahfudz itu kitab tertulis yang disimpan di langit yang memuat segala-galanya.  Di langitnya langit gitu loh, pokoknya tempatnya tinggi gak terjangkau sama manusia.  

Ternyata setelah tua ini baru kupahami, tulisan takdir itu tidak terpisah dengan obyeknya, nempel gitu loh, nempel dengan caranya sendiri dan dengan caranya masing-masing, 'tulisan' itupun bukan tulisan yang terdiri dari huruf-huruf seperti aku menulis ini, tulisan yang semacam 'informasi' ... susah Innuri menjelaskannya.

Aku akan persempit lagi pembahasan ini ke dalam diri manusia.

Jadi di dalam diri manusia itu sudah ada 'tulisan' takdirnya masing-masing yang tersimpan di dalam jiwa, termasuk takdir kematiannya.

Orang-orang yang tahu kapan dia bakanan mati, bahkan sampai detail hingga jam dan detiknya itu adalah orang-orang yang bisa membaca tulisan di jiwanya.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana caranya membaca tulisan di jiwa kita sendiri?

Kalau ditanya bagaimana? Aku tak tahu jawabannya, karena itu nanti Allah yang bakal menunjukkan caranya dan cara tiap orang beda-beda.

Tetapi yang bisa aku bagikan sekarang adalah mengapa orang-orang tertentu bisa dengan mudahnya membaca tulisan di jiwa mereka?

Salah satu jawabannya adalah mereka sudah tidak melekat dengan apa pun di dunia ini.

Tidak melekat adalah poin pentingnya.

Jadi lepaskan kemelekatanmu pada apa pun dan siapa pun di dunia ini, maka pandanganmu akan menjadi jernih hingga tembus ke dalam jiwamu.

Sesederhana itu. 





 

Jumat, 12 Juli 2024

Berguru pada Sang Artis

 Hariku hari ini dipenuhi artis.  Berawal dari nengok jawaban di Quora tentang embuh lupa aku, ada yang membahas Britney Spears sampai aku kepoin IG-nya dan artikel tentangnya, lalu operasi plastiknya Titi DJ, melompat ke Keanu Reeves lalu malam ini aku menulis sambil dengerin La Passionnya Sarah Brightman-Fernando Lima.

Kisah pilu Britney dengan segala derita hidupnya sampai membuat aku mendoakannya dengan tulus agar Allah memberikan dia pencerahan.  

Sungguh sebuah popularitas bukanlah jaminan bahagia.

Titi DJ sempat membuatku iri karena dia jadi kembali muda dan cantik lagi.  Memang selalu cantik dan terlihat muda itu idaman buat hampir semua wanita kok.  Lalu Keanu Reeves menghiburku dengan caranya.  Gimana caranya?  Sikap tenangnya menghadapi penuaan itu telah mengguruiku teramat dalam, seolah mengatakan:

Penuaan adalah kodrat yang mengandung pembelajaran agar semakin tua semakin berbesar hati untuk memberikan peran yang menjadi hak mereka yang muda.  Bahkan artis tua pun diperlukan dalam sebuah pertunjukan.  Masing-masing punya peran sesuai dengan kapasitasnya.

Aku gagal iri hati pada mbak Titi dong!

Sungguh sebuah penampilan juga bukan jaminan kebahagiaan.

Lantas apa dong yang membuat orang bahagia?  Mengalir saja dengan indah seperti Bang Keanu Reeves, menerima apa pun yang diberikan kehidupan dengan rasa syukur, tak perlu melawan arus ketentuanNya.  

Orang-orang yang mengalir adalah guru kehidupan, mereka menjadi inspirasi bagi orang banyak tanpa perlu berkata-kata, tak perlu capek capek menulis kayak Innuri juga.