Minggu, 16 September 2018

Antara Mencari Ilmu dan Mencari Tuhan

Antara Mencari Ilmu dan Mencari Tuhan
#innuriinspirasi

Masih tentang jalan yang lurus, yaitu jalan yang arah jasmani ruhani kita lurus menghadap kepada Tuhan. Di saat apapun juga,  apapun yang kita hadapi,  arah hati kita lurus kepada Tuhan. 

Ada orang-orang yang merasa haus sekali akan ilmu,  dia berguru pada banyak guru dan merasa terus-menerus selalu kurang ilmunya.  Dengan ilmunya dia juga menjadi guru bagi banyak orang.  Dia merasa telah berjuang di jalan Allah dengan keilmuan yang dimiliki.  Sementara dia sebenarnya sedang berjuang untuk ilmu,  bukan untuk Allah. Orang-orang yang berhati bersih yang mengenalinya.

Sebaiknya berhati-hati dengan guru yang selalu merasa benar dan harus dibenarkan, guru yang memuja ilmunya.  Berguru pada siapapun,  arah hati kita harus lurus menghadap kepada Allah. Karena ilmu Allah itu luas sekali,  tak akan cukup seribu atau sejuta tahun kita tempuh dalam mempelajari ilmuNya.  Karena untuk bertemu denganNya,  tak perlu dengan banyak ilmu,  yang kita perlukan cuma kesediaan hati untuk dibimbingNya,  melalui siapa dan dengan cara bagaimana,  itu terserah Dia.

Carilah Allah di atas carilah ilmu.  Ilmu Allah itu luas sekali,  tersebar di sekeliling kita sampai semesta yang tak tehingga.  Bila kita diperintahkan untuk mencari ilmu hingga ke negeri Cina,  itu artinya kita disuruh membuka pikiran untuk ilmuNya yang luas ini,  kita disuruh keluar dari kesempitan berpikir.  Salah satu kesempitan berpikir itu adalah ilmu agama yang harus dipelajari dari ustadz lulusan X,  Y atau Z.  Karena Allah menurunkan ilmu kepada siapa yang dikehendakiNya,  bukan pada siapa yang rajin berguru pada ustadz A,  B atau C.

Allah bisa saja menghadirkan 'guru' atau 'ustadz' dalam bentuk apa saja dan siapa saja,  bisa anak kecil yang mengajari kita kejujuran,  bisa mbok tukang pijat yang sambil memijat kita bercerita tentang kehidupan, bisa seekor burung yang tak henti beterbangan dan berkicau, bisa seekor semut, dll

Bergurulah pada Allah meskipun secara lahiriah kita berguru pada sesama manusia.  Maka setiap detak nafas kita,  Allah akan turunkan pelajaranNya lewat apa saja dan lewat siapa saja. Jalan yang lurus,  hati yang lurus menghadapNya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar