Minggu, 19 Maret 2023

Terciduk

Bagaimana perasaanmu hari ini sahabat? Bahagiakah? Atau sedang galaukah?

Bila kalian sedang galau, jangan-jangan kalian telah terciduk.  Terciduk tanpa kalian sadari.  Banyak hal bisa menculik kita dari kebahagiaan yang semestinya bisa kita nikmati detik ini, saat ini, hari ini.

Terciduk oleh masa lalu barangkali, berada dalam bayangan indahnya mungkin, atau penyesalan-penyesalan atas kebodohan yang pernah dilakukan di masa lalu, atau malah merindukan seseorang di masa lalu yang orangnya sudah menghilang.  Innuri jadi teringat lagunya Maia." ...tapi kini dia menghilang, ku tak tahu entah di mana, diariku ku merindukannya, kekasihku kau ada di mana?"

Atau terciduk ke masa depan, biasanya masa depan membawa paket kekhawatiran, bayangan-bayangan suram, atau skenario-skenario indah tetapi menipu.

Begitulah pikiran sering mempermainkan kita, begitulah cara kerja mereka merampas kebahagiaan kita dan menjerumuskan kita dalam gelapnya rasa galau.

Saking kejamnya pikiran yang tak terkendali, agama menyebutnya syetan.  Syetan yang masuk lewat pembuluh darah, mengendalikan pikiran-pikiran kita.  

Ya, bila kita tidak bisa mengendalikan pikiran, itulah yang terjadi.  Bila kita tak mau mengendalikan pikiran, itu sama saja dengan membuka kunci pintu kepedihan yang ujungnya nanti bisa sangat gelap.

Bagaimana mengendalikannya?

Sadari pikiran-pikiran liarmu, eling Gusti Allah. Pandangi pikiranmu, lalu katakan padanya,"Konangan kowe." artinya 'kamu ketahuan'.

Kalau Innuri sih, melihat pikiran-pikiran liar itu 'menyergap' seperti asap yang masuk ke kepala atau ke dada. Warna asapnya tergantung tingkat kejahatannya, semakin kejam pikiran, semakin gelap dia.  Alhamdulillah Innuri punya penglihatan tajam yang amat membantuku untuk tersadarkan.

Itulah salah satu makna zikir yang luar biasa, yang bisa kufahami sekarang.

Katakan tidak, seberapa pun indahnya apa yang ditawarkan oleh masa lalu atau masa depan, karena ujung-ujungnya adalah zonk.  Jangan tertipu.  Kejamnya pikiran itu sering bersembunyi pada hal-hal manis, hal baik bahkan hal-hal yang terlihat bijak dan heroik.  Jangan tertipu.  Nanti perlahan-lahan kamu akan dibelokkan ke hal yang menghancurkan dirimu sendiri, setidaknya hatimu sendiri.

Itulah stategi syetan yang halus sekali, sehalus serambut dibelah tujuh.  Jangan mau digulung / dikuasai sesuatu yang mengarahkanmu pada kesedihan, tetapi berbuatlah sebaliknya, beradalah di luarnya agar kau bisa  kuasai dan gulung godaan-godaan itu.

Hiduplah di sini dan saat ini, itulah salah satu makna bersyukur, tak ada yang disesali, tak ada yang dikhawatirkan.  Hanya menikmati suguhan indahNya, mensyukuri segala yang berlalu.  Bila hari ini dijalani dengan rasa syukur, maka masa depan akan bertambah-tambah nikmatNya.

Jangan biarkan diri terciduk syetan yang bekerja lewat pembuluh darah yang mengalir terus ke urat nadi kita.  Segera ingat / eling / zikir, berbicaralah dengan Allah, berakrab-akrablah dengan Dia yang lebih dekat dari urat lehermu sendiri.

" ... jangan kamu jatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan dengan tanganmu sendiri ..." dari Al Baqarah ayat 2.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar