Kamis, 05 Juni 2014

Bak Menatap Tarian Semesta


Terpaksa nulis lagi soal pilpres .... hmmm .... karena beberapa pertanyaan yang nyangkut di inboxku. Beberapa mengusik tanganku yang tidak gatal ini untuk menulis.

Bagaimana kita tahu bila petunjuk itu dari Allah ? begitu pertanyaannya. Yang memilih nomer 1 ngakunya karena mendapat petunjuk, yang memilih no 2 bilangnya juga mendapat petunjuk, yang tidak memilih juga bilang itu petunjuk.  Lantas ?

Begini sahabat,
Petunjuk Allah itu sifatnya sejuk, damai, membahagiakan, menentramkan hati, dan menghasilkan perasaan bahagia dan penuh kasih kepada semesta dan seisinya.

Maka, bila sudah mohon petunjuk Allah, lalu mendapat petunjuk, tapi masih ragu, apakah benar itu petunjuk Allah ataukah bukan ? Ujilah dengan beberapa hal ini :

- apakah hati ini amat bernafsu agar pilihan kita menang ? Bila iya, maka itu bukan petunjuk Allah, karena petunjuk Allah itu membuat hati kita otomatis pasrah dan ikhlas siapapun yang memenangkan pemilu ini. 

- apakah kita begitu marah dengan link dan status teman yang menjelekkan pilihan kita ? bila iya, maka itupun bukan petunjuk Allah, karena sifat petunjuk Allah itu mendamaikan hati, tidak membuat hati mudah terbakar.

- apakah bila membaca tulisan negatif tentang presiden yang tidak kita pilih, maka spontan hati ini merendahkan dia ? memuji setinggi langit capres yang kita pilih dan merendahkan yang lain ? bila iya, maka itupun bukan petunjuk, karena petunjuk Allah membuat hati kita tidak akan bisa merendahkan siapapun.

- apakah kalian begitu percaya hingga meletakkan harapan yang tinggi bahwa capres pilihan kaliankah yang bisa memperbaiki Indonesia ? bila iya, maka kalian musti mengembalikan lagi harapan hanya kepada Allah.

Petunjuk Allah itu menuntun hati kita pada kedamaian dan kasih sayang, apapun yang berlawanan dengan sifat damai dan kasih , itu adalah petunjuk hawa nafsu yang berteman dengan syetan.  Semoga Allah melindungi diri kita, keluarga dan segenap teman kita dari hal demikian.

Urusan siapa yang menjadi presiden itu bukan urusan kita, karena yakin itu sudah ditentukan Allah sebelum dia dilahirkan. Urusan kita adalah memilih dan menyebarkan kedamaian dan kasih sayang, sebagai rahmat bagi  semesta.

Perasaan kita saat berada dalam posisi mendapat petunjuk seperti yang aku gambarkan  tadi, indahnya luar biasa, bak menatap tarian semesta.  Setiap melihat sebuah peran dimainkan, hati kita spontan mendoakan, memercikkan kasih, agar semua kembali dalam harmoni. 

Laksana peri bersayap, dengan tongkat ajaib yang memercikkan bintang-bintang, terbang kesana kemari, setiap yang tersentuh olehnya akan kembali dalam rengkuhan Allah yang penuh kasih dan kedamaian.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar