Rabu, 19 November 2014

Ghibah Dan Kasih Sayang

 Dear Allah lovers !
Aku mau rasan rasan ... ups ! mau membahas masalah rasan-rasan / ghibah maksudku.

Ghibah itu membicarakan keburukan orang lain, istilah jawanya rasan-rasan, bila yang dibicarakan  kebaikan orang lain, namanya bukan ghibah, tapi siaran  .... hahaha.

Tebusan untuk dosa ghibah adalah minta maaf kepada yang bersangkutan, atau bila yang bersangkutan (orang yang kita ghibah) tidak bisa lagi kita temui karena meninggal atau tinggal di tempat yang jauh , maka tebusannya adalah mendoakannya agar Allah mengampuni dosa-dosanya.

Dulu aku tidak mengerti benar , ada apa dibalik minta maaf dan mendoakan ? Kadang hati yang rewel ini bertanya , mengapa tidak cukup dengan minta maaf sama Allah saja biar tidak ribet? Ketika aku melakukannya , juga cuma berpikir bagaimana biar tidak lagi terbebani dengan dosa.  Saat minta maaf atau saat mendoakan , pikiranku cuma untuk melenyapkan dosa, yang sama saja dengan egois, cuma memikirkan diri sendiri.

Setelah tua begini, aku jadi faham , kenapa musti minta maaf dan mengapa pula bisa diganti dengan mendoakannya ?

Ternyata ini adalah salah satu misi diturunkannya Islam , sebagai agama rahmatan lil alamin , kasih sayang untuk alam semesta.

Ghibah muncul karena adanya sesuatu yang kita tidak sukai dari seseorang, dan cenderung membenci. Minta maaf dan mendoakan akan melenyapkan kebencian, membangun kembali rasa kasih sayang antara 2 orang yang pernah membenci.

Target saat kita minta maaf kepada orang yang terghibah, adalah terjalinnya kembali rasa kasih sayang.  Demikian juga saat kita mendoakannya, kita harus mendoakan dengan tulus, berharap kebaikan untuknya, seperti kita berharap kebaikan untuk diri sendiri.  Dan inilah  pemahamanku akan sebuah hadist ; tidak beriman seorang hamba sebelum dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri.

Iman adalah soal rasa, rasa percaya kepada Allah yang membuat kita menyatu dengan sifat-sifatNya , dan salah satu sifatnya adalah kasih sayang.  Rasa kasih sayang inilah yang membuka khazanah keindahanNya yang lain,  seperti otomatis Allah fahamkan pada diri kita.

Bila dulu , minta maaf dan mendoakan, hanya untuk menggugurkan dosa, sekarang ketika sudah melek hakekat, jadi faham bila ada hal lain yang lebih penting dibandingkan egoisme memikirkan dosa kita sendiri. Yaitu kembalinya ikatan kasih sayang di alam ini, itulah hal terpentingnya.

Tidak ada gunanya minta maaf, tetapi dalam hati masih membenci, juga tidak ada gunanya doa, bila hanya  terucap di lidah, sedang dalam hatinya masih penuh dendam kepada yang didoakan.

Bahkan bila dengan jalan meminta maaf dan menjelaskan kesalahan kita, malah dikhawatirkan menimbulkan  salah faham dan permusuhan, sebaiknya tidak usah dilakukan, ini menurutku siih.  Cukup mendoakan dengan setulus hati, kemudian berbuat baiklah kepadanya sebagai tebusan dari ghibah yang pernah kita lakukan padanya.

Salam manis dan semoga kita bertemu lagi dalam kasih sayangNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar