Sabtu, 29 November 2014

Orang Yang Pelit Kepada Dirinya Sendiri

Haiii para pecinta Allah.

Suatu sore aku dibikin terharu oleh kedatangan tamu yang tidak diundang tapi bukan maling .... hehehe, tamu yang tidak disangka-sangka,  tukang sayur langgananku dengan istrinya. Dia bilang, istrinya ingin bertemu denganku, ingin berterimakasih karena aku telah memberinya beras dan dia juga mau mendoakanku katanya.

"Banyak yang ingin bertemu bunda, coba bunda mau ke tempat saya", katanya. Aku cuma tersenyum manis (emang aku manis ? nggak sih, sebenarnya aku cantik ... hihihi).


oleh oleh dari pak sayur, banyak sekali , satu tas kresek besar sayuran, ada ketela pohon di bagian paling bawah, daun yang nyembul itu sayuran kesukaanku, disini istilahnya daun lebosan 


Aku punya kriteria tersendiri dalam membagi-bagi beras, salah satunya adalah tidak punya sepeda motor.  Jadi awalnya dulu bapak tukang sayur ini tidak masuk dalam daftar penerima berasku karena dia punya sepeda motor, sampai cerita eyang sampai ke telingaku.

"Tukang sayur itu untungnya dikiiiit bunda, sudah gitu sering dibon pula sama orang-orang kampung.  Kasihan , kalau sudah dibon, pulang balik modal saja belum tentu", kata eyang, dibon itu maksudnya sayurnya diutang sama pembeli dan dibayar di hari lain.

"Sekarang aku sedang mengadakan gerakan anti ngutang ke tukang sayur di seputar Gubug", kata eyang.

"Emang beli sayur pakai ngutang ? berarti mereka benar-benar miskin", kataku.
"Ini cuma soal kebiasaan masyarakat sana bunda.  Walau mereka punya uang, tetap saja ngutang, uangnya disimpan atau dialihkan untuk keperluan yang lain.  Aku sering bilang sama mereka, itulah yang namanya pelit kepada dirinya sendiri.  Masak untuk memberi makan dirinya sendiri saja gak rela bayar cash ", kata eyang, tak bisa aku tahan, aku tertawa geli bercampur prihatin  Iya yaa, masak untuk dirinya sendiri saja sayang membelanjakan uang, apalagi disuruh bersedekah untuk orang lain?  Padahal sedekah kan pangkal kaya.

Tapi bisa jadi kita yang gak pernah ngutang ke tukang sayurpun masih bisa terjebak dalam pelit kepada diri sendiri.  Banyak sih pelit-pelit lain yang tak kalah serunya dibandingkan ngutang ke tukang sayur, dan tidak terbatas pada soal utang mengutang.

Sering kita melupakan kebutuhan diri sendiri, terlalu  mengeksploitasi diri sendiri sampai kurang istirahat, padahal itu haknya tubuh.  Atau malah sebaliknya, terlalu banyak bermalasan, padahal tubuh perlu bergerak untuk berkarya.

Ada lagi yang pelit memberi kebahagiaan buat dirinya sendiri, dengan membiarkan dirinya tenggelam dalam persoalan, seolah-olah cuma dia seorang di dunia ini yang punya persoalan, padahal setiap orang mengalaminya. Dalam hidup ini persoalan selalu ada, tapi kita bisa memilih hanyut dalam arusnya atau berlayar di atasnya. 

Kebahagiaanpun pilihan, hanya soal rasa dan rasa bahagia hanya perlu dihadirkan, instrumentnya sudah Allah siapkan di dalam diri kita.  Jadi jangan pelit memberi kebahagiaan buat diri sendiri.

Akan halnya diriku, yang paling sering aku lakukan adalah pelit dalam hal spiritual.  Jiwa dan pikiran ini amat perlu mengingat Allah, bersujud di malam yang hening, mendekat padaNya dan menyampaikan segala bisikan hati.  Tapi aku sering tidak memberikannya kesempatan, karena memilih tenggelam dalam selimut dan mimpi yang tidak karuan judulnya .

Bagaimana dengan kalian ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar