Sabtu, 27 Desember 2014

Menyusuri Jejak Usia

 Dear Allah lovers

berada di penghujung tahun

sumber mata air di kebunku mulai mengalir gemericik
dan tanah basahnya menempel di kakiku membentuk sepatu alami

hawa dingin kerap menahanku dalam selimut tebal
dapur yang bocor
dan lantai licin yang sering membuatku berteriak
"Alni ! awas ! jangan lari-lari, nanti tergelincir".

itulah desember

Tiba-tiba aku menyadari bahwa sebentar lagi bulan januari, bulan kelahiranku.  Segera setelah desember berlalu, tanggal enam bulan satu, usiaku jadi empat puluh delapan tahun, hurayyyy ... aku tua !!!  Tinggal 2 tahun lagi aku bisa merasakan usia setengah abad, itu bila Allah berkenan memberiku kesempatan.



Teman-temanku di grup mama-mama kece membagi usia dalam beberapa kategori, ada usia biologis, usia psichologis dan satu lagi , usia seksologis ... hahahaha .... Kayaknya yang terakhir ini yang paling menarik , itu lebih penting daripada mikirin wajah yang perlu disetrika atau body yang makin sexeeeh ..... huahahaha.

Di usiaku kini, rasanya aku musti mengakui bila aku sudah tua, ini sebuah perjuangan tersendiri loh,  karena aku terbiasa dibilang awet muda sama orang-orang, terutama orang yang tidak pernah melihatku waktu muda dulu.

Masih ingat olehku, saat Aden pertama masuk kuliah dan aku naik bis menengoknya ke Bandung, penumpang di sebelahku bertanya :"Kuliah di Bandung ya ?". Dan aku tertawa, karena anakkulah yang kuliah. Dan bila aku bepergian diantar ustadz Virien , aku sering disangka calon istrinya, itu duluuuu sih,  kalau sekarang mungkin dikira ibunya atau neneknya 'kali... hahaha.

Setiap wanita pasti suka dengan penampilan awet muda, sampai rela menghabiskan waktu, uang ,  bonus 'penyiksaan' , untuk membuat dirinya awet muda. Banyak sekali cara yang bisa membuat orang awet muda, dan aku pernah mencoba beberapa diantaranya.

Aku pernah makan kolang kaling tiap hari, gara-gara bertemu orang yang terlihat berusia lima puluhan, padahal usianya 65 tahun, dan dia bilang rahasianya adalah makan kolang kaling setiap hari.  Aku googling dan menemukan bahwa kolang kaling memang mengandung kolagen dan kalsium yang tinggi.  Tapi aku makan kolang-kalingnya hanya bertahan berapa minggu saja , setelah itu bosan sampai kolang kalingnya berjamur di kulkas.  Gagal deh awet mudanya.

Aku juga pernah membeli perawatan wajah jutaan , dan hasilnya memang cling banget untuk wajahku, cuma bertahan 3 bulan, habis itu ya bosan lagi, sayang juga sama uangnya, sebegitu banyak cuma buat mempertahankan keremajaan wajah.  Coba dipakai bersedekah, pasti makin banyak orang jadi terlihat rupawan karena tersenyum penuh rasa syukur.

Akhirnya kembalilah aku semula, yang tetap cantik (kataku sendiri) walau jarang pakai bedak, pakai lip gloss bila bibirnya kering, membersihkan wajahpun sering ngawur pakai sabun mandi .... hihihi .

Rasanya aku musti menerima diriku apa adanya, diriku yang tidak pandai bersolek, tidak telatenan bila disuruh merawat wajah dan tubuh.  Mau awet muda atau awet tua bukan lagi persoalan bagiku, walaupun dijadikan persoalan, ya tetap saja aku tumbuh ke samping .... maju perut pantat mundur ... hahaha.

Usia dan penampilan itu sudah ditakdirkanNya, saat bayi, kulitnya mulus dan lucu , saat kanak-kanak nggemesin setiap orang, lalu tumbuh menjadi remaja dengan segala pesona kecantikannya, lalu menjadi dewasa dan tua.  Alangkah tidak adilnya bila orang yang sudah tua, penampilannya masih kayak remaja, bisa kalah bersaing dong  yang remaja sungguhan.  Dan jadi susah membedakan mana anaknya dan mana orang tuanya.  Jadi sebaiknya menjadi tua itu tidak usah dilawan dengan berbagai cara, karena itulah ritme kehidupan yang dirancang oleh Yang Maha Agung.

Saat seorang hamba merias diri untuk mempercantiknya, yang manusia lihat adalah penampilannya yang berubah jadi menawan, sedangkan yang Allah lihat adalah niat di hatinya, apakah dia mengharap pujian makhluk dengan apa yang dilakukannya ? ataukah hal yang lain yang hanya dia dan Allah yang tahu ?

Sekarang aku sudah tidak lagi menginginkan awet muda, kalau awet cantik iya 'kali .... hahaha .... tapi itu sudah tercapai kok, suamiku bilang aku selalu cantik , dan untuk kategori usia seksologis, aku masih 25 tahun ..... huahahaha. 

Yang lebih aku inginkan sekarang hanyalah Allah, bisa merasakan kehadiranNya, cintaNya, bahasaNya padaku, firmanNya, dan bertemunya aku dan Dia dalam sujud yang penuh cinta.

Bila orang bilang hidup itu adalah perjalanan, maka bagiku itu adalah perjalanan mengenal Allah.  Semakin bertambah usia seseorang, semestinya diiringi dengan semakin bertambah kedekatan dan pengenalannya pada Allah, hingga di hatinya benar-benar hanya Allah yang mendominasi yang menjadi tujuan hidupnya.

Mengenal Allah, itu sebuah kata yang tiap orang punya kesan dan persepsi sendiri. Dan bagiku, mengenal Allah seperti menyusuri sebuah perjalanan yang penuh keindahan dan selalu membangkitkan rasa ingin tahu. Yang membuatku rela bangun tengah malam demi bertemu denganNya, yang kadang berhasil kadang juga tidak.

Saat pengertianku tentangNya bertambah, bertambah pula rasa tunduk, takut, dan cinta, hingga secara otomatis sikap tubuhpun menunduk merendahkan diri di hadapanNya. Rasaku, inilah hal terindah yang pernah aku alami dalam hidupku.

Jejak usia kita secara lahiriah ditandai dengan goresan kerut merut di wajah, atau semakin memutihnya rambut.  Namun jejak usia yang sebenarnya adalah goresan asma Allah yang semakin mendominasi hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar