Sabtu, 11 Juli 2020

Diam Untuk Mendengar

Diam Untuk Mendengar
#innuriinspirasi

Lidahku bagian belakang sakit,  karena tiba-tiba saja gigi gerahamku menjadi tajam dan melukai lidah.  Sudah 4 hari.
Sakit bila dipakai berbicara, dipakai makan apalagi , buat menelan ludah saja sakit sekali.  Sampai ketika shalat 5 waktu, aku mengucap bacaan shalat hanya di dalam hati.

Disinilah aku memahami bila aku sedang mendapat pelajaran.

Saat shalat yang bacaannya hanya dibaca di dalam hati , aku bisa merasakan suara suara lain di dalam yang bukan melulu bacaan shalat, dengan kata lain masih saja tidak bisa memusatkan jiwa ke hadapan Allah atau khusyu'.   

Diri manusia itu di dalamnya bisa melakukan berbagai aktifitas dalam saat yang bersamaan.  Itulah kondisi yang disebut tidak khusyu' atau tidak hening.  Sementara kekuatan jiwa kita terletak pada kondisi yang hening.

Dalam kondisiku yang terpaksa tidak bisa berbicara , aku dipaksa belajar mendengar. Mendengar ke dalam  untuk bisa memilah mana suara yang musti diaktifkan dan mana yang musti diistirahatkan.  Menyiapkan diri di dalam untuk hening agar bisa mendengar suara di luar dengan pendengaranNya.  Takjub!

Di luar,  ada suara yang tidak terdengar tapi begitu nyaring.  Ada suara keras tapi untuk diabaikan.  Dan semua suara itu membuat pergerakan di dalam diriku,  pergerakan di dalam yang menggerakkan  keluar dalam bentuk perilaku.

Pada puncaknya adalah "mengijinkan" Dia menggerakkanku.

Terimakasih Sang Maha Kasih.

Baik.
Sudahkah kalian belajar diam untuk mendengar ?

Bagaimana mengetahui bila kita sudah benar-benar belajar ?

Adalah ketika kalian menyadari betapa sebelumnya banyak sekali hal sia-sia yang telah kalian lakukan.  Mungkin perbuatan yang hanya menuruti ego atau hal lainnya yang kalian sendiri yang tahu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar