Dear Allah Lovers,
Pernah kan dengar berita tentang penyerangan terhadap sekelompok majlis dzikir sampai urusannya ditangani polisi ?
Sebagian besar orang pasti berpikir itu adalah gangguan yang berbahaya karena mengancam fisik dan jiwa, padahal barangkali dirinya sendiri sedang mengalami gangguan yang tak kalah bahayanya dengan itu tapi dia tidak menyadari.
Gangguan itu selalu ada di sepanjang deret kehalusannya, gangguan yang kasar berupa gangguan fisik seperti dilempar batu , lebih 'sopan' sedikit berupa ancaman lewat kata-kata , selanjutnya lewat kalimat yang halus tapi bernada ancaman, menyerang lewat fitnah, serangan yang metafisik seperti santet dan kawan kawannya, sampai gangguan yang halus sekali yang mempengaruhi perasaan dan pikiran. Gangguan yang terakhir ini di dalam al quran disebut was was, dan dilakukan oleh syetan.
Tidak selalu gangguan yang berupa fisik lebih bahaya daripada gangguan yang dibisikkan di perasaan. Bisa jadi fisiknya yang diganggu, tetapi jiwanya selamat sentausa.
Gangguan bisa berubah bentuk, yang diri sendirilah yang merubahnya. Contohnya; keinginan untuk berselingkuh awalnya gangguan yang berada di hati saja, lalu saat hal itu terwujud, gangguan itu berubah menjadi gangguan fisik, perlahan-lahan dia sendiri berubah menjadi gangguan alias telah menyatu dengan si pengganggu / syetan.
Menyatunya diri sendiri dengan pengganggu/syetan inilah yang jauh lebih bahaya dari gangguan yang mengancam nyawa sekalipun.
Gangguan punya target yang dilakukan secara sistematis, yang ujung-ujungnya adalah penderitaan. Jadi saat kita berada di atas persimpangan jalan, bingung ke arah mana musti melangkah, pilihlah jalan yang membawamu sekeluarga bahagia.
"Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ......" , ini adalah bunyi ayat yang amat terkenal. Renungkan maksud ayat ini. Berarti kita diperintahkan untuk menjaga diri dan keluarga kita untuk selalu bahagia, dan harus menjaganya dari penderitaan. Jangan berpikir bahwa satu-satunya sumber penderitaan itu datangnya dari faktor luar, bisa jadi sumber penderitaan itu sedang 'bekerja' memasuki pikiran dan perasaan kita. Waspada dan berjuanglah untuk menjaga hati tetap menyayangi dan berjalan lurus di jalan Allah.
Semoga kita semua selalu dalam limpahan kebahagiaan karena kasihNya. Aamiin
Pernah kan dengar berita tentang penyerangan terhadap sekelompok majlis dzikir sampai urusannya ditangani polisi ?
Sebagian besar orang pasti berpikir itu adalah gangguan yang berbahaya karena mengancam fisik dan jiwa, padahal barangkali dirinya sendiri sedang mengalami gangguan yang tak kalah bahayanya dengan itu tapi dia tidak menyadari.
Gangguan itu selalu ada di sepanjang deret kehalusannya, gangguan yang kasar berupa gangguan fisik seperti dilempar batu , lebih 'sopan' sedikit berupa ancaman lewat kata-kata , selanjutnya lewat kalimat yang halus tapi bernada ancaman, menyerang lewat fitnah, serangan yang metafisik seperti santet dan kawan kawannya, sampai gangguan yang halus sekali yang mempengaruhi perasaan dan pikiran. Gangguan yang terakhir ini di dalam al quran disebut was was, dan dilakukan oleh syetan.
Tidak selalu gangguan yang berupa fisik lebih bahaya daripada gangguan yang dibisikkan di perasaan. Bisa jadi fisiknya yang diganggu, tetapi jiwanya selamat sentausa.
Gangguan bisa berubah bentuk, yang diri sendirilah yang merubahnya. Contohnya; keinginan untuk berselingkuh awalnya gangguan yang berada di hati saja, lalu saat hal itu terwujud, gangguan itu berubah menjadi gangguan fisik, perlahan-lahan dia sendiri berubah menjadi gangguan alias telah menyatu dengan si pengganggu / syetan.
Menyatunya diri sendiri dengan pengganggu/syetan inilah yang jauh lebih bahaya dari gangguan yang mengancam nyawa sekalipun.
Gangguan punya target yang dilakukan secara sistematis, yang ujung-ujungnya adalah penderitaan. Jadi saat kita berada di atas persimpangan jalan, bingung ke arah mana musti melangkah, pilihlah jalan yang membawamu sekeluarga bahagia.
"Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ......" , ini adalah bunyi ayat yang amat terkenal. Renungkan maksud ayat ini. Berarti kita diperintahkan untuk menjaga diri dan keluarga kita untuk selalu bahagia, dan harus menjaganya dari penderitaan. Jangan berpikir bahwa satu-satunya sumber penderitaan itu datangnya dari faktor luar, bisa jadi sumber penderitaan itu sedang 'bekerja' memasuki pikiran dan perasaan kita. Waspada dan berjuanglah untuk menjaga hati tetap menyayangi dan berjalan lurus di jalan Allah.
Semoga kita semua selalu dalam limpahan kebahagiaan karena kasihNya. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar