Dear Allah lovers,
Pernah kehilangan foto yang penuh kenangan ? Bagaimana rasanya ? Hmmm ....
Pernah aku kehilangan foto-foto yang tersimpan di lap topku , foto kenangan sekeluarga, foto-foto pelatihan , foto saat Alni masih kecil dan banyak sekali . Dan baru saja aku kehilangan foto di handphone karena kesalahanku sendiri, kukira sudah aku save di email, ternyata belum masuk dan aku telah menghapusnya. Padahal itu foto kenangan juga saat nganterin Insan mondok di Suryalaya, foto-foto Alni dengan pose pose lucunya, foto ibu Ngawi, dan banyak lagi.
Pas ke Ngantang kemarin, saat bongkar album foto lawas yang hampir setengah lemari , aku menemukan album fotoku yang isinya rusak semua, foto kenangan bersama sahabat waktu SMP, SMA dan foto pernikahan dengan mas Hary. Rasanya tuh ....
"Menyimpan foto itu paling aman di internet", begitu kata Aden. Membuatku sering menyimpan foto di email, di fb , di instagram, setidaknya aman untuk jangka yang lebih panjang.
Kegalauanku sampai terbawa dalam shalat, hingga Allah menghiburku.
Bukankah lebih berharga memiliki mereka dalam keadaan sehat dan tak kekurangan suatu apa, dibandingkan hanya memiliki sebuah kenangan yang berupa foto ?
Ya, tentu lebih berharga memiliki mereka sehat dan tercukupi !
Kenangan yang paling berharga adalah saat kita me-'fotocopy' diri kita dalam diri anak-anak kita, saat 'tulisan' yang kita buat di atas 'kertas putih' kepribadian mereka , mereka bawa hingga dewasa. Goresan tangan orang tua dalam mendidik dan mengajarkan segala hal baik yang mengantar mereka bertumbuh dewasa dan menjadi manusia seutuhnya. Itulah memori yang selalu terekam dalam bingkai kehidupan, membekas dan tidak hilang.
Kalau sekedar foto siiih , mau hilang , mau tetap ada, no reken .... hahahaha. Kedengarannya aku sedang menghibur diri sendiri yaa .....
Pernah kehilangan foto yang penuh kenangan ? Bagaimana rasanya ? Hmmm ....
Pernah aku kehilangan foto-foto yang tersimpan di lap topku , foto kenangan sekeluarga, foto-foto pelatihan , foto saat Alni masih kecil dan banyak sekali . Dan baru saja aku kehilangan foto di handphone karena kesalahanku sendiri, kukira sudah aku save di email, ternyata belum masuk dan aku telah menghapusnya. Padahal itu foto kenangan juga saat nganterin Insan mondok di Suryalaya, foto-foto Alni dengan pose pose lucunya, foto ibu Ngawi, dan banyak lagi.
Pas ke Ngantang kemarin, saat bongkar album foto lawas yang hampir setengah lemari , aku menemukan album fotoku yang isinya rusak semua, foto kenangan bersama sahabat waktu SMP, SMA dan foto pernikahan dengan mas Hary. Rasanya tuh ....
"Menyimpan foto itu paling aman di internet", begitu kata Aden. Membuatku sering menyimpan foto di email, di fb , di instagram, setidaknya aman untuk jangka yang lebih panjang.
Kegalauanku sampai terbawa dalam shalat, hingga Allah menghiburku.
Bukankah lebih berharga memiliki mereka dalam keadaan sehat dan tak kekurangan suatu apa, dibandingkan hanya memiliki sebuah kenangan yang berupa foto ?
Ya, tentu lebih berharga memiliki mereka sehat dan tercukupi !
Kenangan yang paling berharga adalah saat kita me-'fotocopy' diri kita dalam diri anak-anak kita, saat 'tulisan' yang kita buat di atas 'kertas putih' kepribadian mereka , mereka bawa hingga dewasa. Goresan tangan orang tua dalam mendidik dan mengajarkan segala hal baik yang mengantar mereka bertumbuh dewasa dan menjadi manusia seutuhnya. Itulah memori yang selalu terekam dalam bingkai kehidupan, membekas dan tidak hilang.
Kalau sekedar foto siiih , mau hilang , mau tetap ada, no reken .... hahahaha. Kedengarannya aku sedang menghibur diri sendiri yaa .....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar