Selasa, 02 Januari 2018

Obat sakit Linu

Obat Sakit Linu
#innuriinspirasi

Malam tahun baru, sekeluarga lengkap anak cucu, aku pulang ke Ngantang , melepas kangen dengan mbak dan adikku.

Rumah adik yang dulu rumah ibu , sering ditinggal sampai beberapa minggu, jadi ada seorang tetangga yang dititipi ngopeni rumah itu , namanya mak Tin.

Mak Tin mengeluh sakit di bagian lututnya. Aku transfer energi , dia merasa enak dan lebih baik , lalu aku bilang :"Ini tidak cukup dengan transfer energi saja, musti dibantu makanan yang kaya kalsium dan collagen. Coba konsumsi kolang-kaling".

"Jarang ada yang jual", kata mak Tin.

"Kalau begitu coba bengkuang", kataku , merasa ingat bengkuang juga mengandung kalsium dan collagen.

Esoknya ketika aku ke rumah mak Tin untuk ngasih minyak oles , disana ada mbah Tu'ah dan keduanya makan parutan bengkuang ! Dengan bangganya mak Tin bilang;"Aku sudah kasih tahu kalau obat linu itu bengkuang". Rupanya mbah Tu'ah juga linu.

Hmm .... mau ketawa atau ...
 Kan linunya mbah Tu'ah beda penyebabnya dengan linunya mak Tin , kan musti dilihat dulu apa 'konteks'nya.

Jadi teringat bagaimana kita sering salah sambung dalam menafsirkan hadits (juga al quran) , tidak mempelajari dulu konteksnya , sebab-sebab turunnya ayat atau hadits , latar belakang masyarakat saat itu dan sebagainya. Maka terjadi perbedaan pendapat sampai mengkafir-kafirkan sesama muslim. Padahal bisa jadi kita adalah mak Tin !

Hanya semalam kejadian antaraku dam mak Tin sampai terjadi salah penafsiran itu , akibat kekurang tahuan  , bahasa kasarnya kebodohan. Sementara antara kita dengan Nabi Muhammad ada rentang waktu berabad-abad. Mungkinkah terjadi salah penafsiran al quran dan hadits ? Ditambah kebodohan kita , rasanya amat sangat mungkin sekali.

Agar kita tidak salah tafsir hingga  melakukan hal yang salah sampai hal bodoh dan lucu. Lebih baik kita tanya hati nurani kita , bila disana ada kasih sayang yang hidup , berarti kita sudah berada di jalanNya karena kita diciptakan sebagai rahmat / kasih sayang untuk alam semesta. Sebaliknya bila disana malah timbul kebencian dan pertentangan / tidak selaras dengan alam semesta , waspada dan kembalilah dalam kasih sayang Allah.

Begitupun saat kita bingung mau mengikuti pendapat siapa ? Ulama yang mana , ustadz siapa yang aku anut ? Rasakan saja dengan hatimu , bisa pendapatnya mendamaikan hati dan penuh kasih sayang pada sesama , maka ikuti. Bila pendapatnya memicu pertentangan dan kebencian , sibuk menyalahkan sana sini apalagi ditambah mengkafir kafirkan orang lain , maka tinggalkan saja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar