Rabu, 04 April 2018

Dialog antara Nabi Muhammad dan Aden

Dear Allah lovers,
Aku di Bandung sekarang, sudah beberapa hari. Kamis minggu lalu berangkat dari Malang, ke rumah ibu mertua Ngawi dulu nginap semalam, esoknya lanjut ke Tawangmangu acara reuni mas Hary, lanjut Yogya, sehari 2 malam di Yogya, paginya ke Jakarta nganterin lek Mi yang barengan kami, nginep semalam di Jakarta, lalu disini deh aku sekarang, di rumah kontrakan anakku Aden.  Di Bandung sudah muter-muter 3 hari, nyari tanah buat Aden, karena si ganteng maunya tinggal di Bandung.

Di Bandung selain bertemu dengan Aden dan teman serumahnya, Mui, aku ternyata juga bisa bertemu dengan ... boleh percaya boleh tidak, aku bertemu dengan Nabi Muhammad, ini untuk ke empat kalinya buatku. Pertemuan yang pernah hanya berlangsung dalam mimpi, beberapa kali 'kopi darat' dan pernah aku ceritakan di blog. Jangan bayangkan Nabi turun mak jegagik dalam bentuk fisik loh ya, kataku mirip film 3 dimensi gitu atau manusia hologram sebutan Zelika anakku yang juga sering disamperin Nabi Muhammad. Ya, sebenarnya banyak orang pernah bertemu Nabi dengan cara seperti ini, cuman tak semua ditugasi Allah menulis untuk berbagi pengalamannya.  Aku menuliskan ini juga atas ijin Allah dan ijin beliau, rinduku dan cintaku Sang Nabi kesayangan Allah.

Rindu dan cinta akan tuntunan beliau pada umat manusia inilah yang sering aku rasakan ketika aku menyaksikan betapa manusia semakin 'ajaib' saja dari waktu ke waktu.  Kegalauanku melihat dunia manusia sering memicu kerinduanku pada Nabi, sering aku bayangkan, seandainya Nabi masih sugeng (masih hidup), apa ya yang beliau katakan menyaksikan ayat-ayatNya dijual demi kekuasaan dan uang.  Mungkin karena aku sering merindui beliau dengan amat sangat, maka beliaupun hadir.

Mungkin di antara kalian ada yang ingin bertemu Nabi, aku tak tahu caranya sih, rindui dan cintai saja beliau, tapi arah hati kita musti tetap pada Allah saja loh ya.  Semoga beliau berkenan hadir dalam kehidupan kalian meskipun lewat mimpi.

Kembali ke pertemuanku dengan Nabi di rumah kontrakan Aden.  Aku mengatakan pada Aden bahwa Nabi saat ini hadir disini, spontan Aden bilang begini, "Boleh nanya-nanya nggak buk? Ini pertanyaan Aden sudah lama sekali terpendam dan belum menemukan jawabannya".  Dan Nabi ternyata menjawab pertanyaan Aden dengan penuh kasih sayang (kalian bisa menangis bila merasakan besarnya kasih sayang Nabi untuk manusia).

Jawaban Nabi itu kalimatnya singkat tapi muatannya dalam dan luas, membacanya musti pakai hati, aku tulis juga pengertian-pengertian yang sampai ke hatiku, agar kalian bisa memahaminya dengan baik.  Karena pertanyaan Aden banyak, yang aku sampaikan disini yang aku ingat saja, semoga aku bisa mengingat semuanya.

Pertanyaan 1 : Mengapa umat Islam bergolongan-golongan?
Nabi  : Islam itu hanya satu, golongan-golongan itu bukan Islam. Muslim itu adalah orang yang hatinya mengarah kepada Allah.

Pertanyaan 2 : Bagaimana mengetahui golongan yang benar? (mungkin maksud Aden bagaimana mengetahui ajaran yang benar?)
Nabi : Yang mengajarkan kedamaian dan kasih sayang.

Pertanyaan 3: Kalau Islam adalah agama kasih sayang, mengapa diperbolehkan berperang?
Nabi :  Perang harus berlandaskan kasih sayang untuk mengembalikan manusia ke jalan Allah.

Pertanyaan 4: Bagaimana dengan kelompok Islam radikal yang selalu memusuhi non muslim dan menyerukan berperang?
Nabi : Mereka bukan menyembah Allah, mereka menyembah hawa nafsunya.

Pertanyaan 5: Tentang shalat, betulkah orang yang bolong shalatnya akan dicelup ke dalam neraka beberapa tahun?  Dan mengapa ada perbedaan dalam tata cara shalat?
Nabi : Shalat itu untuk memperbaiki sikap hati kepada Allah.

Itu antara lain yang aku ingat tanya jawab antara Aden dan Nabi Muhammad.  Jawabannya singkat sekali ya, bahkan pertanyaannya yang panjang.  Untuk memahami jawaban Nabi maka hati kita musti 'on' dulu, jadi jawaban di atas musti dibaca pakai hati, nanti pengertian-pengertian akan mengalir sendiri ke kedalaman hati kita dengan indahnya.

Nah, sekarang aku akan sampaikan pengertian-pengertian yang sampai ke hatiku.

Islam itu satu, ini kalimat yang amat menyejukkan buatku (sebelumnya aku beranggapan bahwa Islam itu terbagi dalam beberapa golongan), sekaligus memberiku pengertian bahwa ajaran Nabi itu bersifat universal, ajaran untuk seluruh dunia.  Islam dalam arti hakekat yang ditegaskan dengan kalimat berikutnya, "Muslim itu orang yang hatinya mengarah kepada Allah".  Jadi siapapun yang hatinya mengarah kepada Allah, maka dia disebut muslim, apapun 'label' agamanya.  Semakin jelas di jawaban pertanyaan selanjutnya, "Yang mengajarkan kedamaian dan kasih sayang".  Jadi ciri ajaran Islam adalah yang mengajarkan kedamaian dan kasih sayang, kalau tidak mengandung 2 unsur itu, ya bukan Islam.

Jawaban Nabi tentang perang itu juga sesuatu yang menghentak kesadaranku.  Selama ini aku memaknai bahwa perang diperbolehkan karena hak kita direbut paksa dan kita musti membela diri.  Eh ternyata, orang yang membela diri ini juga masih harus menyayangi orang yang mendhalimi dan mengembalikan mereka ke dalam kasih sayang Allah dengan jalan melawan / berperang.  Jadi tujuan perang di dalam Islam itu untuk mengembalikan manusia kembali ke jalan Allah yang penuh kedamaian dan kasih sayang.  Perang yang dilakukan dengan hati yang penuh semangat kasih sayang! Menakjubkan!  Bukan kemenangan yang menjadi target, bukan pula semakin luasnya wilayah kekuasaan Islam, bukan mengalahkan musuh, bukan itu semua!  Tapi untuk mengembalikan manusia ke jalan Allah, jalan kedamaian dan kasih sayang.

Tentang jawaban untuk kelompok Islam radikal yang maaf, kerjaannya bikin ribut melulu itu, sudah jelas dan tegas dijawab Nabi, bahwa mereka bukan menyembah Allah, wong Allah itu Maha Kasih Sayang, aslinya mereka itu sedang menyembah hawa nafsunya.  Nafsu untuk berkuasa, nafsu untuk membenci dan memandang rendah orang lain, nafsu merasa paling benar.

Dan tentang shalat dalam arti syari'at, sebaiknya tidak usah galau tentang tata cara shalat yang berbeda-beda, lebih fokus ke hakekatnya, untuk membuat sikap hati lebih mengarah kepada Allah.  Sudahkah sikap hati kita seperti ini?

Ada yang nitip pertanyaan ke Nabi? Asal bukan pertanyaan iseng, dan Allah ijinkan Nabi hadir lagi, insyaAllah aku sampaikan.

Ohya, aku tidak melayani perdebatan sehubungan dengan ceritaku di atas, yang percaya monggo, yang tidak percaya ya gak usah buka blog innuri.  Mudah bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar