Senin, 03 Mei 2021

Berkomunikasi Dengan Tubuh

 Menjadi tuan bagi tubuh kita sendiri,  bukan berarti mengharuskan tubuh patuh tanpa hak berbicara.


Belajar #day22 Ramadhan 2021

Bila bisa berkomunikasi dan mendengarkan apa kata tubuh, bisa wow banget,  menakjubkan saat bisa melihat sel-sel tubuh 

itu ternyata bisa merekam perasaan dan pikiran pemiliknya.  Dia adalah saksi yang paling jujur untuk setiap perbuatan, dia juga sabar menderita karena hawa egois manusia. Malulah pada tubuh ini bila menuruti ego terus, tidakkah punya rasa kasihan bila tubuh menjadi korban ?


Bila tak bisa menerjemahkan bahasa mereka,  cukup dengan peka terhadap sinyal yang dikirim tubuh.


Contohnya, ketika mata terasa pedih saat melihat telepon genggam,  itu sinyal istirahat, jangan dipaksa.  Ketika perut terasa perih,  itu sinyal untuk lebih memerhatikan makanan dan juga melihat ke dalam apakah ada rasa khawatir yang memicu produksi asam lambung berlebih?


Bila tidak bisa berdialog dengan tubuh,  bisa kok melakukan monolog atau berbicara 1 arah.  Berterimakasih dan minta maaf pada bagian-bagian tubuh dengan menyebutnya satu persatu.  Dilakukan sambil berbaring menjelang tidur.  


Contoh kalimatnya begini, "Mata,  terimakasih dan maaf untuk mengajakmu berlama-lama di depan lap top.  Sekarang silahkan beristirahat,  rilekskan otot-ototmu dan nikmati tidurmu.  Kaki,  terimakasih sudah menopang tubuhku dan maaf karena aku terlalu berat, tapi aku sudah berusaha diet dan makan makanan sehat, sekarang beristirahatlah dan kendorkan otot-ototmu". 


Sesekali boleh deh nanya ke tubuh untuk aktifitas yang hendak kita lakukan, misalnya, "Mata, mau nonton tivikah?".  Rasakan apa jawabannya dan hargai pendapatnya. Bila tak bisa merasakan jawabannya tak apa-apa. Atau mungkin terasa aneh bila tak terbiasa melakukannya. 


Ada lagi pertanyaan-pertanyaan sederhana yang bila disampaikan, membuat tubuh menjadi nyaman karena dihargai.  Pertanyaan itu seperti, "Apakah kamu merasa nyaman? "  Pertanyaan ini bisa disampaikan ke kaki,  tangan,  mata,  hidung,  dan lainnya. Rasakan reaksi tubuh saat diperhatikan pemiliknya seperti itu.  


Bila sedang beribadah, misalnya sedang berdzikir,  ajak juga sel-sel tubuh untuk berdzikir bersama, rasakan paduan suara dzikir di tubuh bak simphony yang indah. 


#innuriinspirasi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar