Kata yang paling sering membuat manusia menderita adalah kata 'seharusnya' atau 'semestinya', keduanya saudara kembar satu sel telur 😅.
Seharusnya anak itu nurut sama orang tua.
Suami itu mestinya lebih mementingkan istrinya daripada orang lain
Istri itu musti nurut sama suami.
Teman itu mestinya gak makan teman.
Sahabat itu mestinya gak nusuk dari belakang (kalau nusuknya dari bawah itu sate 😂).
Bahkan dirinya sendiri juga diharus haruskan begini dan begitu, lalu menyalah nyalahkan diri sendiri.
Kalau mau bahagia ya berhenti menuntut orang lain atau diri sendiri sempurna. Manusia memang lekat dengan ketidaksempurnaan. Memahami ketidaksempurnaan diri dan orang-orang yang kita sayangi, itulah penyempurnanya.
Membiarkan orang lain apa adanya dan membiarkan mereka belajar dari kesalahan mereka, memahami hanya Allah yang bisa membuka hati mereka. Kecerewetan atau kesewotan kita malah memperburuk keadaan kok. Itulah point-point yang mendamaikan hati kita sendiri.
Setelah hati kita damai, ntar kan ada petunjuk Allah di hati kita, harus berbuat apa, berkata apa, ataukah hanya diam untuk menghadapi itu semua.
Bila Allah menyuruh kita menjauh dari teman yang sering mengkhianati, ya lakukan saja, tapi dengan hati yang damai dan bahagia saja. Gak perlu nangis-nangis, karena manusia itu ya begitu, ada yang baik ada yang jahat. Ada yang suka kita, ada yang tidak suka, ada yang memanfaatkan kita, ada yang tulus. Semua itu ditonton saja, tak perlu terbawa hanyut, hanyut itu tidak enak.
#innuriinspirasi #kuliahpakHans #psikologitranspersonal #albertellis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar