Kamis, 10 Maret 2016

Menatap Jujur Wajah Dunia


Walau sejak berpuluh tahun lalu , aku diperkenalkan dengan istilah "lepas dari belenggu dunia" yang dalam bahasa jawanya "lepas saka bebendhune donya". Dan sejah berpuluh tahun lalu pula aku ingin seperti itu. Tapi kenyataannya sampai sekarang aku masih dalam proses memahaminya.

"Allah , tolonglah agar dunia ini tidak membebaniku", doa yang begitu mendesak kuungkapkan padaNya.

"Aku hanya ingin menghilang dalam diriMu, lenyap untuk menyatu denganMu", itu adalah doa yang sering aku panjatkan.

Dunia ini hanya siksaan , keberlimpahannya membuat kita sombong dan merendahkan orang lain. Kekurangannya membuat kita nelangsa sedih khawatir dan takut . Jadi tidak ada yg menarik dengan dunia.

Apakah ada yg berpikir bahwa memiliki dunia menjadikan kita bersyukur ? Ehm ehm .... kubilang , jangan sampai kita bersyukur karena dunia ! Itu membuat kita tidak bersyukur dengan kehilangannya ... dan itu sama saja dengan menuduh Allah tidak adil karena orang yang sedikit punya dunia jadi sedikit syukurnya dong ! .... dan rasa syukur seperti itu menjadikan orang tak berpunya jadi iri. Jadi bersyukur itu ya karena Allah . Bersyukur yang paling tinggi adalah bersyukur karena kita punya Allah.

Jadi , lintasi saja dunia , hanya tempat melintas .... sesaat . Bila bisa memposisikan diri (hati dan pikiran) di gelombang 'melintas' ... saat itulah  dunia melepaskan  cengkeramannya , dan tak lagi menjadi beban buat kita.

Yang penting dari dunia , baik keberadaannya atau ketiadaannya adalah,  apakah itu bisa menyampaikan kita kepada Allah ? Itulah yang perlu disyukuri dari dunia, karena dia telah menyampaikan kita pada Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar