Sabtu, 17 Maret 2018

Dipaksa Nyepi

Dipaksa Nyepi
#innuriinspirasi

Di hari raya nyepi kemarin, aku ikut nyepi, lebih tepatnya dipaksa ikut nyepi.  Dipaksa yang enak dan aku suka.

Kemarin aku flu dan badanku meriang.  Untuk mencegah anggota keluarga yang lain tertular, terutama Alni, maka aku menyepi sendiri di rumah Graha Bandara. Benar-benar menyepi karena handphone aku titipkan mas Hary, jadi tanpa internet, tanpa handphone, tanpa tivi. Cuman masih menyalakan kompor karena gak betah lapar dan masih menyalakan lampu karena butuh kehangatan di suasana badan yang tidak karuan.

Ingat Ni Made Darmadi teman kuliah dulu, kalau nyepi dia di kamar kost saja, gelap, gak tahu dia ngapain. Pernah terpikir melakukan seperti itu asik juga.

Apa yang aku lakukan di rumah Graha Bandara ? Meditasi yang aku kombinasikan antara meditasi Vipassana dan meditasi hening. Diseling masak kalau lapar. Siangnya aku sempat melakukan senam untuk menyegarkan badan, mandi dan kembali meditasi sampai lepas isya' hingga tertidur, jeda shalat.  Meditasinya lebih banyak aku lakukan sambil berbaring dan berselimut 2 lapis karena badanku yang meriang dan merasa kedinginan, tapi aku menjaga konsentrasi agar tidak sampai tertidur.

Apa yang aku dapat selama seharian plus beberapa jam malamnya melakukan meditasi ?  Banyaaak hal, pencerahan dan pemahaman baru yang muncul ketika pikiran diistirahatkan itu sesuatu banget.

Yang sangat aku rasakan adalah shalatku jadi lebih khusyu', setiap gerakan shalat rasanya adalah kenikmatan menghambakan diri pada Tuhan Semesta Alam.

Aku mengenal Tuhan yang selama ini aku panggil Allah bukan sebatas konsep yang aku ciptakan sendiri di pikiranku, karena Tuhan itu tak terdefinisikan!!! Dan mengenalNya tak bisa pakai pikiran yang sangat terbatas ini, pikiran musti di off kan dulu biar Dia hadir sebagaimana adanya Dia.

"Sesuatu yang gelap, bila kau melihat Tuhan di setiap keadaan, maka menjadi teranglah itu".  Quote ini aku dapat ketika aku bermeditasi duduk dengan menghadap pada 8 penjuru mata angin. Dimulai dari arah tenggara, selatan, barat daya, berputar terus sampai berakhir ke arah timur.  Meditasi 8 penjuru mata angin ini aku gak tahu idenya siapa ... gak ada yang aku  contek juga sih, mengalir saja. Dan di setiap penjurunya aku mendapatkan sebuah pengertian, ketika satu pengertian aku dapat, aku menghadap beralih arah mata angin, begitulah sampai aku dapatkan 8 pemahaman baru yang salah satunya adalah quote di atas.

Nah malamnya nih, aku meditasi dengan berbaring saja, sebenarnya tubuhku berasa lebih sehat sih, tapi mungkin karena kecapean duduk meditasi 8 penjuru mata angin jadi aku turuti saja tubuhku maunya berbaring.

Saat inilah aku merasa seperti melayang di ruang yang luas sekali dan aku merasakan betapa selama ini Allah memperlakukanku sebagai sesuatu yang amat sangat berharga, dia menjaga yang lebih dari menjaga, memelihara yang lebih dari memelihara, mengasihi yang lebih dari mengasihi.  Pikiran tidak bisa menerjemahkan rasa ini.  Berada di dalam lautan kasih sayangNya dan aku merasa ringan, nikmat dan bahagia.

3 kali aku dibawa 'melayang' , setelah itu aku tertidur pulas sampai menjelang subuh.

Di grup WA School Of Life, dijelaskan pak Sonnie bahwa shaum itu adalah semacam retreat dalam pengertian sekarang.  Jadi shaum itu berbeda dengan puasa, kalau puasa kan menahan nafsu dan tidak makan dan minum selama waktu yang ditetapkan.  Shaum menyangkut puasa sekaligus nyepi, mengheningkan pikiran (yang memproduksi cipta dan karsa).  Sayangnya pengertian seperti ini tidak banyak yang tahu.  Makanya aku kasih tahu, karena memberi tahu sesuatu yang baik itu adalah kewajiban setiap muslim.

Aku jadi ingat bahwa Nabi melakukan shaum 3 hari di tengah bulan, yang diartikan puasa oleh sebagian muslim.  Seandainya shaum diartikan sebagai shaum, alangkah indahnya.  Sementara aku baru melakukan nyepi selama sehari saja, hasilnya sudah sangat luar biasa bagi perjalanan spiritualku, terbayang kalau setiap bulan 3 hari shaum. Rasanya mau aku menjalankannya.

Ramadhan adalah bulan puasa  yang 10 hari terakhirnya semestinya dipakai nyepi yang diajarkan sebagai i'tikaf di masjid.

1 komentar:

  1. Semua karena kasih sayang Tuhan mba Tres.
    Selama ini sering dapat himbauan di grup ini "jangan sibuk" ... maksudnya pikiran gak boleh sibuk.
    Cuma gak tahu caranya.
    Ternyata yang aku alami kemarin itulah salah satu caranya, dengan meditasi intens seharian + 1/3 malam. Mungkin dilakukan 3 hari 3 malam lebih afdol lagi sebagaimana sunah shaum 3 hari di tengah bulan , cuma aku belum mengalaminya jadi belum bisa bercerita.

    BalasHapus