Minggu, 18 September 2011

Akibat Salah Mengambil Keputusan

Barusaja aku mengalami salah mengambil keputusan yang harus kubayar tidak terlalu mahal sekali ....hehehe, walau begitu sempat membuatku tidak enak juga.

Karena S ,salah seorang karyawan administrasi cuti melahirkan, tugas L jadi dobel, ya ngurus administrasi, ya ngurus produksi, ya ngurus tamu yang datang.  Kesulitan L ini segera aku atasi dengan mengangkat X salah seorang karyawan lukis untuk menggantikan tugas L mengelola produksi, apalagi anak yang bersangkutan juga 'menyodorkan' diri untuk menangani produksi. Salahku, aku mengambil keputusan ini tanpa minta persetujuan Kepala Personalia.  Mentang-mentang aku pemiliknya, seenaknya saja mengambil keputusan.

Kesalahan ini musti kubayar tunai dan 'kunikmati' kepahitannya. X malah menambah beban L dan mempersulit jalannya produksi.  Pasalnya, karyawan produksi tidak suka diatur sama X, jadi X malah menyuruh L mengendalikan karyawan produksi. Jadilah si X lebih banyak menganggur, yang berarti pemborosan dana karena dia digaji harian, dan L tetap capek......

Aku sendiri agak terlambat mengetahui hal ini, setelah beberapa waktu memboroskan dana dan energi, akupun mengoptimalkan kerja si X, aku kasih dia pekerjaan yang biasa aku tangani.  Inipun dia kerjakan dengan terlebih dulu protes ,"Bukankah biasanya bunda yang kerjakan ini?", gitu katanya pada L..... Duhai dunia!!!!  Adaaaaaa ternyata orang yang lebih suka dibayar nganggurnya daripada kerjanya...... Repot-repot, kapan dong Indonesia maju kalau penduduknya macam begini.....

"Yang penting bunda sudah dapat pelajaran, bila salah dalam mengambil keputusan, akibatnya bisa fatal", begitu kata HRDnya Cantiq, si Virien gondrong itu.

Yah, aku menyadari, itulah akibat keputusan yang diambil dalam keadaan emosional, dalam keadaan panik dan bingung karena saat itu karyawan produksi bekerja semaunya sendiri tanpa ditunggui L.  Keputusan yang diambil tanpa melibatkan Allah, hanya mengakibatkan kesengsaraan.

Makanya dalam Islam kita disuruh banyak mengingat Allah dalam keadaan apa saja, apalagi dalam mengambil keputusan.  Malah kita dianjurkan untuk shalat istiharah dulu, mohon petunjuk Allah, manakah jalan terbaik yang harus ditempuh.

Meluangkan waktu beberapa menit untuk memohon petunjuk Allah akan memberikan keputusan yang memberi kebaikan dan manfaat untuk waktu yang lama.  Sebaliknya bila kita tak sudi meluangkan waktu yang sedikit itu, penderitaan kita akan lama juga dan kitapun masih harus kehilangan waktu dan energi memikirkan solusi dari keruwetan yang diciptakan oleh kesalahan kita.

Shalat istiharah populernya dilakukan oleh seorang jomblo yang ingin menjatuhkan pilihan pada dua atau lebih orang yang akan menjadi pendamping hidupnya.  Tapi sebenarnya hal-hal yang terlihat kecilpun mempunyai  dampak yang serius dan lama, sehingga memerlukan shalat istiharah dulu.  Jangan merasa pintar dengan mengandalkan logika dan analisa diri sendiri, Allah lebih tahu tentang akibat dari keputusan apapun yang anda ambil.  Jadi bergantunglah padaNya.

Agama dan aturannya memang Allah ciptakan untuk membuat kita sukses dan bahagia, bila kita mau menjalankannya dengan ikhlas.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar