Kamis, 01 September 2011

Permintaan Terakhir

Met hari raya Iedul Fitri 1432 H, sahabatku tercinta dan terindu ...... biarpun telat... mohon dipersorry, mudik sih ...... mohon maaf lahir batin, semoga Allah menerima amalku dan amalmu.

Sahabatku,
Saat bersantap sahur, biasanya apa yang dilakukan? Makan sahur lalu meniatkan puasa besok? Ditambah berdoa?  Yah, makan sahur memang mengandung berkah, termasuk sahur untuk puasa sunnah, dan berdoa saat sahur merupakan doa yang dianjurkan.

Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan” (QS. Adz Dzariyat: 18)

Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)

Karenanya aku selalu berdoa meminta apa saja kepada Allah saat sahur, terlebih lagi saat sahur di bulan Ramadhan, saat semua doa diijabah Allah.  Banyak permintaan telah kupanjatkan sesuai dengan kondisi jiwaku saat itu.  Saat sahur terakhir di ramadhan tahun ini, saat aku merasa segera berpisah dengan ramadhan yang penuh rahmat, akupun melantunkan permintaan terakhirku.

Permintaan terakhirku di ramadhan tahun ini adalah agar Allah menjadikanku orang yang menyucikan jiwanya.  Coba buka Al Qur'an surat Asy Syams. Allah mengilhamkan kepada jiwa, kedurhakaan dan ketakwaan, dan beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya.

Menyucikan jiwa, bukan berarti jiwa kita tak pernah tersentuh kekotoran. Kekotoran itu ada atau pernah ada, oleh karenanya kita bersihkan.  Cara paling umum menyucikan jiwa adalah dengan banyak istighfar dan berniat kuat untuk tidak mengulanginya lagi.  Selain itu ada cara yang lebih khusus sesuai dengan jenis kekotorannya, ini berdasarkan pengalamanku sendiri sih.

Kadang membersihkan jiwa cukup dengan meluruskan arah tujuan kita, bila arah tujuan kita tak lagi kepada Allah.  Tak dapat dipungkiri bila dalam perjalanan kita mengabdi pada Allah, sering terjadi pembelokan arah, contohnya : ada orang yang bangun tengah malam, bertahajud dan berdoa untuk kecelakaan orang yang memusuhinya, ada orang yang bersedekah untuk disebut dermawan, ada yang berbuat baik demi seseorang. Contoh lainnya bisa kita temui setiap hari dan juga dalam diri kita, tandanya bila arah tujuan kita tak lagi untuk Allah.  Syaitan dengan begitu halus dan nyaris tidak kentara berusaha membelokkan arah, untuk itu kita musti selalu berusaha agar Allah saja yang mewarnai dan menguasai hati kita. Makanya mengucap basmalah saat mengerjakan segala sesuatu menjadi penting, resapi makna kalimat basmalah di kedalaman hati kita, bukan hanya terhenti di bibir saja dan perbanyak mengingat Allah.  Aku sendiri suka menyanyikan asmaul husna sambil mengerjakan sesuatu, asma Allah mempunyai dampak yang luar biasa dalam kehidupan. Silahkan mencoba menghafalkan asmaul husna yang bisa ditemukan di youtube, aku suka asmaul husna ESQ, karena lengkap dengan artinya dan lagunya tidak terlalu cepat. 

Termasuk menyucikan jiwa bila kita dengan rela menghilangkan/membuang bermacam penyakit hati, seperti iri, dengki, ujub, takabur, atau cinta yang tidak pada tempatnya. Kadang kita ingin sekali menghilangkan penyakit hati ini, tapi tidak tahu caranya, batin kita seolah dicengkeram perasaan negatif dan kita tidak berdaya lalu dipermainkan perasaan kita. Apakah kita bahagia dengan perasaan ini? tentu tidak bukan?

Memang menyucikan jiwa itu berat, karenanya kita harus memohon pertolongan Allah dengan mengakui segala kelemahan diri.  Biarkanlah hati kita memohon dengan air mata yang menghiba.  Hanya dengan pertolongan Allah dan tekad yang kuat kita bisa keluar dari lumpur noda kekotoran jiwa.

Jiwa yang tersucikan adalah jiwa yang terjauhkan dari hal rendah.  Banyak contoh hal rendah yang harus kita sucikan, hal rendah itu mungkin sesuatu yang bila orang lain mengetahuinya kita akan merasa malu, bila pasangan kita mengetahuinya maka kita takut dia akan marah dan membenci kita.

Namun dalam hidup ini kita pasti diujiNya, dengan berbagai hal dan peristiwa yang menjadi bukti, apakah kita orang yang menyucikan jiwa atau sebaliknya.  Bertekatlah untuk lulus dalam ujian ini, karena bila tidak maka kita akan menjadi orang yang merugi dan menyia-nyiakan umur dan kesempatan yang Allah beri.

Pernah kutemui di sebuah majalah wanita, di rubrik konsultasi seksologi, ada seorang lelaki yang bertanya tentang kebiasaannya membayangkan wanita lain saat berhubungan intim dengan istrinya. Coba tebak apa yang terjadi dengan jiwanya .....
Menurutku, bukan berarti istrinya tidak menarik, tapi kekotoran jiwanya telah menutup pandangnya sehingga tidak bisa melihat keindahan dan kebaikan wanita yang telah Allah takdirkan untuknya.
Ibarat saat langit cerah, udara segar, bunga warna-warni dengan kupu-kupu yang beterbangan lincah dari satu bunga ke bunga lainnya. Bagi orang yang sedang dirundung duka, alam secerah ini di matanya menjadi gelap dan muram.

Menyucikan jiwa bagaikan menyibak tirai pandang kita, sehingga pandangan kita menjadi lebih tajam dan lebih jauh daya jangkaunya.  Dengan kemampuan seperti ini kita akan lebih bahagia dan lebih sukses di dunia dan di akhirat, bahkan sejak sekarang kita akan melihat keindahan takdirNya. Makanya orang yang menyucikan jiwanya dikatakan sebagai orang yang beruntung.

Jiwa yang kembali suci inilah yang merupakan 'ijazah' saat keluar dari 'sekolah kepribadian' Ramadhan, kemenangan menjadi miliknya, jiwanya menjadi jiwa yang indah, merdeka dan bahagia.

1 komentar: