Minggu, 29 Januari 2017

Lapisan Hati dan Cahaya

#kuliahpaksonnie

Pertanyaan :
Apa bedanya hati luar, hati, hati nurani, dan  cahaya berlapis?

Kita mulai ya. Kasih sayang Tuhan bantu pasrahkan segala urusan, diri kita dan segalanya semakin memilih Tuhan. Tanpa persepsi dan konsep, supaya hatinya yang belajar.

Kita sbg dzat Tuhan/nass itu diberikan fasilitas2 dlm pembelajaran dlm bentuk alat komunikasi dan petunjuk yg setiap saat selalu dpt digunakan. Ruh juga punya fasilitas ego, pikiran, hati, hati nurani, cahaya di balik cahaya dsb. Masing2 ada manfaatnya asal digunakan sbgm mestinya.

Misalnya ego dan pikiran dipergunakan unt bertahan hidup. Pramugari sering mengatakan kalau dlm kondisi darurat pesawat, tolonglah diri sendiri. Kalau dlm bisnis, kita ingin untung yg sebesar2nya. Jadi ego dan pikiran itu ada manfaatnya juga krn anugerah dr Tuhan.  Tapi kalau urusan spiritual, ego dan pikiran ini tdk dipakai, spt misalnya konsep, hanya saya dan kelompok saya yg masuk surga, mendoakan hanya org seagama, dsb.

Kalau urusan spiritual, mulailah menggunakan hati. Hati ini berlapis2, krn Tuhan menghendaki kita belajar bertahap, supaya sesuai dg kesadarannya masing2. Org yg tingkat SD, ya pemahaman hatinya yg di kulit luar dan itu yg terbaik baginya saat itu, makin ke dlm makin bersifat universal dan menggunakan perspektif Tuhan.

Perbedaannya hati terluar hingga cahaya di balik cahaya yg terdlm adl "noise" nya, makin ke dlm makin tenang, damai, bahagia. Kalau masih ada pertentangan, perbedaan, perselisihan, berarti masih di kulit luar. Kalau masih ada kehendak, kepentingan, permintaan, pertanyaan2, dsb, berarti masih di kulit lebih luar. Dan itu bukan berarti jelek krn itu yg terbaik unt pembelajarannya saat ini.

Nah, kasih sayang Tuhan membimbingnya masuk ke dalam 24:35, sehingga menyentuh titik kerinduan unt pulang dimana semuanya selain Tuhan dan kasih sayangNya menjadi tidak penting lagi.


24.An-Nuur : 35

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.


Shared via MyQuran

Perumpamaan pelita di tabung kaca dr minyak itu adl mata, bukan mata fisik tetapi mata hati.

❤❤🙏🙏😀😀

Tidak ada komentar:

Posting Komentar