Jumat, 01 April 2022

Kritik

 Pelajaranku menjelang ramadhan. 

Aku mengkritik ibu-ibu yang suka menyetok makanan secara berlebihan menjelang Ramadhan, aku menyebutnya kubu ibu-ibu penyetok makanan.  Tapi berhubung penjelasanku kurang lengkap, jadi dimaknai negatif dan kritikku berbalas dengan kritik pula.  Haha ... salahku juga , menjelang ramadhan kok ngajak perang, bikin orang emosi dan marah.  Akhirnya aku hapus postinganku demi perdamaian dunia wakakaka .... 

Ternyata kritik itu tak menyelesaikan apapun, tak membuat orang menjadi lebih memahami sesuatu, menjadi lebih keras yang iya. Hanya pada orang yang lapang dada dan rendah hati sajalah yang ngefek.  Contohnya ya kasus yang aku ceritakan itu. 

Ibu-ibu yang merasa menyetok makanan menjadi marah dan mengeluarkan banyak alasan yang menurutku alasannya benar. Mereka menyetok makanan untuk memudahkan urusan dapur, untuk mempersiapkan gizi anak-anak, untuk mempriotaskan ibadah.  Alasannya benar tapi ketidaknyamanan di hati mereka saat mengeluarkan pendapat itu menjadi persoalan tersendiri buat aku.  Aku merasa bersalah karena telah memicu kemarahan orang lain. 

Aku sendiri menyetok makanan, itulah gunanya beli kulkas. Cuma, yang aku maksudkan adalah menyetok makanan secara berlebihan di bulan ramadhan dan ini hanya untuk konsumsi keluarga. Beda lagi ya kalau nyetok buat dibagi-bagi.

Logikanya makan menjadi 2 kali sehari, mestinya kan makanan lebih sedikit, tapi kenyataannya bagaimana ?  Sebenarnya itulah yang aku maksudkan. Berlebih lebihan dalam hal makan apakah itu sesuatu yang Allah ridha ? Dan apakah makna puasa yang membuat orang lebih peka terhadap kesusahan orang lain menjadi tergapai?

Di sisi lain aku melihat orang yang untuk membeli beras saja ngutang karena kesulitannya. Makanpun pakai lauk seadanya.  Di sisi yang lain lagi aku melihat ibu-ibu memamerkan isi kulkas yang penuh sesak sebagai persiapan ramadhan.  Kontradiksi yang mengganggu perasaanku. 

Bagaimanapun aku mengaku salah dan aku merasa bersyukur dikritik. Dan aku belajar bila ternyata kritik itu bukanlah solusi untuk membuat orang lain memahami sesuatu.  Menambah jumlah musuh iya.  

Kritik itu seperti melempar bara api ke orang lain, ketika yang dilempar ada bara yang sama, terbakarlah semuanya. Tapi ketika yang dilempar mengandung kulkas 😅, barulah kritik itu menjadi padam dan menyejukkan semuanya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar