Sabtu, 22 Maret 2014

Akibat Kurang Memberi


Wanita itu sesekali mengusap air matanya saat bercerita tentang penderitaan hidupnya bersuamikan lelaki yang suka menghujaninya dengan kata-kata kasar dan menusuk, dia merasa hidup di bawah tekanan.  Sampai-sampai anaknya mengalami sedikit gangguan perkembangan, yang menjadi beban tambahan juga buatnya.

Beratnya perasaan yang sudah diambang batas kesabaran, membuatnya sering berpikir tentang perceraian. 

"Aku tidak tergantung secara finansial dengannya kok", katanya.  Wanita ini mempunyai pekerjaan bagus (yang lupa dia syukuri karena terpaku pada himpitan persoalan), dia tinggal bersama ibu mertua dan adik iparnya yang keduanya sakit-sakitan yang dia biayai, sedangkan suaminya tinggal di kota lain.

Sudah mendapat tekanan mental dari kasarnya sang suami, dia dibebani pula dengan menafkahi ibu mertua dan adik iparnya, begitulah yang dia rasakan.

Aku seperti tidak melihat pada dirinya kasih sayang, yang ada adalah perasaan tertekan dan  mengasihani diri sendiri. 

"Aku ini salah apa hingga harus menerima cobaan yang berat ini ?", katanya.

Aku lebih banyak mendengar dan menyimak saja ceritanya sambil dalam hati aku memohon petunjuk Allah.

Di menit menit awal, yang terbaca olehku wanita ini kurang 'memberi' kepada lingkungan , tapi dia suka  'menuntut' dari lingkungan.  Ini salah satu hal yang membuat  hidupnya begitu rumit.

Wanita ini telah diberi kesempatan besar oleh Allah untuk 'memberi', berupa kemapanan secara finansial sehingga bisa menampung kehidupan plus biaya berobat ibu mertua dan adik iparnya.  Tapi sayangnya dia tidak ikhlas, hingga perbuatan baiknya hanya berbuah penderitaan panjang.

Dia merasa pendapatan yang dia peroleh adalah dari hasil kerja kerasnya, dia merasa memiliki dan merasa berhak, lupa bila semua itu adalah karena Allah yang memberikannya dan hak Allah jua yang mengatur 'pendistribusiannya'.  lupa bila Allahlah yang memberinya pekerjaan dan pendapatan bagus.  Perasaan berhak memiliki menjadi sumber rasa tidak ikhlasnya ketika dia terpaksa harus berbagi.

Manusia ini tidak punya kuasa, bahkan pada dirinya sendiri, pada pendapatannya sendiri, apalagi kepada orang-orang di sekelilingnya.  Allah menurunkan berbagai sebab hingga segala rejeki akan mengalir ke 'alamat' masing-masing tanpa salah sedikitpun.  Bila ada orang lain yang mendapat rejeki melalui tangan kita, semestinya kita bersyukur karena digunakan Allah sebagai kepanjangan tanganNya, bukannya malah mengeluh dan merasa terbebani.

Orang yang mengeluh dan merasa terbebani , adalah orang-orang yang tidak bersyukur, dan benarlah bila azabNya sangat pedih.  Itu adalah ketetapan Allah yang tertulis di al quran dan setiap orang pasti terkena hukum ini. 

Untuk merubah kehidupannya, dia musti menata imannya kembali.  Ingat bahwa segala yang dia miliki adalah dari Allah, banyak beristighfar untuk kesalahan-kesalahan di masa lalu dan banyak bersyukur.

Aku tadi bilang, bila wanita ini kurang 'memberi' kepada lingkungan.  Yang aku maksud memberi disini adalah memberikan kasih sayangnya pada alam semesta.  Hati yang dipenuhi perasaan kasih, melahirkan pemberian yang berupa materi dan non materi yang ikhlas. Sering aku sebut prinsip bismillah.

Sedekah dan pemberian yang lahir dari rasa kasih sayang inilah yang melahirkan gaya tarik yang kuat terhadap berbagai hal-hal baik dalam kehidupan.

Aku menjelaskan semua itu kepada wanita itu di tengah alunan musik di sebuah resto hotel berbintang.  Aku juga mengajarinya bagaimana caranya mempersembahkan hidup ini kepada Allah. Dan aku rasakan bila wanita ini tidak juga mengerti !!!  Oh .....

Sesuatu yang tak pernah aku temui sebelumnya.  Selama ini bila ada seseorang yang dikirim Allah untuk mengadukan persoalan padaku, dia merasa terbuka pikirannya oleh penjelasanku dan hatinyapun menjadi tenang. Kali ini tidak dan aku mengerti sebabnya.

Wanita ini perlu berbuat baik sebanyaknya.  Perbuatan baiklah yang akan membuka 'kunci' hati, agar pikiran dan hati mudah faham akan kebijaksanaan Allah di alam semesta.  Lagi-lagi aku katakan, bahwa seorang yang kurang 'memberi' kepada lingkungan, hidupnya menjadi amat sulit, bahkan untuk memahami sesuatu yang sederhana.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar