Senin, 10 Maret 2014

Move On Itu ....

Dia seorang ibu dengan wajah kelam, membawa seorang bayi berusia tujuh bulan di gendongan.  Wajahnya terlihat bodoh saat melihatku, .....eh ternyata karena aku yang selama ini dipanggilnya 'bunda' , tak seperti yang dia bayangkan, katanya.  Entah dimana letak ketidak sesuaian antara bayangan dan kenyataan , biarlah itu menjadi teka teki angin.

Dia mengenal aku lewat tulisan-tulisanku di blog dan ini untuk pertama kalinya dia bertemu denganku. Dia mau cerita katanya, maju mundur ingin bertemu denganku sampai  bolak balik bilang :"Memangnya aku ini siapa sampai bunda Innuri menyempatkan diri untukku ?".  Waaah ... dia sendiri lupa akan dirinya sendiri, lantas aku musti menjawab apa ya?

Suaminya berselingkuh, dan sekarang selingkuhannya hamil, ditambah lagi suaminya sudah menggugat cerai dirinya ke pengadilan.  Malang nian. Saat dia bercerita tentang rumah tangganya, aku berdoa memohon petunjuk Allah ;"Apakah yang musti aku katakan pada wanita ini ya Allah ?".

"Aku merasa diperlakukan tidak adil, saat  gajinya kecil dan posisinya rendah, aku yang mendampinginya sampai dia berhasil.  Tapi sekarang, aku dicampakkan begitu saja ", katanya.  Dan aku menangkap sesuatu di kalimatnya ini.

"Aku melakukan apapun demi dia, tapi ..... ", katanya lagi.

Inilah letak kesalahan wanita itu, yaitu melakukan apapun demi sang suami , bukan demi Allah. Ini adalah kesalahan besar yang membentuk rantai akibat yang panjang.  Banyak orang melakukan kesalahan semacam ini dan tidak menyadari sebagai sebuah kesalahan.  Mereka melakukan apapun demi selain Allah, demi pasangan, demi anak, demi partai, demi bangsa dan negara, demi jabatan, dan banyak lagi demi demi yang lain.

Allah bisa cemburu, dan begitulah bila Allah cemburu dan ingin menarik hambaNya kembali.

"Mulai sekarang, persembahkanlah hidup mbak kepada Allah, dan banyak beristighfar untuk kesalahan dan dosa di masa lalu.  Berhenti mengeluh dan banyak bersyukur ", kataku dan hanya itu cara untuknya saat ini menata kehidupan agar menjadi lebih baik dan bahagia.

Aku melihat wanita di hadapanku itu tenggelam dalam kesedihan, mengabaikan dirinya sendiri, anak-anaknya, dan dia tercampakkan dalam perasaan tidak berarti.

"Sekarang musti move on, membuka kehidupan baru. Pikiran dan perasaannya dibawa ke masa depan.  Jangan terpaku pada masa lalu.  Gembok masa lalu.  Pikirkan anak-anak, mereka adalah amanah Allah, bahkan diri sendiri juga amanah Allah.  Jangan membiarkan diri sendiri terbenam dalam kesedihan, karena itu berarti melanggar perintah Allah",kataku cerewet dan aku pasti terlihat manis kalau lagi cerewet ... ehm.

Move on itu berarti berpindah dari kehidupan yang dipersembahkan untuk makhluk, menjadi kehidupan yang dipersembahkan untuk Allah.  Hanya dengan cara inilah kehidupan ini  akan tertata dan membaik.

Membawa diri sendiri dan keluarga untuk bahagia, itupun berarti hidup untuk Allah, karena Allah memerintahkan kita menjaga diri dari kesedihan.  Betapa sayangnya Allah pada kita, menitiklah air mata merasakan kasih sayang Allah.


2 komentar:

  1. wow.begitulah yang mungkin harus kulakukan mba.berserah diri pd Allah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang harus dilakukan semua manusia kang kimang ...

      Hapus