Ketika aku bilang paka Pak Bro, bapak tukang sayur langganan bila tidak usah mampir ke rumah (rumah Pakis) karena aku mau pergi selama 40 hari, beliau nanya," Mau umroh ta Bu?"
"Nggak, mau khalwat di Ngantang."
"Oh, saya pikir mau umroh."
Reaksi seperti itu pun terjadi pada beberapa teman yang aku merasa perlu memberi tahunya soal pengasinganku.
Pergi umroh itu melakukan perjalanan jauh ke Mekah untuk beribadah. Khalwat pun sebenarnya melakukan perjalanan jauh yang lebih jauh kukira ke dalam diri sendiri untuk beribadah.
Aku sendiri tak tahu persis apa sebabnya aku tak punya keinginan untuk melakukan haji atau umroh. Tapi keinginan untuk khalwat lah yang sudah dari dulu mendesak desak di dada ini.
Beberapa teman bilang ,"Kalau kamu niat, pasti dimudahkan untuk umroh."
Nah itulah persoalannya, bagaimana mau niat wong keinginan untuk itu saja tidak ada.
Tapi entahlah setelah aku melakukan khalwat nanti, apakah bisa muncul keinginan untuk umroh.
Pasrah saja, Allah-lah yang menggerakkan hati manusia. Semoga hatiku selalu bergerak menujuNya.
Yang pasti malam ini, aku bersyukur sekali, dua gantengku, Mas Hary dan Aden, menemaniku tidur untuk pertama kalinya di vila Aden. Dua ganteng yang selalu mendukungku dan sikap mereka berdua yang santai dan positif menguatkan niatku.
Adikku Ida dan suaminya juga mendukungku. Ida malah bilang mau nengokin aku dari jauh dan nyantolin makanan di pintu ... haha. Aku merasa beruntung dengan orang-orang yang mengelilingiku.
Terima kasih Allah untuk semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar