Kamis, 06 Oktober 2011

Berhenti Memikirkan Diri Sendiri

Lebaran yang lalu, seorang bapak beserta istri dan dua putrinya datang bersilaturahim ke rumah ibu di Ngantang, beliau tetangga ibu yang kukenal dengan baik.  Kamipun ngobrol tentang sekolah anak-anak.  Tercetuslah keluh kesah dari lelaki itu, tentang mahalnya biaya pendidikan dan pusingnya dia memikirkan masa depan putri bungsunya yang menurut perhitungannya akan mengalami  kesulitan karena saat si bungsu kuliah, beliau sudah pensiun.

Lelaki itu adalah potret dari banyaknya orang tua yang meresahkan pendidikan anak-anak mereka di negeri ini. Seperti sebuah kisah klasik, kita disekolahkan orang tua kita, setelah lulus dan bekerja, menikah, punya anak, lalu dipusingkan dengan biaya sekolah anak-anak kita.

Setiap hari kita disibukkan dengan kegiatan mencari nafkah untuk keluarga, untuk biaya sekolah anak-anak, cicilan rumah, cicilan mobil, cicilan sepeda motor, cicilan kartu kredit... wiiih banyak yaaa, lalu kapan berhenti memikirkan diri sendiri?  Padahal kita tidak boleh lo memikirkan diri sendiri.

Berhenti memikirkan diri sendiri itu bukan berarti berhenti bekerja dan berhenti mencari nafkah untuk keluarga.  Berhenti memikirkan diri sendiri itu berarti kita yakin bahwa rejeki kita dan keluarga kita sudah dalam jaminan Allah, kita hanya melakukan pekerjaan kita saja dengan penuh tanggung jawab kepada Allah.  Saat itu pikiran kita berhenti khawatir tentang terpenuhinya kebutuhan hidup keluarga.  Sekarang tugas kita adalah memikirkan Allah dan tugas Allah adalah memikirkan kita. 

Memikirkan Allah berarti merenungkan makna ayat-ayatNya dalam kitab suci, memahami dengan hati kita, melaksanakannya dengan cinta kita.  Memikirkan Allah juga memikirkan maksud Allah dalam menciptakan kita, manusia yang diciptakan untuk beribadah kepadaNya saja. 

Secara khusus seorang manusia itu unik, mempunyai bakat dan potensi yang berbeda satu dengan lainnya, semua terkait dengan kebijaksanaanNya di alam semesta.  Jangan menjadi orang yang biasa-biasa saja dengan bekal yang Allah berikan, jadilah rahmat bagi semesta.  Bagaimana dong caranya?

Yaa, itu tadi sudah aku katakan, berhentilah memikirkan diri sendiri,  Allah adalah 'pengurus' kehidupan kita yang terbaik, pasrah dan nurut saja sama Allah.   Saat anda memutuskan menjadi lebih baik di hadapan Allah, saat itu anda sudah menjadi rahmat bagi semesta.  Saat anda memutuskan untuk menjadi orang yang lebih berguna buat orang lain atau menjadi orang yang bisa menginspirasi orang banyak, maka kesempatan itu akan Allah bukakan untuk anda.

Bila ini anda lakukan, maka urusan biaya sekolah anak dan tetek bengek kehidupan duniawi ini akan minggir dengan sendirinya, dengan ijin Allah. Jadikan masa depan anak-anak dan keluarga kita di akhirat nanti menjadi urusan yang paling penting yang paling pantas meresahkan anda.

Salam manis yaaaa..... dari Indah yang manis dan cantik dan baik dan lugu dan .....   

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar