Sabtu, 22 Oktober 2011

The Power of Shalat Berjamaah

Di mushalla yang terletak di halaman gedung Jakarta Convention Centre, tak jauh dari hall B tempat Indocraft diselenggarakan, biasanya para peserta pameran yang sedang mendisplay barang melakukan shalat wajib.  Begitupun diriku di siang panas terik yang berniat melaksanakan kewajiban shalat asar. 

Tepat disaat aku berdiri bersiap melakukan takbiratul ikhram, seorang ibu di belakangku bertanya,"Ibu mau shalat asar?" Aku mengiyakan.
"Boleh ngikut berjamaah ya".
"Mari, ibu saja yang jadi imam ya, kan ibu lebih tua dari saya", kataku.
"Nggak nggak ...... ibu saja, ibu kelihatan lebih ......", wanita itu tidak melanjutkan kata-katanya, jadi muncul jiwa guyonku ,"Ya, saya lebih duluan disini kan?"

Mereka tersenyum mendengar guyonanku, tapi aku merasa jadi wanita paling egois sedunia. Selama ini aku jarang melakukan seperti yang dilakukan wanita itu yaitu mengajak orang yang belum dikenal untuk shalat berjamaah.  Biasanya di mushala ini wanita-wanitanya saling cuek satu sama lain, mungkin terbawa suasana tegang mempersiapkan pameran, bahkan untuk saling tersenyumpun jarang dilakukan.  Akupun tak sudi memulainya terlebih dahulu ..... duh ..... padahal sekedar tersenyum bukanlah hal yang berat.

Akupun berdiri mengimami mereka, ada empat orang yang jadi makmumku. Saat menjadi imam, muncul perasaan kasih dan tanggung jawab kepada mereka, kini aku berdiri di hadapan Allah bukan atas namaku sendiri, tapi berlima.  Di hadapan Allah aku menyampaikan seluruh harapan wanita-wanita ini, tak sulit menemukan titik temu dari kami yang punya satu tujuan di tempat ini walaupun kami tidak saling bicara. Rasanya harapan kami seragam, datang jauh jauh ke Jakarta mencari karunia Allah, semua pasti berharap akan pameran yang sukses, pulang dengan koper yang terisi oleh-oleh karena produk kami terjual habis, dan kamipun pulang dengan mendapat pelanggan baru yang banyak ......

Saat shalat berjamaah, terlepas keegoisan diri sendiri, menyatu dalam kepentingan jamaah.  Doa yang dilantunkanpun tak lagi doa untuk diri sendiri.  Doa yang dipanjatkan untuk sesama muslim tanpa mereka mengetahuinya, sungguh doa yang indah dan mengundang keajaiban.

Seusai shalat, aku ucapkan terimakasih pada wanita itu karena telah mengajak kami semua berjamaah, kamipun berkenalan satu sama lain ..... Sejak itu, tiap kali melakukan shalat di mushala ini, aku hampir selalu mengajak orang lain berjamaah.

Aku merasakan betul efek ajaib dari doa yang kupanjatkan saat shalat berjamaah pertamaku di mushala itu, powernya lebih nendang.  Buktinya, pada hari pertama pameran yang sepi pengunjung, aku masih bisa mengantungi hasil penjualan yang lumayan ... hehehe.... Hari kedua lebih ramai, ketiga lebih ramai lagi .... Pokoknya menyenangkan sekali, walaupun aku tidak bisa menunggu pameran sampai selesai, kan aku dapat laporan terus dari mas Yudhi. 

Makanya Nabi memerintahkan untuk shalat berjamaah di masjid/mushala bagi lelaki muslim, bahkan mengancam akan membakar rumah-rumah mereka bila mereka tidak menurut. Berarti keutamaan shalat berjamaah lebih besar dari yang bisa kita bayangkan, yang dilukiskan sebagai 27 dibanding 1.

Satu hal yang bisa kufahami dari keutamaan shalat berjamaah adalah bisa saling memberikan 'energi' satu sama lain. Contohnya : orang yang lebih khusyu' shalatnya bisa 'mendukung' pahala orang yang kurang khusyu' shalatnya. Bila dalam jamaah itu ada orang yang makbul doanya, maka yang lain akan 'kecipratan' rejeki didoakan olehnya. 

 Banyak keutamaan shalat berjamaah yang tidak kita mengerti, tapi kita tidak harus mengerti untuk mulai suka melaksanakan shalat berjamaah mulai sekarang .......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar