Jumat, 19 Juni 2015

Hati Untuk Menampung asma Allah

Sahabatku sayang.

Pernahkan kalian menyelam ke dalam hati kalian sendiri dan menyaksikan betapa luasnya ? Luas sekali dan disana kita bisa memasukkan apa saja yang kita inginkan. Bila yang kita masukkan keindahan, maka pemandangan disana juga teramat indah, dan begitupun sebaliknya. Tahukah kalian hal apa yang paling indah dari semua yang terindah ?

Suatu malam, jam setengah sebelas, aku terbangun karena ketukan di pintu, pintu tetangga maksudku, karena rumah kami dempet dan rumah tipe kecil, jadi suara ketukannya terdengar keras sekali.  Adalah tetanggaku yang jualan sate yang pulang dari berjualan di depan perumahan, pulangnya hampir selalu jam segitu, dan aku hampir selalu terbangun karena kaget mendengar suara-suara itu.  Dan aku hampir selalu membatin :"Kenapa kok gak bawa kunci saja, biar gak berisik?". 

Malam itu aku telah mengisi hatiku dengan komplain ke tetangga dan sekaligus perasaan kesal.

Suatu kesempatan ketika shalat di masjid perumahan, bacaan imamnya banyak yang salah, kembali hatiku terisi kekurangan orang lain. Di butik juga begitu, ada saja komplain ke karyawan, ke pembantu.

Pagi, siang, sore, malam, .... sudah berapa banyak kita isi hati dengan hal negatif ?  Lantas ketika hati menjadi tumpul, gelap dan jauh dari petunjuk Allah, siapa yang rugi ? Dan ketika layar kehidupan memproyeksikan apa isi hati kita, siapa yang kita salahkan ?

Inilah makna ayat al quran, bahwa orang yang beruntung itu adalah orang yang banyak mengingat Allah.  Maksudnya orang yang mengisi hatinya yang luas untuk menampung asma Allah dengan segala sifat dan perbuatanNya.

Itulah mengapa banyak sekali ayat yang mengingatkan kita, agar anak, pasangan, perniagaan jangan sampai melalaikan kita dari mengingat Allah. Artinya, urusan apa saja, sekecil apapun jangan sampai 'mendesak' posisi Allah di hati kita.

Itulah yang disebut dzikir sirry.

Hati itu luas dan keluasannya adalah untuk menampung asma Allah, kasih sayangNya, kebesaranNya, kekuasaanNya.

Renungkan, betapa mengerikan bila hati yang berada di dalam diri kita sendiri, yang kita bawa kemana-mana , disana terisi penuh kekurangan orang lain dan beraneka ragam koleksi keluhan atas hidup ini dan orang-orangnya. Pasti baunya sangat tidak enak !

Allah ampuni, Allah ampuni.

Agar hati tidak dipenuhi hal negatif, tataplah orang lain dengan pandangan kasih sayang.  Untukku mungkin dengan ikut senang melihat tukang sate pulang dengan membawa rejeki untuk keluarganya.  Dan bagaimanapun karyawan adalah orang yang diutus Allah untuk meringankan pekerjaanku.  Dan imam shalat itu, beruntung ada yang mau ngimami di masjid, bisa jadi dia lebih mulia di sisi Allah dibandingkan diriku.

Hal yang paling indah yang mengisi hati kita adalah Dia.

Allah, ampuni.
Allah, ampuni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar