Jumat, 28 Januari 2011

Perjuangan Bertemu Anak

Allah, terimakasih. Akhirnya aku mencium bau anakku.  Akhirnya malam ini aku tidur di kamar Aden, dengan kasur yang tipis di bagian tengah sehingga lebih mirip perahu, dengan selimut yang baunya aku rindukan selama berbulan-bulan, bau Aden.
Aku melihat Aden bekerja di depan komputer seperti melihat pemandangan indah, padahal Aden ya seperti itu, tak pernah menyisir rambut gondrongnya dan belum mandi.  Sudah mandipun tampilannya tetap buthek.
Perihal rambut gondrongnya ini, sebenarnya dia ga bermaksud untuk mengambil gaya rambut seperti ini.  Sejak kecil rambutnya kupotong sendiri, ga pernah ke salon, sampai dewasapun dia selalu menunggu aku yang memotong rambutnya.  Karena dia pulang ke malang enam bulan sekali, jadi gondrong deh dan dia jadi lebih cakep sekaligus lebih kumuh....hahaha

Kami bawakan oleh-oleh istimewa buat Aden yaitu gedhang santen, ini pisang kesukaan Aden yang adanya di Ngantang. Suamiku yang punya ide membawa pisang ini, kami membelinya di pasar Ngantang sudah dalam keadaan matang, melewati perjalanan jauh dan berat, dari Ngantang ke Pacitan ( karena aku memberi pelatihan dulu disini ), dari Pacitan ke Yogya, nengok Zelika dulu, lalu dari Yogya naik kereta ke Bandung.  Pisangnya sudah terlalu matang begitu tiba di Bandung. Lucu bila mengingat bagaimana kami persis orang udik menenteng pisang di kereta eksekutif, kami cuek aja demi anak.

Di kereta pulang, aku sms Aden dengan berlinang air mata,"Sayang, ibu dah di kereta, mudah-mudahan kita segera bertemu lagi ".


Tidak ada komentar:

Posting Komentar