Minggu, 25 Desember 2011

Merasa Lebih Baik

Suatu ketika, ada beberapa remaja putri datang melamar ke butik Cantiqku.  Mereka langsung ditangani oleh mas Virien sebagai kepala bagian personalia.

Salah seorang dari mereka penampilannya begitu 'mencolok mata', blus yang dikenakannya seksi banget, lingkar lehernya lebar dan agak turun, hingga bila dia sedikit menunduk maka akan tampak 'itu'nya......

"Eyang, mereka diterima ta? kok penampilannya aduhai gitu ..... ", kataku pada mas Virien.  Mas Virien cuma tersenyum, lalu bilang :"Belum tentu kita lebih baik darinya".

Meskipun mulutku diam tidak membantah kata-kata mas Virien, tapi hatiku bergolak .... emangnya aku yang menjaga aurat ini tidak lebih baik dari dia?  Aduh.... masak sih? Gak terima rasanya hati ini....

Ingat saat bertemu dengan Kiai dari pondok pesantren An Nuru Tirtoyudo, beliau bilang :"Orang yang tauhidnya benar itu ndingkluk (menunduk) pada manusia, siapa tahu orang yang dihadapan kita adalah kekasih Allah.  Resikonya besar bila kita mempunyai prasangka buruk pada wali-wali Allah".  Beliau memperagakan dengan tangannya yang menekuk untuk menggambarkan hati yang menunduk.

Dua peristiwa itu telah berlalu lama, hingga kemudian aku bertemu cak Edy Yusuf.  Dari cak Edy ini aku baru 'ngeh' dengan kalimat yang dulu disampaikan oleh mas Virien dan pak Kiai.......

"Merasa diri kita lebih baik dari orang lain itu bahaya besar", kata cak Edy ," Coba buka Al Araf ayat 12".

QS. Al-A'raaf  [7] : ayat 12
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

"Merasa lebih baik itu sifat iblis, dan itu menggelincirkan kita dalam kehancuran", lanjut cak Edy.

Akupun mengerti, faham ..... akupun mengoreksi diri, ternyata selama ini 'merasa lebih baik' itu adalah 'pekerjaan'ku.  Aku merasa lebih baik dari karyawan karena aku bossnya, aku merasa lebih baik dari anak-anakku karena aku ibunya, aku merasa lebih baik dari suamiku karena aku lebih rajin membaca al qur'an dan hadist, aku merasa lebih baik dari muridku karena aku gurunya ....... Padahal .....

Kita memang tidak boleh under estimate kapada orang lain.  Ingat akan almarhum Gito Rollies? atau artis Inneke Koesherawati? Orang-orang yang pernah mencelanya saat mereka dalam kesalahan, tentu kecele bila akhirnya mereka berubah menjadi alim.  Makanya tak usah kita menghina orang lain, siapapun itu .....

Aku sendiri pernah under estimate pada karyawanku .... eh .... lha kok dia sekarang malah jadi ustadzku, jadi guru spiritualku..... Yah, mas Virien dulu adalah karyawanku bagian produksi yang aku tak pernah 'memandangnya'.  Hingga aku mendapat cobaan berat, saat itu Insan mengalami sakit parah yang tak ditemukan penyakitnya di dunia medis......

Mas Virien mendampingiku menjalani ujian itu siang dan malam selama berbulan bulan !!!!  Menguatkan hatiku dengan nasehat-nasehat dan doa-doanya, juga membantu pemulihan Insan.... Setelah peristiwa itu baru kutahu bila dia adalah 'berlian'.

Penyakit "merasa diri lebih baik" itu akan memunculkan rentetan penyakit hati lainnya....... mudah-mudahan Indah bisa menuliskannya di lain waktu, Insya Allah.
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar