Selasa, 06 Desember 2011

Nasi Berbungkus Kasih Sayang

Suatu  pagi dalam perjalanan dari rumah ke butik, mas Hary suamiku melihat sepasang kakek nenek yang sudah tua sekali berjalan ke arah utara, ke arah pangkalan TNI AU, banyak kampung dan perumahan tersebar disini, termasuk salah satunya perumahan tempatku tinggal. 

"Kasihan banget tuh dik, nenek-nenek sudah tua sekali ".
"Nenek-nenek yang mana sih mas? Aku gak lihat tuh ", tanpa menjawab pertanyaanku, suamiku membalikkan mobilnya.

"Tuh, kakeknya dah kelelahan, coba tanya mau kemana dia? ", suamiku menunjuk seorang lelaki tua berkulit sawo terlalu matang yang terduduk kelelahan di bawah sebatang pohon palem di pinggir jalan. Akupun bertanya padanya, mau kemana dia dan apa dia sudah makan atau belum?  Dia belum makan katanya, dan mengenai tujuannya, kakek itu terlihat bingung.  Karena aku tidak membawa makanan, aku hanya bisa memberinya uang, berarti kakek itu masih harus berjalan lagi mencari warung makan.

Perihal nenek itu, yang sudah berjalan jauh meninggalkannya, ternyata bukan istri si kakek.  Mas Harypun  melaju mendekati perempuan tua renta  yang berjalan tertatih-tatih itu.  Akupun bertanya dari mana dan mau kemana dia.  Dia dari Bunut katanya, jaraknya kurang lebih satu setengah kilo dari lokasi ini, berarti nenek itu sudah berjalan amat pelan sekali sejauh itu ........ Kamipun mengantarnya ke tujuan dan memberinya uang agar dia bisa naik angkot.

Sejak peristiwa itu, aku berusaha untuk selalu menyediakan makanan di mobil.  Bila pagi kami sarapan nasi pecel, maka aku membawa beberapa bungkus nasi pecel untuk kami bagikan ke dhuafa sepanjang perjalanan kami.  Bila pagi aku membuat nasi goreng untuk anak-anakku, maka aku lebihkan agar ada sisa yang bisa dibungkus untuk dibagi-bagi.  Kadang cukup roti atau kue basah yang mengenyangkan.  Sambil membungkus makanan-makanan itu, aku berdoa agar Allah menyampaikannya pada orang-orang yang lapar.

Jangan bertanya apa yang kuperoleh dari kebiasaan kecilku itu, karena terlalu rugi bila anda tidak mengalaminya sendiri .......... Seandainya mungkin, lakukanlah seperti yang kulakukan, bukan aku yang meminta, tetapi Allah.

“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.” (Al-Maa’uun 107:1-3)

"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.”  ( Al Insan  76 : 8 )

"Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih." (Surat Al Insan : 9)

Kepada Allah  Tuhanku terkasih, hari ini aku sudah mengamalkan perintahMu untuk menganjurkan memberi makan orang miskin, maka beri aku keridhaanMu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar