Selasa, 13 Desember 2011

Terjebak Dalam Usaha Sendiri

Saat duduk menunggu maghrib di depan mushalla stasiun Gambir, aku terlibat perbincangan dengan seorang pengusaha muda yang ditakdirkan Allah duduk di sampingku.  Dia adalah pemilik 3 toko retail pakaian jadi di Madiun.

Lelaki muda ini terlihat resah dan tidak tenang, dia bercerita bahwa dia tidak bisa meninggalkan usahanya di Madiun, pasti kacau katanya.  Bila bukan karena terpaksa, dia tak akan 'beranjak' dari Madiun.  Kedatangannya ke Jakarta karena perlu kulakan pakaian jadi di Tanah Abang.

"Kenapa tidak memakai sistem saja? maksudku pakai management yang bagus", kataku.
"Kayaknya gak bisa bu, karyawan itu ...(dia menceritakan keluhannya tentang karyawan-karyawannya)".
"Seorang karyawan tidak akan keluar potensi maksimalnya kalau kita sendiri tidak mempercayainya", kataku, dan kedengarannya si pengusaha muda ini mulai terbuka pikirannya, diapun bertanya tentangku, lalu kuceritakan bahwa aku adalah pengusaha batik dan instruktur kewirausahaan di propinsi.

"Dulu aku hampir seperti mas, terjebak dalam usahaku sendiri.  Aku harus selalu berada di tempat untuk mengelola pekerjaan karyawan, melayani pelanggan, membuat desain, belanja bahan, mengatur keuangan, menghitung gaji karyawan.  Sekarang tidak lagi, semua sudah dipegang karyawan, aku bisa bepergian kemana saja dengan tenang, bahkan untuk urusan gaji, mereka bisa nyari sendiri, aku malahan yang digaji sama anak-anak.  Tugasku kontrolling dan melakukan audit internal, dan juga membuat desain saja", kataku.  Lelaki muda itupun bertanya padaku tentang berbagai hal, aku menyuruhnya untuk datang saja ke klinik UKM propinsi Jawa Timur, disana ada konsultan bisnis dari berbagai disiplin ilmu, bahkan beliau-beliau itu benar-benar praktisi bisnis, mereka mendampingi kita berdasarkan teori dan praktek yang telah mereka buktikan sendiri keberhasilannya.

Pengusaha-pengusaha kecil-menengah memang banyak yang terjebak dalam usahanya sendiri, diantara teman-temankupun masih banyak (90%) yang memakai management 'One Man Show', maksudnya semua dikerjakan sendiri, mempunyai karyawan tapi tidak dikelola dengan baik, hingga repot sendiri.

Jawaban dari semua itu adalah management usaha yang benar.  Management usaha meliputi management personalia dan management keuangan, dua-duanya harus jalan bila mau usahanya berkembang dan sehat (dan tidak bikin pusing pemiliknya).

Dulu, aku yang sarjana dan sudah mendapat materi management di kampus, suka meremehkan yang namanya sistem management usaha.  Kupikir, management itu kan POAC (Planning Organizing Actuating Controlling), kalau itu sih sudah kulakukan. Tapi aku gak nyadar-nyadar, kalau aku melakukan fungsi-fungsi management itu seorang diri , karyawan hanya membantu , otomatis yang paling direpotkan ya diriku sendiri.  Nyadarnya setelah dapat ISO (International Organisation of Standardisation), baru 'ngeh' deh dan setelah ada ISO, selain usaha lebih tertata dan lebih memudahkan pemiliknya, usaha juga lebih berkembang karena fungsi-fungsi yang membuat usaha itu hidup berjalan seimbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar