Minggu, 12 Februari 2012

Beratnya Menepati Janji

Kamis kemarin Insan bilang padaku, hari Sabtu depan dia minta dibuatkan cake untuk dibawa ke sekolah. Kukira dalam rangka memperingati maulud Nabi sekolah mewajibkan siswanya membawa kue.  Tapi kata Insan ini inisiatif dia sendiri membawa kue untuk dinikmati temannya sekelas pada peringatan maulud Nabi nanti, jadi cakenya musti satu lingkaran besar yang bisa dipotong jadi 30 potong.  Akupun menyanggupi, wong anakku mau berbuat baik, aku harus mendukungnya bukan?  Apalagi permintaannya hanya cake.

Saat aku menyatakan kesanggupanku, aku berpikir itu pekerjaan yang mudah saja, tinggal mengaduk pakai mixer lalu memanggangnya 25 menit, beres, cepat dan mudah.  Tapi dugaanku meleset.......... untuk ke sekian kalinya aku merasakan beratnya menepati sebuah janji yang sederhana.

Hari jum'atnya aku ada meeting ke Surabaya, pulangnya mampir dulu  di JMP (Jembatan Merah Plaza) browsing sutera , pulangnya sudah malam.  Di rumah, Insan mengingatkan akan janjiku besok membuatkan cake.  Wah, ternyata persediaan telur tinggal 2 biji, gak cukup untuk membuat cake.  Akupun menyuruh Insan membeli telur di toko tak jauh dari rumah, ternyata tokonya sudah tutup. Aduh !!!

Paginya aku bilang ke Insan aku akan membelikan cake di toko bakery saja bersamaan dengan berangkat sekolah, tapi dia tidak mau, harus cake buatan ibuk katanya.  Oh !!

Aku musti melewati perjuangan 'berdarah' untuk mendapatkan setengah kilogram telur. Di pagi buta itu aku ke toko tak jauh dari rumah, masih tutup, akupun melanjutkan perjalananku ke toko yang agak jauh dari rumah, masih tutup pula. Dipagi yang dingin itu aku gerah oleh keringat karena acara jalan-jalan mencari telur.

Alni bilang, tokonya buka jam 6.  Berarti tak cukup waktu untuk membuat kue karena Insan berangkat pukul 6.30.  Akupun pasrah, aku bermohon pada Allah agar aku diberi jalan untuk menepati janji.  Saat pagi mulai terang, aku mencoba lagi ke toko yang terdekat, masih tutup, berarti Alni benar, toko buka jam 6.  Lunglai, akupun berjalan pulang.... saat itulah aku melihat bu Sri tetanggaku sedang membuka pagar.  Kami saling menyapa, lalu aku mencoba bertanya apa dia punya persediaan telur, kalau ada aku mau pinjam.  Alhamdulillah bu Sri punya 6 telur.

Akupun bergegas pulang dan memenuhi janjiku pada Insan. Rasanya lega sekali saat Insan berangkat sekolah dengan membawa satu lingkaran cake yang masih panas.



Begini beratnya memenuhi janji....., makanya di al quran disebut bahwa orang-orang yang memenuhi janji itu jumlahnya sedikit.  Walau berat, bila kita mempunyai komitmen untuk menepati janji, Allah pasti menolong kita, apalagi bila kita menjanjikan sesuatu yang baik dan kitapun berjanji untuk kebaikan.

QS. Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 76
[3:76] (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar