Rabu, 22 Februari 2012

Pilih Dekat Pejabat atau Dekat ......

Tadi siang aku ketemu teman wanita di Surabaya, pengusaha UKM (usaha kecil milyaran.... hehehe) sepertiku juga.  Dia bercerita dengan penuh semangat tentang betapa dekatnya dia dengan istri orang nomer titik titik di propinsi ini. Dia pernah diajak oleh nyonya pejabat ini rekreasi ke Bali, hanya bertiga dengan si nyonya dan putranya.... oh bukan bertiga ding,  berempat apa berlima gak jelas karena plus ajudannya, ajudannya satu atau dua gak dia ceritakan sih.

Temanku yang bawaannya menyenangkan ini bercerita tentang fasilitas-fasilitas VVIP yang dia rasakan sejak naik pesawat, nginap di hotel, hingga rekreasi yang mahal mahal seperti naik banana boat dan banyak lagi.  Bahkan dia bercerita betapa banyaknya rupiah yang dipakai si anak pejabat ini untuk bersenang-senang.....

Apa yang terpikir oleh anda tentang cerita temanku ini?
Yang terpikir olehku malah anak-anak jalanan dan orang-orang pinggiran ....... emang apa hubungannya ya? Banyak..... Akupun bilang pada temanku ini ;" Sebenarnya kalau dekat dengan pejabat kita punya kesempatan untuk menyampaikan uneg-uneg rakyat kecil lo!!!". Tapi temanku itu tidak merespon ucapanku, mudah-mudahan dia memikirkannya nanti.

Aku jadi ingat kisah ibu Hasri Ainun Habibie (aku mengagumi beliau), pernah saat melihat anak-anak jalanan dari kaca mobilnya beliau bilang bahwa dia merasa malu duduk di atas kendaraan yang nyaman sementara anak-anak itu mungkin kekurangan biaya sekolah dan bahkan kekurangan makanan.  Lalu besoknya dia menyuruh asistennya untuk menghimpun anak-anak itu, kemudian menyantuni mereka dalam sebuah yayasan.  Ada beberapa yayasan beliau dirikan untuk membantu banyak rakyat miskin di seluruh Indonesia.

Kisah temanku yang dekat dengan pejabat ini menjadi kisah yang kontradiktif ketika aku pulang ke Malang naik bis di sore harinya.  Duduk di sampingku seorang bapak dengan kulit hitam legam dan wajah yang tidak ramah.  Aku cuek saja dan bermaksud tidur selama perjalanan, tapi skenarioNya merubah niatku.

Awalnya aku mendengar pembicaraan lelaki ini tentang PSK dan anak-anak jalanan lewat ponselnya.  Aku tertarik, lalu aku bertanya, beliau dari mana dan apa profesi beliau.  Ternyata beliau seorang pengusaha juga, tapi beliau juga seorang sukarelawan yang mendampingi anak-anak jalanan, PSK dan orang-orang pinggiran.  Kesimpulanku, dia menjembatani antara dhuafa-dhuafa itu dengan pemerintah (dinas sosial) dan fihak lain yang sudi mengulurkan tangan pada mereka.

Dalam sehari ini aku mendengar dua kisah yang berlawanan.  Si teman wanita dengan kedekatannya dengan pejabat dan kesempatannya mencicipi gaya hidup mewah mereka dan si bapak di dalam bis yang begitu menikmati kedekatannya dengan rakyat paling miskin yang duduk di strata terendah masyarakat kita.

Kisah yang dibawa si teman wanita penuh dengan kebahagiaan dan tawa, sedang kisah yang dibawa si bapak penuh dengan kisah pilu dan ketidak adilan yang membuat hati miris.

"Saya malah sering menolak undangan makan bersama pejabat, lebih enakan makan bersama fakir miskin", kata si bapak di dalam bis.

Bagaimana dengan `nda? Lebih suka dekat dengan pejabat atau dekat dengan rakyat kecil?  Kalau Indah sih lebih suka dekat dengan orang-orang saleh, tak peduli dia pejabat atau bukan .......

Aku sebenarnya bukan orang yang anti pejabat, tapi aku juga bukan orang yang suka dekat-dekat pejabat, biasa saja.... mereka juga manusia biasa kok.  Hmmm ... dekatnya Indah dengan pejabat sih paling waktu mereka membeli produkku saat pameran. Biasanya sih saat ada pejabat memilih-milih barang kita, si pengusaha akan ribut untuk foto bersama, tapi aku tidak. Meskipun aku sering pameran yang dibuka presiden dan kadang-kadang dibeli sama ibu menteri dan ibu-ibu pejabat yang lain, aku tidak punya foto bareng mereka, kecuali foto waktu menerima penghargaan UMKM Award itu thok.

Bagiku sebuah hubungan dekat haruslah hubungan yang berdasarkan niat tulus karena Allah. Allah menyuruh kita saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa (buka QS. Al Maidah ayat 2), semestinya inilah yang menjadi landasan kita dalam berhubungan dengan siapapun.

Tapi aku memang lebih suka dekat dengan dhuafa, bagiku berinteraksi dengan mereka memberi kekayaan batin dan kebahagiaan tersendiri.  Pernahkah anda membelai kepala anak-anak yang kurang beruntung?  Rasul suka membelai kepala anak yatim lo. Bila belum, cobalah lakukan dengan penuh sayang, doakanlah mereka dengan tulus agar Allah berkenan memberi masa depan yang baik buat mereka.  Rasakanlah betapa kayanya anda sekeluarga ! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar