Aku pernah mendengar ucapan :" Untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja sudah kesulitan, kok disuruh bersedekah ". Saat itu aku jawab begini :"Berarti ibu yang musti menerima sedekah".
Sekarang kutahu jawabanku itu salah dan andai ada orang bicara seperti itu lagi padaku, jawabku sekarang adalah .......
Yang menyuruh kita berinfaq dalam keadaan lapang atau sempit adalah Allah -Sang Maha Pemegang Rejeki-.
QS. Ali Imran (3:133-134)“ Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan bergegaslah menuju surga, yang lebarnya seluas langit dan bumi, disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. Yaitu orang-orang yang berinfak dalam keadaan lapang maupun sempit, orang-orang yang sabar menahan amarah dan orang-orang yang memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah mengasihi orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Baiklah, Indah mau 'mendongeng'. Duduk manis anak-anak ..... hehehe.
Ada seorang gadis miskin dipersunting seorang saudagar yang kaya raya. Saudagar ini amat sangat cinta kepada istrinya, begitupun sebaliknya. Tiap hari wanita itu diberi uang belanja 500 ribu yang dia gunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan juga untuk bersedekah. Suatu hari, sang suami hanya memberinya 50 ribu dan bilang :"Tolong cukupkan uang ini untuk belanja keluarga kita dan jangan lupa bersedekah. Aku akan memberimu lagi nanti ". Tentu saja wanita itu mematuhi suaminya, tanpa ragu sedikitpun dia gunakan uang yang ngepres itu untuk bersedekah. Wanita itu begitu yakin akan cinta dan janji suaminya yang tak akan membiarkannya kebingungan dengan uang yang sedikit itu.
Kesempitan atau kelapangan yang sedang kita alami adalah pemberianNya, berarti Dia berhak dong menyuruh-nyuruh kita bagaimana memperlakukan pemberianNya itu. Dan kita sebagai hambaNya mestinya sadar bahwa Dia punya khazanah kekayaan yang tak terbatas, xakin bahwa Dia tak akan membiarkan hambaNya yang patuh berada dalam kekurangan, yakin akan cintaNya yang besar yang tak bisa dibandingkan dengan cinta makhluk. Bila cinta seorang suami membuatnya tak tega membiarkan istrinya berada dalam kesempitan, apalagi cinta Allah kepada hambaNya. Allah sudah berjanji, dan Dia tak pernah menyalahi janjiNya.
(QS.Ath Thalaq : 7)“Hendaklah orang yang mampu memberi sedekah menurut kemampuannya. Dan hendaklah orang yang disempitkan rizkinya memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”
“Adapun orang yang memberikan hartanya (untuk kebajikan) dan memelihara dirinya (dari kejahatan) serta membenarkan hal-hal yang benar, Kami akan memudahkannya dengan memberi jalan yang mudah." ( Surat Al Lail 5-7)
Ayat-ayat tersebut di atas merupakan janji Allah bahwa Dia akan memudahkan dan memberikan kelapangan bagi orang yang bersedia bersedekah dalam keadaan lapang atau sempit.
Saat dalam keadaan sempit, seseorang cenderung merasa pesimis dan suka menghitung-hitung, cukupkah ini untuk kebutuhan keluarga? bila dikurangi untuk bersedekah tinggal berapakah yang tersisa? Inilah yang musti kita hapuskan, berhentilah bermain logika !!! Logika manusia itu menipu. Kita musti kembali ke wilayah iman. Bukankah Allah yang menyempitkan dan melapangkan rejeki? dan Dia Maha Luas KaruniaNya.
“Siapakah yang mau memberikan pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik?Allah akan melipatgandakan balasannya dengan berlipat ganda. Dan Allah yang Menyempitkan dan Yang Melapangkan Rizki. Dan kepada-Nyalah kalian dikembalikan." (Surat Al Baqarah 245)
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai tumbuh seratus butir, Allah melipatgandakan (balasan) bagi orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (Karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Surat Al Baqarah: 261)
Sekarang kutahu jawabanku itu salah dan andai ada orang bicara seperti itu lagi padaku, jawabku sekarang adalah .......
Yang menyuruh kita berinfaq dalam keadaan lapang atau sempit adalah Allah -Sang Maha Pemegang Rejeki-.
QS. Ali Imran (3:133-134)“ Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan bergegaslah menuju surga, yang lebarnya seluas langit dan bumi, disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. Yaitu orang-orang yang berinfak dalam keadaan lapang maupun sempit, orang-orang yang sabar menahan amarah dan orang-orang yang memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah mengasihi orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Baiklah, Indah mau 'mendongeng'. Duduk manis anak-anak ..... hehehe.
Ada seorang gadis miskin dipersunting seorang saudagar yang kaya raya. Saudagar ini amat sangat cinta kepada istrinya, begitupun sebaliknya. Tiap hari wanita itu diberi uang belanja 500 ribu yang dia gunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan juga untuk bersedekah. Suatu hari, sang suami hanya memberinya 50 ribu dan bilang :"Tolong cukupkan uang ini untuk belanja keluarga kita dan jangan lupa bersedekah. Aku akan memberimu lagi nanti ". Tentu saja wanita itu mematuhi suaminya, tanpa ragu sedikitpun dia gunakan uang yang ngepres itu untuk bersedekah. Wanita itu begitu yakin akan cinta dan janji suaminya yang tak akan membiarkannya kebingungan dengan uang yang sedikit itu.
Kesempitan atau kelapangan yang sedang kita alami adalah pemberianNya, berarti Dia berhak dong menyuruh-nyuruh kita bagaimana memperlakukan pemberianNya itu. Dan kita sebagai hambaNya mestinya sadar bahwa Dia punya khazanah kekayaan yang tak terbatas, xakin bahwa Dia tak akan membiarkan hambaNya yang patuh berada dalam kekurangan, yakin akan cintaNya yang besar yang tak bisa dibandingkan dengan cinta makhluk. Bila cinta seorang suami membuatnya tak tega membiarkan istrinya berada dalam kesempitan, apalagi cinta Allah kepada hambaNya. Allah sudah berjanji, dan Dia tak pernah menyalahi janjiNya.
(QS.Ath Thalaq : 7)“Hendaklah orang yang mampu memberi sedekah menurut kemampuannya. Dan hendaklah orang yang disempitkan rizkinya memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”
“Adapun orang yang memberikan hartanya (untuk kebajikan) dan memelihara dirinya (dari kejahatan) serta membenarkan hal-hal yang benar, Kami akan memudahkannya dengan memberi jalan yang mudah." ( Surat Al Lail 5-7)
Ayat-ayat tersebut di atas merupakan janji Allah bahwa Dia akan memudahkan dan memberikan kelapangan bagi orang yang bersedia bersedekah dalam keadaan lapang atau sempit.
Saat dalam keadaan sempit, seseorang cenderung merasa pesimis dan suka menghitung-hitung, cukupkah ini untuk kebutuhan keluarga? bila dikurangi untuk bersedekah tinggal berapakah yang tersisa? Inilah yang musti kita hapuskan, berhentilah bermain logika !!! Logika manusia itu menipu. Kita musti kembali ke wilayah iman. Bukankah Allah yang menyempitkan dan melapangkan rejeki? dan Dia Maha Luas KaruniaNya.
“Siapakah yang mau memberikan pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik?Allah akan melipatgandakan balasannya dengan berlipat ganda. Dan Allah yang Menyempitkan dan Yang Melapangkan Rizki. Dan kepada-Nyalah kalian dikembalikan." (Surat Al Baqarah 245)
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai tumbuh seratus butir, Allah melipatgandakan (balasan) bagi orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (Karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Surat Al Baqarah: 261)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar