Sebenernya aku tuh malu untuk cerita , tapiiii ... mengingat ini pelajaran yang bagus sekali untuk direnungkan, yaa ... aku mau cerita sekarang .. ya walau sambil nutup muka pake sendok (sambil makan kolak pisang soalnya).
Dari pengalamanku kemarin, aku jadi tahu, betapa tidak ada yang tersembunyi setitikpun perasaan kita di alam semesta ini. Di hadapan Allah semua pasti berbalas dan alam pasti memberi umpan balik dari ketulusan atau ketidaktulusan kita.
Kemarin aku bagi-bagi nasi goreng kan ? Bagi-bagi ke tukang becak, pemulung, pedagang asongan , tukang sampah .... dll dll. Kalau ingin ngintip resep nasi gorengnya dan menu-menu nasi bungkus yang suka aku bagi-bagi bisa klik disini .
Nasi goreng yang sudah siap dibungkus itu sebagian aku sisihkan untuk Alni dan Insan. Tapi aku curang, karena yang aku sisihkan buat anakku aku pilihi yang banyak sosisnya .... hehehe. Kentara sekali aku tidak tulus dan pelit .... malu lo nulis ini, pipiku sampai kemerah-merahan .... hm hm hm. Mestinya kan yang dimakan sendiri sama yang dibagi itu gak usah dibedain, karena alasan ini nih :
Sebenarnya aku juga tidak pelit... hmm .. bingung kan ?.... sebenarnya yang di nasi bungkus itu sosisnya juga banyak kok, cuma buat Alni dan Insan lebih banyak ... iiih, sok cari alasan ya aku.
Tapi apa yang terjadi dengan ketidak tulusanku yang nyelempit gak kentara ? Seperti kubilang tadi, tak ada yang tersembunyi di alam ini walau cuma setitik, semua pasti ada balasannya.
Rupanya aku menyisihkan nasi terlalu banyak, sudah dikurangi buat Insan dan Alni tapi masih sisa. Sisanya aku bungkus lagi jadi 2 bungkus nasi goreng dan aku titip mas Hary buat ikutan dibagi.
Kagetnya aku pas sorenya aku lihat ada karyawan nenteng 2 bungkus nasi di tas kresek kecil.
"Loh, kok nasi bungkusnya masih ada ?", tanyaku heran.
"Iya bunda, bapak kelupaan, yang 2 belum dibagi, ketinggalan di mobil", katanya santai.
Oalah .... pikiranku langsung mak nyuuut teringat 'kecuranganku' tadi pagi. Ternyata alampun menolak pemberian yang tidak tulus. Astaghfirullahaladziim ..... aku akhiri tulisanku ini dengan mewek.
Dari pengalamanku kemarin, aku jadi tahu, betapa tidak ada yang tersembunyi setitikpun perasaan kita di alam semesta ini. Di hadapan Allah semua pasti berbalas dan alam pasti memberi umpan balik dari ketulusan atau ketidaktulusan kita.
Kemarin aku bagi-bagi nasi goreng kan ? Bagi-bagi ke tukang becak, pemulung, pedagang asongan , tukang sampah .... dll dll. Kalau ingin ngintip resep nasi gorengnya dan menu-menu nasi bungkus yang suka aku bagi-bagi bisa klik disini .
Nasi goreng yang sudah siap dibungkus itu sebagian aku sisihkan untuk Alni dan Insan. Tapi aku curang, karena yang aku sisihkan buat anakku aku pilihi yang banyak sosisnya .... hehehe. Kentara sekali aku tidak tulus dan pelit .... malu lo nulis ini, pipiku sampai kemerah-merahan .... hm hm hm. Mestinya kan yang dimakan sendiri sama yang dibagi itu gak usah dibedain, karena alasan ini nih :
QS. Al-Insaan (Al-Insan) [76] : ayat 8
[76:8] Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.
Sebenarnya aku juga tidak pelit... hmm .. bingung kan ?.... sebenarnya yang di nasi bungkus itu sosisnya juga banyak kok, cuma buat Alni dan Insan lebih banyak ... iiih, sok cari alasan ya aku.
Tapi apa yang terjadi dengan ketidak tulusanku yang nyelempit gak kentara ? Seperti kubilang tadi, tak ada yang tersembunyi di alam ini walau cuma setitik, semua pasti ada balasannya.
Rupanya aku menyisihkan nasi terlalu banyak, sudah dikurangi buat Insan dan Alni tapi masih sisa. Sisanya aku bungkus lagi jadi 2 bungkus nasi goreng dan aku titip mas Hary buat ikutan dibagi.
Kagetnya aku pas sorenya aku lihat ada karyawan nenteng 2 bungkus nasi di tas kresek kecil.
"Loh, kok nasi bungkusnya masih ada ?", tanyaku heran.
"Iya bunda, bapak kelupaan, yang 2 belum dibagi, ketinggalan di mobil", katanya santai.
Oalah .... pikiranku langsung mak nyuuut teringat 'kecuranganku' tadi pagi. Ternyata alampun menolak pemberian yang tidak tulus. Astaghfirullahaladziim ..... aku akhiri tulisanku ini dengan mewek.
Emang sosisnya dihitung satu-satu toh Bun, kok tau kalo yang ini lebih banyak drpd yang lain? :)
BalasHapusMenurut saya sih, kita tidak perlu terlalu memusingkan tulus atau tidak tulusnya kita memberi. Yaa, terus sajalah memberi tanpa memikirkan apa pun.
makasih ya bu Elka , tapi tulus itu enak kok ... hehehe.
Hapus