Senin, 17 Februari 2014

Bersyukur Yang Ajaib

Allah Yang Maha Kasih mengaruniakan kita pikiran yang mampu memandang segala hal sesuai kemauan kita, apakah kita perbesar, perkecil, kita buang, atau kita simpan. 

Salah satu hal yang membuat segalanya menjadi mudah, enteng dan enak adalah dengan memfokuskan diri pada nikmat karuniaNya, dan inilah yang disebut bersyukur.

Bukan disebut bersyukur, orang yang mudah nelangsa dan mudah komplain dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya.  Ini adalah kufur nikmat yang halus sekali, disaat pikirannya berfokus pada hal-hal buruk hingga menutup pandangnya dari nikmat-nikmat Allah.

Bersyukur dalam arti yang demikian ini adalah cara paling cepat membesarkan kemampuan otak, menajamkan pandangan, memperluas jangkauan pikiran dan membuat diri lebih bahagia.  

Kalian musti melatihnya, sahabatku sayang.

Aku tulis kesimpulan di atas karena aku baru saja mengalami sebuah pengalaman yang bagiku amat sangat mengganggu.

Beberapa hari terakhir, mau tidak mau aku berinteraksi terus dengan orang yang selalu melecehkan aku. Aku benar-benar berhadapan dengan ratu sok bener sendiri, sok baik sendiri, suka main perintah, mengharuskan orang lain berpikir seperti cara berpikirnya, kadang bicara kasar dan seolah-olah aku dalam 'kendali'nya.

Tak perlu kuceritakan bagaimana aku bisa bertemu dengan manusia model begini, yang jelas Allah jualah yang menghadirkan dia padaku, jadi musti kuterima dengan ikhlas dan sabar.

Sejujurnya pikiranku ini masih mudah terpengaruh dengan sikap dan kata-kata orang lain, hingga tidak pakai lama akupun jatuh mental !!! ..... Aku terserang rasa rendah diri, sedih, merasa tidak mampu dan tidak berarti.  Bagaimana tidak? bila setiap hari aku menerima 'info' tentang diriku sendiri yang selalu salah di mata si Ratu Sok Bener.  Aku sampai seperti orang linglung , tidak tahu musti berbuat apa.

Akhirnya Allah menuntunku pada pemahaman yang aku tulis di awal tulisanku ini.

Allah mengaruniakan kita pikiran yang ajaib, bisa menge-zoom in, zoom out, bisa delete, bisa croping, ..... bahkan bisa kita edit dan kasih efek sesuka hati , ....hmmm....  Jadi sebenarnya, yang namanya masalah itu, yang membuatnya besar atau kecil adalah pikiran kita, yang membuatnya baik atau buruk juga pikiran kita, yang membuatnya menjadi sampah atau barang berharga adalah kita juga.  Jadi, mari kita ajak pikiran kita bekerja.

Jadi mengapa tidak kita delete saja pengalaman buruk ?  Bila tidak bisa, mari kita perkecil saja tampilannya, yang kita gedein nikmat karunia Allah yang enak-enak.  Ini benar-benar aku coba dan ampuh ! Hingga muncul kesimpulan hati, bahwa sekedar Ratu Sok Bener itu bukan apa-apa bagiku, sangat terlalu kecil dibandingkan dengan nikmat karunia Allah yang melimpah ruah dalam kehidupanku.

Pemahaman seperti ini membuat segala perlakuan dan perkataan si Ratu Sok Bener otomatis keluar sebagai spam, segala perlakuannya menjadi gak ngefek lagi padaku.

Inilah yang namanya BERSYUKUR itu.

Menjaga diri untuk selalu bersyukur berarti menjaga agar pengalaman buruk tidak menutup pandangan kita dari nikmatNya.

Bila kita gagal bersyukur, yang berarti kejadian buruk begitu menguasai pikiran dan hati kita, saat inilah kita disebut orang yang kufur nikmat dan  silahkan bersiap-siap menerima hukuman yang berupa pengalaman yang lebih buruk.

Bila kita bisa bersyukur , maka rasakan di pikiran dan hatimu, bahagia bukan ?
Dan tunggulah balasan Allah yang ajaib.

Sebagai penutup, ada lagi kesimpulanku dari hal pahit yang kualami :

Saat kita dihina , sebenarnya Allah sedang ingin memuliakan kita.
Saat kita didzalimi , sebenarnya Allah sedang ingin mengikis dosa-dosa kita , maka jangan gunakan hak qishasmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar