Minggu, 23 Februari 2014

Menghina Lalu ....


Rumahku sederhana sekali , bahkan di bagian belakang, di depan kamar mandi, cuma diplester biasa, tidak berkeramik.  Di situlah, seorang saudaraku pernah melontarkan hinaan padaku.

"Aku mau muntah berada di rumahmu", katanya.  Aku diam, dalam hati aku bilang, bukankah aku tidak memintamu menginap di rumahku ?

Beberapa tahun kemudian, gunung Kelud meletus, dan diapun terpaksa mengungsi di rumahku, rumah yang pernah dihinanya.

Kuceritakan, sebagai pengingat diriku dan kalian, sahabat yang amat aku sayangi.  Jangan pernah menghina siapapun, meski hanya di hatimu.


4 komentar: