Minggu, 16 Februari 2014

Selepas kupergi


Dua kali bencana dalam rentang waktu 2 minggu, itulah yang terjadi pada 'tanah air'ku Ngantang city.

Dalam catatanku, Jumat, tgl 31 january 2014, terjadi bencana banjir bandang yang menewaskan beberapa jiwa, menghancurkan 2 buah jembatan, menghanyutkan sampai ringsek 2 buah mobil eskavator, merusak rumah dan puluhan hektar sawah ladang, bahu jalan ambrol.

Pagi di jumat yang cerah itu, aku masih berada di Ngantang, menjaga ibu yang habis sakit.  Rencanaku akan pulang bila adikku Ida sudah datang dari Malang, kami gantian jaga ibu ceritanya.  

Ternyata, kakakku datang siang-siang, dan tidak biasanya dia datang ke rumah ibu siang-siang begitu.  Akupun segera bersiap pulang ke Malang, karena sudah ada kakak yang menjaga ibu.

Sepanjang perjalanan ke Malang, cuaca cerah, hatikupun cerah karena segera bertemu kekasih dan anak-anak kami setelah berpisah 2 hari.  Sungguh tak kusangka kepergianku ke Malang siang itu merupakan proses 'evakuasi' Allah atas diriku dari sebuah bencana besar yang terjadi pada sore selepas kepergianku ke Malang.

Jadi ingat kisah Nabi Luth yang pergi dari daerah bencana azab dengan petunjuk wahyu Allah, tak lama setelah kepergian beliau, bencanapun turun memusnahkan umat yang berdosa. Serupa tapi tak sama ...., selepas kepergianku , bencana itu terjadi ..... 

Aku  ke Ngantang lagi hari Minggu karena keponakanku lamaran, jalan masih rawan dilewati, banyak tentara bekerja bakti membetulkan jalan yang ambrol.  Sepanjang jalan dari Pujon ke Malang kusaksikan kerusakan parah yang membuat hati begitu miris.

mobil musti ngantri satu satu seusai bencana banjir bandang, lihat badan jalan yang terkikis.

Sampah yang nyangkut di pepohonan dan di pinggir jalan membuatku melongo, jadi segini tingginya banjir dan segini  hebatnya amukan air bah. Ada lebih dari 10 titik kerusakan, ini adalah banjir terparah di Ngantang sepanjang yang aku tahu.

Selama ini, pemandangan dari Batu ke Ngantang adalah pemandangan yang sulit untuk dilewatkan karena indah sekali.  Hutan pinus, bukit, gunung, sungai berbatu, air terjun, sawah ladang, semua tersaji elok di kanan kiri jalan, memanjakan mata. Semua itu mendadak terhapus dalam sekejab, kini yang terlihat adalah alam yang terluka.

Belum lagi pulih luka alam akibat banjir bah, sudah ditimpa lagi dengan bencana berikutnya yaitu letusan gunung Kelud.  Setelah dari dalam bumi air mengamuk, menyusul dari langit turun hujan pasir dan kerikil, oooh ..... Allah, ampuni saja bila kami berdosa, tak sanggup memikul hukumanMu.

"Orang yang bertakwa pasti diselamatkan Allah, jangan khawatir", kata suamiku. Ya, itulah yang tertulis di al quran.  Persoalannya, apakah diri ini sudah cukup bertakwa ?  yang ciri-cirinya adalah orang yang bisa menahan amarah, yang bersedekah dalam lapang dan sempit, yang berbuat kebaikan, yang membalas kejahatan dengan kebaikan , yang selalu memaafkan dan berlapang dada, yang sabar , yang ........ tapi yang pasti, Allahlah yang menggerakkan kaki kakakku untuk pergi ke rumah ibu di siang hari Jumat tgl 31 januari 2014, sehingga aku bisa berlalu sebelum bencana terjadi.

Semua hal terjadi karena kasih sayang Allah, bukan karena amal ibadah kita.  Tapi segala bencana terjadi, karena manusia mendurhakaiNya.

Allah, terimakasih atas segala perlindungan dan kasih sayangMu.  Lindungi pula kami dari sifat-sifat yang tercela yang membuat murkaMu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar