Minggu, 10 Juli 2011

Shalat Untuk ......

Seorang teman bertanya padaku ; "Usia ibu berapa?"
Kujawab empat puluh empat tahun. Lalu dia berkata, bila masa baligh dihitung sejak sembilan tahun, berarti total umur ibu yang harus dihisab adalah tiga puluh lima tahun. Berapa kalikah ibu meninggalkan shalat selama itu?

Aku tersenyum lebaaar karena...... jujur aku tidak tahu, harus menjawab apa..... pernah aku tulis di postingku yang berjudul "Cinta Terenak Yang Pernah Kurasakan".
Disitu aku menulis, ada banyak faktor yang menggerakkan manusia untuk berbuat sesuatu.
Ada manusia yang bergerak karena rasa takut, seperti takut neraka, takut hisab, takut dimarahi, takut ditinggalkan, takut ditelantarkan....
Ada manusia yang bergerak karena iming-iming hadiah, seperti pahala, limpahan rejeki dari langit dan bumi, bidadari, surga....
Ada manusia yang bergerak karena dorongan cintanya

Yang aku ingin capai dari diriku sendiri,  shalat adalah sebuah kerinduan, dzikir adalah hiasan cinta, mentaatiNya adalah kesenangan, menyebarkan rahmatNya adalah kenikmatan.....  Puncak acaranya adalah bertemu dengan Allah di akhirat dalam keadaan yang diridhaiNya.

Apakah aku tidak takut neraka? Hooo... takut bangets, wong sama api di dunia ini saja aku takut.
Apakah tidak takut padang maghsyar, hisab dll ? Takuut lah....
Tapi bergerak karena mencintai itu kurasakan lebih nikmat, lebih bahagia, lebih nyaman, lebih enjoy deh.

Bila aku bertanya tentang shalatku, maka pertanyaannya menjadi :
Apakah hatiku segera tergerak dengan penuh kerinduan saat adzan berkumandang? Sudahkah kubertemu Allah di tiap takbir dan sujudku? Apakah aku termasuk orang yang lalai dari shalat, hingga ragaku di atas sajadah sedang pikiran dan batinku berada di tempat lain? Nikmatkah cara shalat seperti itu? Sudah seberapa pasrahkah jiwaku saat ruku' dan sujud di hadapanNya? hingga selepas shalat aku bisa merasakan kebahagiaan yang hanya diberikan olehNya kepada orang yang khusyu'dalam shalatnya.

Bagiku shalat adalah sebuah perjalanan suci menuju tempatNya, tempat terindah yang merupakan tujuan terakhir perjalanan ini.  Bila saat aku masih kecil dulu, shalatku karena takut neraka, saat remaja shalat karena menggugurkan kewajiban, saat dewasa shalat karena kebutuhan, maka di saat 'senja' begini shalat adalah sebuah kenikmatan, kerinduan dan kecintaan.

Shalat adalah pulang kepada Allah.
Ibarat kita datang kepada Allah dalam keadaan dahaga jiwa, lalu Dia melimpahi kita dengan air kesejukan.  Ibarat sebatang pohon kering yang hampir mati, lalu Dia menyiramnya dengan air kehidupan.
Shalat adalah perjalanan menuju bahagia.
Di titik ini, surga atau neraka menjadi nomor sekian...karena segala keputusanNya adalah kebahagiaan bagi hati yang mencintaiNya.

Karenanya, bila aku menyuruh anak-anak shalat, aku sering mengatakan begini," Shalat dong sayang, untuk berterimakasih sama Allah karena sudah memberimu banyak kenikmatan.... (akupun memerinci banyak hal yang telah Allah limpahkan padanya)".  Maksudku mengatakan demikian, karena ingin membangunkan cinta mereka kepada Allah, kuingin mereka beribadah karena cinta. Kuingin mereka mengerti, betapa sayangnya Allah pada mereka, sehingga Allah menciptakan kewajiban shalat, karena Allahpun rindu dan ingin bertemu dengan hambaNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar